Hi..
Aku ingin meminta maaf kepada readers semua karena sudah tidak update lebih dari dua bulan. Dari awal tahun harus disuguhi dengan keindahan di semester genap :)
Buat semuanya terima kasih sudah membaca dan mengapresiasi ceritakuPerjalanan panjang senantiasa menanti sang ratu pagi ini. Leon yang tengah sibuk dengan berbagai agenda tak bisa melepas kepergian ratu. Namun sang ratu tidak ingin mengomentarinya. Ia tidak ingin terlibat dengan pertengkaran lain dengan raja.
Di tengah perjalanan yang tak jauh dari istana prefektur Harbor. Kelompok ratu dihadang oleh dua orang pria bongsor dengan tudung jubah yang menutupi kepalanya. Para ksatria dengan sigap menahan mereka demi keamanan sang ratu.
Salah satu pria menurunkan tudungnya, "Turunkan senjata kalian." Suara cukup berat itu menginterupsi dan memberi perintah.
Para ksatria seketika terkejut ketika pria itu menurunkan tudungnya.
"Je-Jenderal!"
"Kalian masih mengingatku ternyata." Jawabnya datar.
"Tentu saja, Jenderal. Anda adalah kaki tangan raja ke-15." Ujar salah seorang ksatria. Namun lagi-lagi matanya membulat.
"Jenderal, apa pria di belakang anda.." Kalimatnya terhenti bahkan tangannya bergetar.
"Ya. Beliau raja ke-15." Jawaban datar dari sang Jenderal membuat para ksatria langsung memberikan hormat.
Pria di belakang Jenderal seketika membuka tudungnya dan menepuk jidat.
"Kalian semua. Berhenti memberiku hormat seperti itu. Aku bukan raja kalian lagi." Komentarnya.
"Ti-tidak, Yang Mulia."
"Kalian mengkhianati raja hah? Yang kalian harus panggil mulia itu raja bukan aku!" Ketusnya.
"Aarghh.." Ia terlihat kesal dan berjalan menuju kereta kuda.
"Anakku ada di dalamkan?" Tanyanya lalu tanpa izin ia membuka pintu kereta.
"Itu--"
Brakkkk
Belum sempat ksatria itu menyelesaikan kalimatnya, pria tersebut sudah membukanya terlebih dahulu dengan kencang.
"Hah!! Brengsek mau kemana?!" Teriak pria itu dengan seringaian lebar dari wajahnya.
Alisnya beradu melihat bukan orang yang ia maksud yang ada di dalam kereta kuda. Ia menatapnya tajam memerhatikan seorang wanita muda bersurai kuning sedang duduk dengan tatapan heran.
"Eh? Kamu siapa?" Tanya pria itu menunjuk wanita di hadapannya.
"Aku Elizabeth." Jawab Aaron masih memandang pria itu penuh heran.
"Elizabeth?" Pria itu terlihat sedang memikirkan sesuatu, "Kamu Elizabeth Fletzlingen anak pendek itu?" Tebaknya.
"Anak pendek itu?" Batin Aaron.
Aaron hanya mengangguk.
"Eh? Beneran?! Kamu benar-benar anak itu?! Eh? Eh? Eh?!" Mata pria itu membulat tak percaya.
Aaron memberikan senyuman tipis. Ia sebenarnya bingung harus menanggapinya seperti apa. Bahkan ia tak tahu siapa pria di hadapannya. Pria bersurai merah yang sedang berdiri tak jauh darinya terlihat asing untuknya. Sepertinya ini pertama kali ia melihat pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Become A Queen?
RomansaSemua ilustrasi dari pinterest Kesamaan alur, cerita, tokoh, dan tempat, murni ketidaksengajaan Ketika seorang pemuda tak berkekurangan bereinkarnasi menjadi seorang ratu sebuah kerajaan besar dan bersanding bersama seorang raja tiran yang ditakuti...