Mengidam

2.2K 255 18
                                    

Seminggu ini, Aaron merasakan lemas dan mual berkepanjangan. Lalu, ia juga merasakan tingkat nafsu makannya menurun bahkan tak jarang ia pura-pura biasa saja agar tidak membuat orang khawatir, padahal setelah ia masuk kamar, ia memuntahkan semua apa yang ia makan. Ia juga sempat khawatir karena Lucas jadi enggan untu meminum asinya. Karena itu, Lucas dibantu dengan makanan yang bernutrisi dan meminta dokter untuk meresepkan sesuatu untuk membantu pertumbuhan Lucas. Lucas biasanya sangat nafsu namun saat ini ia harus sedikit dipaksakan untuk meminum asinya.

Cain menemani Aaron untuk bersantai di taman. Namun, Cain menjaga jarak karena Aaron merasa eneg mencium parfum dari pakaian Cain. Aaron meminta Cain untuk tidak terlalu dekat karena ia tidak menyukai wanginya. Cain sedikit terkejut dan berkecil hati, awalnya ia kira ia mengalami bau badan sehingga sang ratu memintanya menjaga jarak. Namun, ketika ia terus mengamati sang ratu, ia menemukan hal ganjil, sang ratu merasa eneg untuk semua hal yang ia tanpa sengaja cium. Bahkan, ia membenci untuk mencium wangi dari masakannya sendiri. Cain merasa aneh, karena seumur-umur ia belum pernah melihat orang yang merasakan hal seperti itu. Karena itu, ia bercerita dengan Panther karena Panther adalah seorang dokter, jadi ia pikir, Panther akan tahu alasan ratu seperti itu.

"Ia tidak suka dengan bau apapun yang ia ciumi?" Tanya Panther.

"Benar. Yang mulia ratu selalu menutup hidung dan mulutnya saat apa saja bau yang tercium. Bahkan, aku sendiri kadang merasa tidak mencium bau apapun tapi dia malah mencium baunya. Sepertinya, penciumannya meningkat." Jelas Cain.

Panther menyipitkan matanya, "Apa Yang mulia ratu selalu terlihat lemas dan tidak nafsu makan?"

"Benar ia selalu terlihat lemas, namun sepertinya ia juga tidak nafsu makan. Karena saat jam makan siang dan malam, ia tidak menghabiskan makanannya, padahal ia tidak pernah menyisakan makanan yang ia makan." Tukasnya.

Panther semakin menyipit, "Apa dia suka mual?"

Cain terlihat berpikir, "Em aku tidak tahu, tapi dia selalu ke kamar mandi lebih sering dibanding biasanya."

Panther menggigit bibir bawahnya, "Apa kamu tahu, apakah kakakku sempat menidurinya?"

Cain melebarkan matanya, "H-hah? E-em Sepertinya." Cain menggaruk pelan pipi.

Panther mendeham, "Okay, aku tahu. Aku akan bertemu kakak."

Panther bergegas menuju istana Leon. Cain hanya cengo melihat Panther tiba-tiba pergi di waktu tengah malam seperti ini. Tak lama, Cain mengikuti Panther menuju istana raja.

Brak

Panther paling senang membuat pintu untuk mengurangi waktu usianya dengan bruakan yang membuat kaget seisi ruangan. Terlihat ada Robert, Rosandro, dan Tuan Reinhart sedang berdiskusi.

Semua orang tertuju kepada siapa yang datang ke sini dengan suara yang begitu keras. Panther meminta semua orang keluar kecuali Leon. Hanya Reinhart saja yang tanpa bertanya mengapa yang keluar ruangan
Robert dan Rosandro begitu keras kepala untuk tetap berada di ruangan ini. Panther menghela nafasnya berat karena dua sahabat kakaknya ini memang keras kepala dan senang ikut campur. Bahkan Panther ingin mencari obat yang dapat membuat kedua sahabatnya berhenti keras kepala dan ikut urusan orang lain.

