Be Peaceful

877 93 2
                                    

Perang berakhir.

Perjanjian damai sedang dilakukan.

Para penguasan kembali menarik pasukan. Kedua belah pihak berkumpul dalam meja yang sama dalam perjanjian perdamaian.

Leonardo ditemani Elizabeth dalam sebuah rapat diskusi bersama Raja Houssenberg. Namun, siapa yang tahu bahwa rapat yang terjadi bukanlah dipimpin oleh kedua raja namun oleh seorang ratu.

Elizabeth memberikan beberapa persyaratan dalam perjanjian perdamaian. Beberapa hal sangat memberatkan pihak lawan namun tidak ada yang ingin mengalami nasib naas beriringan tatapan maut raja musuh yang memberikan tatapan sangat tajam. Mereka akan segera menemui kematian jika menolak persyaratan sang ratu.

Ada beberapa poin besar dalam perjanjian perdamaian yang dicetuskan oleh Eliza. 

Poin pertama, wilayah Houssenberg yang telah dikuasai Kerajaan Moonnariggh dalam peperangan akan menjadi bagian dari Kerajaan Moonnariggh tanpa menghilangkan hak-hak warga sipil Houssenberg dalam wilayah tersebut.

Poin kedua, Kerajaan Houssenberg bertanggungjawab untuk membiayai seluruh kerusakan akibat peperangan.

Poin ketiga, Kerajaan Houssenberg membayar finalti dengan jangka waktu tiga puluh tahun.

Poin keempat, Kerajaan Houssenberg harus menyerahkan Putra Mahkota dan menjadi tahanan Kerajaan Moonariggh sesuai hukum berlaku Kerajaan Moonariggh.

Poin kelima, Kerajaan Houssenberg dilarang beraliansi dengan pihak mana pun untuk menyerang Kerajaan Moonariggh. Sebagai sanksi jika seluruh poin dilanggar adalah Kerajaan Moonariggh akan melakukan invasi dan menguasi Kerajaan Houssenberg secara keseluruhan.

Raja Houssenberg menghela nafasnya dalam. Dia hanya dapat menyetujui semua persyaratan tanpa terkecuali. Bagaimana pun, pelaku utama dalam peperangan adalah penyandraan seorang ratu oleh putranya sendiri.

"Semua ini telah disetujui. Jadi, aku berharap kau beserta kerajaanmu menepatinya." Ucap Eliza dengan tegas. Bahkan sepertinya, Kerajaan Moonariggh telah menciptakan tirani lain selain rajanya sendiri.

"Selain itu, untuk pengadilan anakmu. Jangan pernah berharap untuknya kembali." Sambung Eliza.

Setelah rencana B Eliza dilaksanakan. Bersamaan dengan pengepungan Ivan oleh kerajaan Houssenberg. Saat ini, Ivan berada dalam tahanan bawah tanah Kerajaan Houssenberg. Setelah perjanjian telah disetujui, Ivan menjadi tahanan Kerajaan Moonariggh beserta pemberlakuan hukum sesuai Kerajaan Moonariggh.

Heleiya mengangguk, "Tentu, Yang Mulia."

Eliza terdiam sesaat, kemudian dia berkata, "Kau pria baik. Hanya saja kau mendapatkan kesialan dari anakmu."

"Terima kasih, Yang Mulia. Saya turut andil karena tidak dapat mendidiknya dengan baik." Ucap Heleiya.

"Baik. Setelah ini rapat perjanjian perdamaian selesai." Ujar Eliza.

Tidak membutuhkan waktu yang lama. Eliza dan Leon kembali pulang ke ibukota. Selama perjalanan, warga sipil bersorak bahagia. Mereka menyambut pasukan raja dan ratu membuat hingar bingar seluruh wilayah ibukota. Parade diadakan, pesta rakyat dimulai, seluruh warga merayakan kemenangan.

Eliza tersenyum memandang jendela kereta kuda. Pemandangan yang membuatnya kagum, melihat seluruh rakyatnya tersenyum dan tertawa serta menari bersamaan. Sebagian besar dari mereka, berbaris menyambutnya beserta rombongan besar yang akan memasuki wilayah istana kerajaan.

"HIDUP YANG MULIA RAJA! HIDUP YANG MULIA RATU! HIDUP YANG MULIA RAJA! HIDUP YANG MULIA RATU!"

Orang-orang bersorak menyebutnya. 

"Ck, harusnya mereka tidak perlu bersorak untukku juga." Gumam Eliza sedikit terharu.

Leon menatap Eliza yang tengah menikmati sebuah pemandangan lautan juta manusia yang sedang menyambut mereka. Sepertinya, ini pertama kalinya dia melihat mata berbinar istrinya seperti ini. Apakah dia benar-benar lupa untuk mengajaknya berkencan? Mungkin, dia harus melakukannya suatu saat.

Rombongan raja telah sampai di pelataran istana. Semua penghuni istana menyambut kedatangannya.

"Selamat datang, Yang Mulia Raja, Yang Mulia Ratu." Sambut para petinggi dan pelayan menyambut mereka.

Setelahnya mereka menuju balkon dengan sebuah pengeras suara. Rakyat yang telah berkumpul menunggu kalimat kemenangan dari raja.

Leon dan Eliza berdiri berdampingan. Leon memegang erat tangan sang ratu memberikan sedikit kejutan bagi seluruh rakyat yang menyaksikannya. Leon memberikan beberapa kalimat kemenangan. Membuat seluruh rakyat bersorak gembira. Eliza tersenyum hangat, dia begitu menyukai pemandangan suka cita yang telah ia lihat. Rasanya dadanya begitu hangat, mungkinkah dia telah meresapi rasa cintanya untuk Kerajaan Moonariggh?

Setelah kalimat kemenangan selesai. Leon menarik Eliza untuk pergi ke istananya. Tidak ada tanda tanya dari Eliza, dia hanya mengikuti dan sembari bernostalgia setelah sekian lama ia dapat berkunjung ke istana megah raja.

Namun, perasaan damai dan tenang Eliza hanya  terasa beberapa saat. Ia menelan ludah setelah dirinya sadar bahwa Leon membawanya ke sebuah ruangan yang pernah menjadi ingatan buruk baginya.

"Kenapa dia membawaku ke sini?!"

Keringat mulai bercucuran pada pelipisnya. Dia menegang melihat bahwa pria itu benar-benar membawanya ke dalam ruang pribadi raja.

"Ini tidak mungkinkan." Pekiknya membatin.

Leon menyuruh seluruh pelayan dan penjaga untuk pergi dari sekitar kamarnya.

"KALIAN JANGAN PERGI!" Teriak Eliza dalam hati. Ia mengepalkan tangannya erat. Ia berharap apa yang ia bayangkan tidak akan pernah terjadi.

Leon dengan cepat mengunci pintu kamarnya. Ia menarik Eliza hingga tepi kasur dan mendorongnya pelan.

Leon berbisik tepat di samping telinganya, ia berkata, "Kita lanjut apa yang pernah kita tunda."

Mata Eliza membulat sempurna. Dia ingin tetap tenang namun setelah sentuhan lembut pada tubuhnya. Dia tidak bisa untuk tetap tenang!

"Le-Leon... Bi-bisa kita tunda na-nanti saja?" Eliza terbata-bata. Dalam matanya, ia seakan sedang berhadapan dengan singa buas yang sudah tak tahan untuknya berkawin. 

"Aku mulai." Sebuah kalimat yang membuat Eliza menjerit dalam hati.

"TIDAKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK!"


Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang