Sebuah langkah kaki terdengar begitu berat di area penjara bawah tanah. Terlihat sebuah cahaya kuning dari lentera api sedikit menerangi penjara. Seseorang terikat dengan rantai besi di setiap tangan dan kakinya bersilangan. Darahnya yang telah mengering dari luka luar yang dalam, tubuhnya semakin kering meronta, bibirnya mengelupas begitu parah hanya dapat terlunglai lemas dan tertidur dalam keadaan yang mengenaskan.
Dia terbangun ketika mendengar derapan kaki yang semakin mendekat. Seorang pria dengan baju putih polos dengan mantap mendekat dan membuka biliknya. Leon menatap dingin Ivan yang sudah begitu lemas. Bahkan matanya sudah tak bercahaya dan pemandangannya sudah rabun.
Leon denga tegas dan kuat menarik rambut Ivan, wajah Ivan yang menunduk tertarik hingga mereka saling bertatapan. Ivan tersenyum kecut melihat raut wajah Leon yang masam. Dia sedikit mengejek dan melempar tatapan yang menggelikan di matanya. Setiap Leon melihat pria itu, rasanya ia ingin mencakar habis tubuhnya dan menguliti semua kulitnya dan ia jadikan hiasan di ruangan favoritnya.
Leon menatap Ivan dan bertanya padanya, "Mengapa kau menculik istriku?"
Ivan tertawa kencang. Dia dengan sadar mengejeknya secara terang-terangan atas pertanyaan yang terdengar konyol baginya.
"Mengapa? Kau tanya mengapa?" Ivan kembali tertawa kencang hingga terdengar riakkan rantai yang terombang akibat tawanya.
"Kau bertanya mengapa aku menculiknya setelah kau membawa apa yang ku punya!" Wajah Ivan kembali serius dengan matanya yang sangat dalam.
Leon bergeming, dia tidak tahu apa yang pria itu katakan.
"Kau tahu bagaimana terlukanya aku kehilangan ibuku kemudian kehilangan kakakku! Kau tahu penyebabnya?! Kau tahu penyebabnya?!" Ivan berteriak dengan lantang di depan Leon.
"Penyebabnya adalah kau! Kau tahu itu?! Kau pembunuh! Kau memang iblis! Tidak ada perasaan menyesal sedikit pun darimu bajingan!"
Leon yang menjambak Ivan sedikit mengendurkan genggamannya, dia bertanya dengan tenang, "Apa maksudmu aku penyebabnya?"
Ivan menggertakkan giginya kesal, matanya membulat seakan keluar, dia sangat benci pada pria dihadapannya.
"Kau--- Saat ini kau masih bertanya apa maksud ucapanku--"
"SIALLLLLLLL! JIKA SAJA DIA TIDAK JATUH CINTA PADAMU! TIDAK MENGORBANKAN DIRINYA UNTUK DATANG MELAKUKAN PEMILIHAN RATU! DIA TIDAK MUNGKIN MATI!"
Leon mengernyit, dia tidak memiliki ingatan tentang seorang putri Houssenbergg melakukan pemilihan ratu di kerajaannya.
"DIA JATUH CINTA PADAMU! DIA MATI BUNUH DIRI KARENAMU! SIALAN KENAPA HARUS DIA JATUH CINTA PADA PRIA BERHATI DINGIN SEPERTIMU!"
Leon terdiam, dia hanya akan mendengarkan pria itu berteriak melepaskan emosinya. Tak ada sedikit pun perasaan dia ingin membalas ucapan pria di hadapannya. Ia hanya ingin tahu alasan mengapa pria itu dengan sembrono menyerang dan menculik istrinya.
"AKU--AKU INGIN MENGAMBIL APA YANG MENJADI BAGIAN TERPENTING DARI HIDUPMU AGAR KAU TAHU BAGAIMANA TERSIKSANYA AKU KEHILANGAN SESUATU YANG MENJADI BAGIAN TERPENTING DALAM HIDUPKU!"
Air matanya terjatuh, dia benar-benar terpuruk. Apakah wanita itu sangat berharga bagi dirinya, pikir Leon.
Leon membiarkannya sejenak, mendengar tangisan yang menggema di bawah tanah dengan suara nging-ngingan jangrik. Dia hanya akan membiarkannya, tidak, lebih tepatnya dia tidak ingin bertanya pada seseorang yang menangis.
Ivan menangis begitu kencang hingga akhirnya tak terdengar isakan darinya.
Setelah semua sudah kembali tenang. Leon membuka sedikit mulutnya, dia mencoba bertanya, "Lalu, apakah kau benar-benar tidur dengan istriku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Become A Queen?
RomansSemua ilustrasi dari pinterest Kesamaan alur, cerita, tokoh, dan tempat, murni ketidaksengajaan Ketika seorang pemuda tak berkekurangan bereinkarnasi menjadi seorang ratu sebuah kerajaan besar dan bersanding bersama seorang raja tiran yang ditakuti...