"Kak."

Leon melirik, "Apa?"

"Kak, kapan terakhir kakak melakukan hubungan intim dengan Eliza?"

Pertanyaan Panther membuat ketiga sahabatnya menohok. Leon menjawab enteng, "Sebulan yang lalu. Kenapa?"

"Kakak memang bajingan. Kakak mengangkat wanita itu menjadi selir setelah kamu menyetubuhi Eliza. Kamu memang bajingan."

"... Apa kamu pecandu seks sehingga mencari wanita lain karena merasa tidak puas?!"

Panther tiba-tiba marah membuat tiga kurcaci Leon melongo.

"Hm?" Leon mengangkat alisnya sebelah, "Ada yang salah?"

"Kakak menyebalkan! Kakak tahu jika Eliza hamil saat ini karena ulah kakak?! Bahkan Lucas saja masih belum genap setahun! Kakak tidak kasihan dengan Eliza? Eliza pasti kesiksa harus menyusui, mengurus Lucas, dan bahkan ia sedang hamil." Ketusnya.

Leon terbelalak, "Hamil?"

"Iya! Harusnya kakak tahu. Kakak harus hitung masa suburnya sebagai suaminya. Kakak juga seharusnya tidak mengeluarkannya di dalam. Aku benci dengan kakak tahu. Pasti hati Eliza sakit karena diduakan dan sekarang ia harus menderita karena kehamilan."Jelas Panther menepuk kepalanya dan menggeleng-geleng.

"Panther, kamu serius?!" Robert menganga tak percaya bahwa ratu hamil.

"Ya, aku bisa menyimpulkan dari gejala yang diberitahu Cain."

Robert menatap Cain, "Cain, kamu tidak bercanda?"

"Aku tidak tahu bagaimana tanda orang hamil. Hanya saja, ratu selalu merasa eneg jika mencium bau apapun, ia juga terlihat lemas, dan sering ke kamar mandi. Bahkan, ia terlihat tidak nafsu makan karena ia tak menghabiskan makanannya setiap makan siang dan makan malam."

"... Lalu, aku bertanya kepada Panther dan Panther juga bertanya apa Leon pernah melakukan hubungan suami istri dengan ratu. Ya aku jawab. Tiba-tiba dia lari ke sini dan mengatakan bahwa ratu hamil."Terang Cain.

"Mungkin saja dia tidak hamil tapi masuk angin?" Ucap Rosandro.

"Kamu pikir aku sudah berapa kali melihat gejala ini? Gejala masuk angin dan kehamilan berbeda ya." Ketus Panther.

"Bisa saja kan."
"... Apa dia pernah merasa mengidamkan sesuatu, Cain?" Rosandro melihat Cain.

"Tidak pernah sepertinya."

Tok tok tok

"Masuk."

Leon melihat seorang wanita dengan pakaian tidurnya memasuki ruangan kerjanya. Leon manatap wanita itu yang bahkan saat ini wanita itu terlihat matanya berbinar, "Yang mulia raja."

"Ada apa kamu ke sini di waktu tengah malam?" Tanya Leon.

Wanita itu terlihat tersipu, "Saya tiba-tiba terbangun dan ingin sekali memeluk Yang mulia." Jawabnya malu-malu.

Leon dan ketiga sahabatnya terkesiap, "Kemarilah."

Wanita itu mendekat dan memeluk Leon. Leon membalas pelukannya, "Saya tidak tahu kenapa tiba-tiba ingin sekali memeluk Yang mulia. Ternyata saya menyukai wangi tubuh anda." Terangnya sembari mencium wangi tubuh Leon dengan dalam.

"Hn."

Keempat orang di hadapan mereka mematung, "Yang mulia ratu? Yang mulia ratu bahkan menyuruhku menjauh karena wangiku. Tapi ia menyukai wanginya?" Lirih Cain.

"Mungkin itu ngidam pertamanya." Tutur Panther.

Do I Become A Queen?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang