Eliza kembali tidak sadarkan diri. Setelah kejadian yang menimpanya akibat rasa panas yang menjalar di seluruh tubuhnya. Tak lama tubuhnya terkulai lemas hingga membuat Metty terkejut. Metty segera berteriak memanggil para pelayan dan ksatria untuk membantu sang ratu kembali ke kamarnya.
Sepasang mata menyampaikan berita ratu yang kembali pingsan kepada Leon. Leon yang sedang menemui utusan dari kerajaan lain terperanjat lalu mengakhiri pertemuan secepatnya.
Leon memerintahkan seseorang memanggil adiknya yang sedang melakukan penelitian di salah satu laboratorium istana kerajaan. Dia meninggalkan laboratorium begitu saja ketika seorang ksatria memintanya untuk datang atas perintah kakaknya. Saat ini dia sedang berusaha mencari tahu penawar untuk penyakit kakak iparnya. Namun sepertinya, penyakit itu telah berkembang lebih cepat daripada perhitungannya.
"Tsk." Panther berdecak kesal. Dia benar-benar tidak dapat diandalkan.
Setelah Panther sampai di ruangan pribadi Leon dan Eliza. Dia segera bergegas memeriksa kondisi Eliza. Denyutnya semakin melemah dan tubuhnya semakin kurus. Panther benar-benar takut apa yang sempat dia mimpikan benar-benar terjadi.
"Panther, bagaimana kondisinya?" Leon bertanya dengan datar namun Panther tahu bahwa kakaknya begitu khawatir.
Panther melepaskan tangannya dari tubuh Eliza setelah dia mencoba mendiagnosis tentang kondisinya.
"Kak, tolong perhatikan Eliza lebih baik lagi. Tubuhnya semakin melemah dan parah."
Leon menatap Panther nanar. Dia memastikan lagi bahwa diagnosis Panther salah. "Jangan bercanda. Periksa dengan benar apakah dia benar-benar semakin parah atau tidak. Dia sudah lebih baik dibandingkan dulu, Panther."
Panther terdiam sejenak. Dia pun sangat ingin mengatakan hasil itu daripada yang dia dapatkan sekarang. Namun, kondisi Eliza semakin lama semakin memprihatinkan.
"Kak, dengarkan aku." Panther menatap kedua manik kakaknya. Wajah pria itu begitu serius dan dia benar-benar gelisah pada kondisi istrinya.
"Perhatikan Eliza lebih baik lagi. Aku belum dapat menemukan penawar untuk mengobatinya. Tapi aku janji akan menemukannya. Tolong tunggu sebentar lagi, Kak."
Leon tidak dapat mendeskripsikan ekspresinya. Saat ini dia ketakutan. Dia begitu ketakutan akan kehilangan seseorang yang paling dia sayangi kedua kalinya.
"Panther, cepat temukan penawarnya." Lirih Leon menatap Panther kemudian bergantian menatap istrinya yang terbaring lemah.
Panther mengusap pundak kakaknya, "Pasti, Kak. Aku pasti menemukannya."
•••
Lavender's blue, dilly dilly,
Lavender's green
When you are king, dilly dilly,
I shall be queenWho told you so, dilly dilly,
Who told you so?
'Twas my own heart, dilly dilly,
That told me soEliza terbangun pada suatu taman di malam hari. Meskipun terlihat sedikit gelap namun dia melihat beberapa cahaya dari kunang-kunang yang berterbangan di sekitar taman. Selain cahaya kunang-kunang yang meneranginya, dia mendengar suara seorang wanita yang sedang menyanyi di taman.
"Eliza..."
Aaron mengingat suara tipis yang terdengar agak jauh dari posisinya yang terduduk di tanah. Dia menghampiri suara Eliza yang sedang bernyanyi hingga ke sekitar danau yang pernah dia singgahi dalam mimpi sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Become A Queen?
RomanceSemua ilustrasi dari pinterest Kesamaan alur, cerita, tokoh, dan tempat, murni ketidaksengajaan Ketika seorang pemuda tak berkekurangan bereinkarnasi menjadi seorang ratu sebuah kerajaan besar dan bersanding bersama seorang raja tiran yang ditakuti...