No Trace

1.2K 130 2
                                    

Eliza melangkahkan kakinya di sebuah jalanan setapak di tengah malam dan mengikat tali kuda di salah satu pohon rindang di sisi jalan. Merasa semua telah aman, ia pergi menuju sebuah bar yang dulu sempat ia datangi untuk mencari informasi mengenai organisasi prajurit bayaran. Setelah dua minggu menelusuri semua organisasi prajurit bayaran, tak ada satu diantara mereka mendapatkan pekerjaan yang berhubungan langsung dengan anggota kerajaan. Entah mereka berkata jujur atas pertanyaannya atau berusaha menjaga identitas pelaku yang memperkerjakan mereka. Namun, dia tak menyerah. Ia memutuskan kembali menuju organisasi rahasia biro jaringan informasi bawah tanah milik seseorang yang belum lama dikenalnya yaitu Vein.

Eliza menelusuri lorong remang bawah tanah setelah bertemu bartender dan berucap tentang sandi yang harus dia ajukan untuk menuju lorong bawah tanah menemui Vein. Seutas senyuman halus terpatri di wajah sempurna Vein melihat seorang wanita memasuki ruangan kerjanya. Tekstur halus dan mata biru laut milik wanita itu enggan terlepas dari ingatannya. Surai cokelat yang terbalut mengintip di balik tudung hitamnya. Kecantikan wanita ini meski sengaja disembunyikan tak dapat menutupi dari pandangannya. Sebait rasa suka akan kedatangannya menyambut wanita itu dengan uluran tangan. Kemudian dia berkata, "Selamat datang, Nona. Senang melihat Anda kembali di ruangan saya."

Eliza menyunggingkan senyuman tipis dan duduk di kursi panjang yang pernah ia singgahi dua pekan lalu. Tak ada hasrat menghabiskan waktu banyak di ruangan itu. Eliza mengajukan sebuah tugas kepada pria tersebut dan berucap, "Aku ingin bertanya sesuatu."

Mata Vein mengedip, senyuman lembut bertukar dengan seringaian tipis di wajahnya.

"Tentu, apa yang ingin Anda tanyakan, Nona?" Ucapnya menjawab dan memangku sebelah kakinya di atas kaki lainnya.

Eliza memberikan selembar kertas yang pernah diberikan Vein mengenai organisasi prajurit bayaran. Netranya menelisik dalam pria tersebut kemudian bertanya, "Aku ingin tahu sesuatu hal lain yang berkaitan dengan organisasi tersebut. Apakah ada organisasi lain selain yang Anda tuliskan di lembaran ini?"

Vein memicingkan mata melihat selembar kertas dengan tulisan sandi yang ia tulis oleh tangannya sendiri. Dia menanggapi pertanyaan Eliza dan berkata, "Di kerajaan Moonariggh hanya ada delapan organisasi prajurit bayaran. Tidak ada lagi selain yang aku tulis di lembaran itu."

Eliza menggigit bibir dalamnya ia belum menemukan petunjuk lain dari hasil investigasinya beberapa lama ini. Dia bertanya kembali pada Vein, "Selain organisasi prajurit dan pembunuh bayaran, apakah ada organisasi lain yang memperkerjakan pekerjaan seperti mereka?"

Vein diam sejenak kemudian menjawab, "Tidak ada. Terkecuali sebuah prajurit rahasia yang biasanya dimiliki para bangsawan."

Mata Eliza mengerjap, "Prajurit rahasia?"

Pria itu mengangguk dan menjelaskan, "Tidak ada lagi organisasi lain yang melakukan pekerjaan kotor seperti ini kecuali prajurit di bawah instruksi seseorang."

Tak dapat dipungkiri olehnya bahwa para patrician memiliki pasukan khusus yang berada dalam mandat mereka. Jika penyerangan yang terjadi adalah instruksi salah satu dari mereka. Pelik untuk menginvestigasi kasus ini. "Apa ada salah satu dari para bangsawan yang ingin melawan kuasa raja hingga mereka berani menyerang anggota kerajaan?"

Eliza menatap Vein dengan raut penuh tanda tanya, "Apakah Anda tahu mengenai penyerangan di acara perburuan musim dingin lalu?"

Vein mengernyih,"Tentu. Kejadian itu membuatku takjub. Ada yang begitu berani menyerang seorang ratu dan putra mahkota. Benar-benar berani."

Eliza menampilkan guratan tipis di dahinya, "Bagaimana menurutmu tentang kejadian itu? Apakah kamu memiliki asumsi siapa yang berani melakukannya."

Vein tergelak mendengar pertanyaan nonanya. Dia memukul pelan meja di hadapannya, "Untuk apa aku berkelut dalam masalah istana. Tidak menarik."

Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang