Tengah Malam

2.2K 248 8
                                    

Aaron POV

Aku terbangun ketika perutku merasa mual. Aku mengusap-usap perutku lembut dan menyenderkan tubuhku pada headboard ranjang.

"Mualku semakin lama semakin jadi deh.."

Aku coba membuat mensugestikan untuk menghilangkan rasa mualku.

"Aku tidak mual aku tidak mual.." Gumamku.

Tring

Tiba-tiba saja aku terpikirkan wewangian woody chypre yang menyerbak dalam hidung.

Aku mencoba untuk menghilangkan hawa keinginanku untuk menyium wangi woody chypre itu lebih dalam. Hanya satu orang saja yang memiliki wangi seperti itu, siapalagi kalau bukan Leonardo.

"Ngga ngga.. ngga boleh.. sadar Aaron.." Aku menepuk-nepuk kedua pipiku cukup kencang.

Aku langsung saja memeluk bantal dan menyelimuti tubuhku sampai kepala. Aku mulai mensugestikan lagi hal lain agar aku lupa akan keinginanku untuk mencium wangi itu.

"Ah.. Ngga bisa! Kenapa pas keinginan ini aku ngga bisa mensugestikan diriku sendiri!" Pekikku dalam hati.

Aku mencoba tertidur lagi tapi sangat sulit! Aku ingin sekali mengendus wangi Leon saat ini juga. Benar-benar sangat ingin!

Aku beranjak dari kasur dan keluar kamarku. Aku memanggil pengawal yang menjaga sekitar kamarku untuk memanggil Han. Mereka memanggil Han dan tak lama Han datang. Aku sangat tertolong dan meminta maaf karena mengganggu waktu tidurnya. Han mengangguk dan mengatakan bahwa aku tak usah sungkan untuk memerintahkannya.

Aku membawa jubah penghangat karena berniat pergi ke istana Leon. Sungguh, keinginanku saat ini begitu tinggi sekedar ingin mencium wangi Leon.

"Aku pasti gila!"

Aku ditemani oleh dua pengawal, padahal aku sudah bilang aku bisa sendiri karena jaraknya tak begitu jauh dari istana ratu. Namun, mereka tetap bersikukuh dan bisa saja mereka dihukum karena melalaikan untuk menjaga sang ratu. Akhirnya, aku pergi dan tak lama aku sudah sampai istana raja.

"Yang mulia ratu?" Ucap seorang penjaga di pintu gerbang istana raja.

"Aku ingin bertemu Yang mulia raja apakah bisa?" Tanyaku.

Mereka saling berpandangan, "Ah itu, Yang mulia raja sedang rapat."

Aku memanyunkan bibir, "Aku akan menunggunya, aku hanya butuh waktu sebentar untuk bertemu Yang mulia." Lirihku, tidak tahu kenapa aku merasa sedih ketika mereka mengatakan bahwa Leon sedang rapat.

Tak lama, seorang pria paruh baya keluar dari istana raja, "Salam hormat, Yang mulia." Ucapnya memberi salam.

"Terima kasih. Apa anda baru saja rapat dengan Yang mulia raja, Tuan Reinhart?" Tanyaku.

"Benar, Yang mulia. Apa anda akan bertemu Yang mulia raja?" Jawabnya.

"Iya benar. Apa rapatnya sudah selesai?"

"Rapatnya ditunda karena Tuan Grand Duke Constatia ada urusan dengan Yang mulia raja."

"Oh, Pangeran juga ada di dalam?" Gumamku.

"Tuan penjaga, karena rapat sudah selesai. Jadi, aku bisa masukkan?"

Mereka menunduk, "Silahkan, Yang mulia."

Aku memasuki istana raja dan para pengawal ku suruh untuk kembali saja. Meski mereka menolak tapi kali ini aku yakinkan bahwa aku bisa pulang dengan ksatria yang sedang berjaga di istana.

Aku diantar oleh seorang ksatria yang bertugas pada malam itu. Bagian dalam memang istana raja memang diisi para ksatria kerajaan dan bagian luar diisi oleh pasukan tentara yang telah dibina.

Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang