Attacked

1.7K 224 18
                                    

Author POV

Para ksatria bergegas berdatangan menuju lokasi penyerangan di halaman belakang vila keluarga Stvylin. Tak sangka penjagaan yang mereka longgarkan atas perintah sang ratu karena tak nyaman selalu dikelilingi mereka membuat celaka sang ratu sendiri untuk menyelamatkan putra mahkota.

Isakkan tangis Irene dan Han tak dapat berhenti hingga tubuh mereka linglung lemas akibat terlalu lelah menangis dan meringis dengan keadaan ratu. Irene terus menyalahkan dirinya karena ia yang menawarkan sang ratu untuk mengunjungi rumah kaca di vilanya.

Para wanita bangsawan turut berduka atas musibah yang dialami wanita kasta tertinggi di kerajaan. Para dokter yang bertugas dalam perburuan bergegas untuk menangani pendarahan Eliza yang melimuri gaun cantiknya.

"TOLONG SELAMATKAN YANG MULIA!"

Seru Irene meringkih lemas di sofa yang tak jauh dari ranjang Eliza.

Tak perlu waktu lama, dokter-dokter berusaha untuk menghentikan pendarahan yang tak kunjung henti dari tubuh Eliza. Semua berharap bahwa sang ratu selamat dan kembali pulih.

•••

"APA?! GAGAL?!" Decakkan kesal terlontar dari bibir manis seorang wanita yang tengah menghias diri di ruangannya. Ia menggebrak dengan keras meja rias dan menyapu barang di atasnya hingga berjatuhan ke lantai.

"MEREKA SANGAT TIDAK BERGUNA!" Hardiknya dengan matanya memerah nyalang.

Ia menjambak rambut pelayannya dengan kencang dan membenturkannya ke lantai.

"AKU MEMINTA MEREKA MEMBUNUH BAYI ITU BUKAN RATU!" Gertaknya dengan wajah merah padam.

'Padahal ini kesempatan bagus!' Serunya dalam hati lalu mengelap tangannya akibat sentuhan langsung dengan rambut menjijikkan pelayannya, menurutnya.

"BERESI SEMUA PRAJURIT TAK BERGUNA ITU SEGERA!"

Perintahnya mengancam membuat pelayannya menelan ludah dan bergetar.

"B-baik, Nona Sophia."

•••

Seorang ksatria memberikan informasi keadaan ratu kepada Cain yang sedang menebas binatang buruannya. Matanya membulat dan mulutnya menganga mendengar kabar yang ia terima.

"JANGAN BERCANDA!"

Ucapnya dengan nada tinggi memarahi bawahannya.

"Saya tidak bercanda, Kapten." Jawab seorang ksatria tanpa ragu disertai balasan mata tajam dari Cain.

Cain menyuruhnya pergi dan ia bergegas untuk menemui Leon yang berpisah sejak pertengahan perburuan. Leon memilih ke pedalaman hutan yang dipenuhi binatang buas untuk ia bawa sebagai hasil perburuan. Tak ada yang berani untuk memasuki ke zona merah sepertinya kecuali dirinya yang senang menantang maut.

Klotak klotak

Cain menyelusuri ke dalam zona merah hutan di batasi dengan bendera merah dan kawat besi yang memanjang. Ia masuk setelah melihat gembok besi yang dibobol yang tak lain oleh rajanya sendiri. Untung saja tak ada tanda-tanda hewan buas memasuki wilayah kuning. Sangat bahaya jika binatang buas itu hingga menuju tenda dan vila utama.

Slash slash slash

Suara gemerincing darah bersimbah di tanah. Kepala-kepala utuh yang terpotong di tata rapi di sampingnya. Baju perburuannya sudah penuh dengan noda darah dari binatang yang ia tebas. Warna matanya yang terdorong akan gairah perburuan menjadi keemasan seutuhnya.

Cain mendekat dan turun dari kudanya. Ia memandang tubuh sang raja yang membelakanginya.

"Leon.." Panggil Cain gelisah.

Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang