Persiapan Berperang

2.4K 287 4
                                    

Aaron POV

Sudah tiga hari dari peristiwa di mana aku menginap di ruang kerja Leon. Dan yang membuatku terkejut, pada hari itu juga mereka mengerjakan apa yang aku sarankan untuk mencegah kekeringan. "Leon begitu cepat.."Batinku saat Cain memberitahuku. Lalu, aku berencana untuk pergi ke desa Lyuwon untuk melihat keadaan di sana, salah satu tempat yang diprediksikan akan mengalami kekeringan. Aku tidak pergi sendiri, kalian sudah tahu bahwa Leon juga akan ikut serta dalam perjalananku ke desa Lyuwon. Tidak hanya Leon, aku juga mengajak Lucas setelah dokter memberikan izin bahwa Lucas bisa dibawa untuk perjalanan jauh.

"Yang mulia, untuk perjalanan besok, anda harus menyamar bersama Yang mulia raja dan Yang mulia putra mahkota demi kebaikan semua."Papar Cain.

Aku menghela nafas, aku paham sekali bahwa sebagai keluarga kerajaan, anggota kerajaan tidak bisa bebas mengunjungi begitu saja, ancaman bahaya selalu mengelilingi itu yang dikatakan Cain.

"Tuan Bastilion, Yang mulia raja memanggil anda."Ucap seorang pelayan pria mendatangi kami dan tak lupa memberikan hormat kepadaku.

Cain mengernyit, "Yang mulia raja? "Gumamnya yang terdengar olehku, "Baiklah."

"Yang mulia ratu, saya mohon undur diri untuk memenuhi panggilan Yang mulia raja."Ucap Cain.

Aku mengangguk, "Pergilah. Yang mulia pasti sedang membutuhkanmu."

Cain pergi setelah pamit dan aku kembali ke kamarku untuk memeriksa barang-barangku yang akan ku bawa besok selama perjalanan. Aku melihat Lucas yang sedang bermain dengan Han, ternyata ia sudah bangun tidur siang dan bagus sekali tidak menangis. Aku mengecek satu per satu setiap barang, yang paling penting perlengkapan Lucas harus lengkap.

Sesaat setelah menyelesaikan cek dan ricek, Cain kembali datang dan menemuiku di dalam ruanganku setelah aku memberikan izin untuknya masuk. Cain terlihat ingin mengatakan sesuatu namun ia ragu. "Kenapa ya?"

"Ada apa?"Tanyaku terlebih dahulu karena sudah tidak sabar ingin mencerca berbagai pertanyaan mengapa dia terlihat ragu-ragu.

"I-itu.. Maksud saya, Yang mulia.. Perjalanan ke desa Lyuwon dibatalkan."Jawabnya.

Aku mengernyit, "Dibatalkan? Apa ada sesuatu?"Tanyaku.

"Benar, Yang mulia. Yang mulia raja minggu depan akan melakukan perjalanan untuk.."Cain menghentikan kalimatnya yang membuatku tambah penasaran, "Untuk apa? Apa Yang mulia raja akan bepergian ke suatu tempat?"

"Lebih tepatnya untuk melakukan perang, Yang mulia. Sehingga Yang mulia raja harus mempersiapkan berbagai hal saat ini."Tandasnya.

"Perang? Dengan kerajaan mana?"Pikirku.

"Kalian akan menghadapi kerajaan mana?"Tanyaku kepada Cain.

"Kerajaan Olirian, Yang mulia ratu."Jawaban Cain membuatku teringat sesuatu mengenai Olirian, "Apa ya? Kok rasanya tidak asing dengan nama itu."Batinku.

Aku terlarut dalam lamunan mengenai Olirian, "Kayaknya ada hubungannya deh sama novel ini, tapi aku lupa."Pikirku.

"Wait.. Olirian.."Seketika otakku cemerlang, "Olirian! Kerajaan yang akan dihancurkan dan.."Aku terbebelak, "Karakter utama wanita!"Pekikku tanpa sadar membuat Cain terperangah.

"Yang mulia?"Cain terlihat bingung menatapku.

"Ah, maafkan aku, aku rasa aku sedang terpikirkan cerita yang ku baca sebelumnya."Jelasku yang tentu bohong, em.. tidak bohong semua sih.

"Kenapa aku bisa lupa nama kerajaannya sih? Padahal itu hal penting!"Pekikku dalam hati.

"Tuan Bastilion.."Panggilku.

"Yang mulia, panggil saja Cain, Yang mulia beberapa waktu terakhir sudah memanggil saya Cain, Yang mulia."Jawabnya.

"Baik, Cain. Aku ingin menanyakan suatu hal."

"Silahkan Yang mulia ratu."

"Kapan Yang mulia raja akan pergi lebih tepatnya hari apa?"

"Hari rabu minggu depan, Yang mulia ratu."

"Berapa banyak pasukan yang dibawa?"

"50 ribu, Yang mulia ratu."

"Hanya 50 ribu untuk berperang dan menguasai kerajaan Olirian?"

"Berapa lama perjalanan ke sana?"

"Satu bulan jika meminimalkan waktu istirahat, Yang mulia ratu."

"Lalu setelah berperang, kalian akan berperang lagi?"Tanyaku yang kepo sekepo-keponya.

Cain memandangku sekilas, "Itu, saya belum tahu pasti Yang mulia ratu. Namun, yang saya tahu, Yang mulia raja hanya ingin menguasai benua ini dan tidak berniat menguasai benua lain. Jadi, sepertinya ini perang terakhir untuk memperebutkan wilayah."Terangnya.

"Mengapa Yang mulia raja hanya ingin menguasai benua ini?"

"Itu.. Saya tidak tahu pasti. Namun, menurut sejarah, Kerajaan Moonnariggh adalah kerajaan yang paling muda dan merupakan kerajaan kecil di benua ini. Namun, semenjak raja sebelumnya masih berkuasa, mulai melakukan ekspansi wilayah dan berkembang sangat pesat saat dikuasai oleh raja saat ini. Mungkin, Yang mulia raja ingin menjadikan kerajaan Moonnariggh kerajaan terbesar dan satu-satunya di benua ini."Jelas Cain.

"Cerita ini tidak pernah dijelaskan dalam novel."

"Lalu, jika kalian memang sudah banyak menguasai kerajaan di benua ini, mengapa tidak berubah menjadi kekaisaran?"Tanyaku lagi yanh mulai bertanya kemana-mana.

"Itu.. Yang mulia raja tidak menginginkannya."Jawabnya.

"Cain, apa kamu juga diminta ikut serta?"Tanyaku memandang Cain.

"Itu.. Benar Yang mulia."Cain menunduk.

"Baiklah, kamu harus berhati-hati dan pulang dengan selamat."

He he he maafkan untuk chapter ini pendek ^^

Maaf juga baru up karena sibuk untuk akhir semester kuliah he he he

Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang