Perjamuan

2.7K 369 21
                                    

Hari H tiba. Pagi ini, rombongan perwakilan kerajaan Huouseenberg telah sampai di istana kerajaan. Pagi hari adalah penyambutannya, namun Aaron hanya diminta datang saat perjamuan malam.

Saat malam hari tiba, acara perjamuan diadakan. Aaron merasa jantungnya berdegup kencang saat ia harus bertemu orang-orag asing. Jasa penerjemah sudah ada di belakangnya.

"Selamat malam, Yang mulia raja dan Yang mulia ratu. Semoga Tuhan melindungi Yang mulia raja dan yang mulia ratu."Aaron mendengarkan seseorang memberikan salam ia langsung teringat, "Ini bahasa prancis."

"Selamat malam Yang mulia mahkota, Putri, dan para perwakilan semuanya."

Seorang penerjemah menerjemahkan apa yang dikatakan oleh Aaron.

"Ini memang bahasa prancis."Batinnya.

"Apakah anda Yang mulia ratu? Anda begitu cantik."Seorang pria bersurai merah memuji Aaron. Saat sang penerjemah mendekat untuk menerjamahkan, Aaron memberikan tanda bahwa ia tidak membutuhkan jasa penerjemah.

"Benar, saya Elizabeth Fletzlingen, ratu kerajaan Moonariggh."Jawab Aaron.

Semua orang terkesiap, tidak menyangka bahwa sang ratu dapat berbicara dalam bahasa mereka. Sang raja pun cukup terkejut meski ia sembunyikan dengan sikap dinginnya.

"Saya tidak tahu jika Yang mulia ratu dapat berbicara bahasa prenzch, bahasa ibu kerajaan kami."Ujar pria itu mengecup punggung tangan Aaron.

"Apa-apaan ini?!!!"Pekik Aaron dalam hati.

"Saya pernah mempelajarinya."

"Aksennya juga mirip Yang mulia ratu, ah.. saya lupa memperkenalkan diri. Saya Vanedict dot Alfonso Rumois, putra mahkota kerajaan Huoussenburg. Panggil saja Ivan."

"Senang bertemu dengan anda, Yang mulia putra mahkota."

"Panggil saja, Ivan Yang mulia ratu. Saya lebih nyaman jika Yang mulia memanggil dengan nama saya."

Aaron hanya tersenyum.

Acara perjamuan pun dimulai.
Saat acara perjamuan, para hadirin melaksanakan makan malam. Setelah itu ada beberapa penampilan, dari tari, iringan alat musik, berpuisi, hingga sampai di rangkaian terakhir acara.

Aaron melihat para pelayan terlihat gusar. Lalu, Aaron meminta izin untuk pergi ke toilet, namunn sebenarnya ia ingin menanyakan mengenai apa yang terjadi hingga mereka terlihat seperti itu.

"Ada apa kepala pelayan?"Tanya Aaron.

"Yang mulia, pianis yang akan tampil, ia terjatuh di tangga. Ia tidak bisa tampil, padahal ini adalah rangkaian hiburan terakhir."Jawab kepala pelayan.

"Lalu, pianis itu? Apa dia sudah diobati?"Tanya Aaron.

"Dokter sedang memeriksanya, ia jatuh saat akan memasuki tempat perjamuan."

Aaron menghela nafas, "Tenang kepala pelayan, aku bersedia untuk menggantikannya."Jawab Aaron.

"Ta-tapi Yang mulia?!"

"Bilang saja, rangkaian terakhir persembahan istimewa dariku untuk para perwakilan kerajaan Huoussenburg."

"... Ayoo."

"Yang mulia, apa Yang mulia sudah menyiapkan lagu apa yang akan ada bawakan?"

"Tenang saja."

"Meski aku hanya tahu lagu dari duniaku saja."

Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang