Perjalanan menuju Olirian tinggal seminggu lagi sebelum mereka benar-benar sampai di sana. Leon memasuki tenda yang telah dibangun untuk peristirahatannya sebelum kembali lagi melakukan perjalanan.
"Ibu lihat! Aku membuat perahu dari kertas!"Ucap anak kecil dengan semangatnya menunjukkan hasil ciptaannya kepada wanita yang tengah duduk sembari menyulam sebuah sapu tangan.
Wanita bersurai hitam legam itu menghentikan pekerjaannya dan memilih untuk memusatkan perhatiannya kepada anak laki-laki yang dengan semangatnya berlari ke arahnya membawa sebuah perahu dari kertas.
"Bagus sekali, Leon. Kamu sangat hebat!"Wanita itu tersenyum dengan cerahnya dan memegang karya dari anak sulungnya yang sudah mengharapkan elusan lembut di kepalanya.
Wanita itu mengelus lembut dan mencium pucuk kepalanya dengan penuh kasih sayang. Anak laki-laki yang mendapat hadiah istimewa dari seseorang yang sangat ia cintai tersenyum lebar tidak dapat menutupi kebahagiaannya.
"Ini semua karena Ibu! Ibu yang mengajarkan Leon hingga Leon bisa membuat perahu kertas!"Serunya lalu memeluk wanita cantik di hadapannya.
"Anak Ibu memang hebat!"Wanita itu tersenyum dan membalas pelukan erat dari anak laki-lakinya.
"Aku sayang ibu!"Ucapnya menenggelamkan kepalanya dengan sedikit gerakan lembut dalam pelukannya.
"Ibu juga sangattt menyayangimu, Leon."Kata-katanya membuat anak laki-laki itu semakin terhanyut.
"Ibu, jangan pernah meninggalkan Leon sendirian ya."Cicitnya.
Dagu wanita cantik itu menopang di atas kepala sang anak lembut, "Tentu saja, Sayang.. Ibu tidak akan pernah meninggalkanmu."
Leon terbangun dan memijat pelipisnya, "Mimpi masa lalu lagi.."Batinnya.
Leon bangun dan mendudukkan tubuhnya di samping ranjang sebelum akhirnya berdiri dan pergi ke luar tenda. Pengawal yang berjaga di depan pintu tenda dengan cepat memberikan hormat saat Leon membuka tirai.
"Salam hormat bagi Yang mulia raja."
Leon meleos pergi ke tenda yang tak jauh dari tenda tempatnya beristirahat untuk melakukan rapat pagi dengan jajarannya.
Cain dan Robert yang turut hadir beserta para jajarannya memberikan salam hormat kepada Leon. Leon duduk di tempat yang telah disediakan dan mulai membuka rapat pagi ini.
Setiap orang saling memberikan opini mereka dalam berstrategi dan rencana ke depannya. Leon mendengarkan satu per satu apa yang mereka ucapkan. Sang ahli strategi yang tak lain adalah Duke Fletzlingen pun memberikan masukannya.
Duke Fletzlingen selain ia bangsawan kelas tinggi, ia tak cuma-cuma diberikan gelar tersebut. Gelar tersebut diberikan saat awal berdirinya kerajaan atas kerja keras dari leluhurnya dalam membangun kerajaan Moonariggh. Oleh sebab itu, mengapa Eliza bisa mengikuti seleksi dan terpilih. Selain dari poin tertinggi penyeleksian, tentu histori dan kekuatan nama keluarganya menjadi pertimbangan.
"Tiga hari ke depan, pemberontakan akan segera terjadi di kerajaan Olirian. Oleh karena itu, fokus mereka mereka akan terbuyarkan sebelum terjadinya peperangan. Para pemberontak yang sudah terprovokasi saat ini sedang melakukan strategi yang dipimpin oleh penyusup kita. Strategi yang mereka gunakan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Yang mulia raja. Orang-orang yang menyusup di istana kerajaan juga sudah mengatakan bahwa mereka sudah siap melakukan misinya."Jelas Duke Fletzlingen bernama Caesar.
Leon yang mendengarkan paparan Caesar memberikan kalimat penutup.
"Kemenangan bagi kerajaan Moonariggh."
Para partisipan memberikan suara semangat mereka dan mengacungkan tangan kanannya yang mengepal.
"Kemenangan bagi kerajaan Moonariggh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Become A Queen?
RomanceSemua ilustrasi dari pinterest Kesamaan alur, cerita, tokoh, dan tempat, murni ketidaksengajaan Ketika seorang pemuda tak berkekurangan bereinkarnasi menjadi seorang ratu sebuah kerajaan besar dan bersanding bersama seorang raja tiran yang ditakuti...