Pengagum rahasia

289 29 0
                                    

Setiap orang punya hal yang berharga di hidupnya. Entah itu barang, benda, ataupun orang. Semua yang berharga nampak spesial bukan?

Apakah mungkin bagi seseorang seperti Zoya juga memiliki hal yang spesial?
Bukankah semua yang dimilikinya hanya cukup digunakan sekali pakai?

Menyimpan sesuatu sama artinya dengan mempertahankan masalalu. Terlalu banyak menyebut kata masalalu sungguh membosankan. Tapi hal tersebut masuk dalam kategori kata yang tabu didalam kamus hidup seorang Zoya.

Dia memang memiliki suatu yang berharga sekarang ini. Ralat, maksudnya hampir memiliki.
Secret admirer atau pengagum rahasia. Saat ini Zoya sedang berperan sebagai seorang pengagum rahasia.

Lumrah memang bagi setiap orang menaruh hati kepada hal yang dianggap indah. Sedari tadi, Zoya bahkan enggan untuk berkedip sedikit pun.  Matanya terus tertuju kepada seseorang yang tengah berdiam diri dibawah rindangnya pohon dengan memangku sebuah laptop.

Bahkan tanpa ia sadari, bibirnya menarik sebuah simpul keatas.  Zoya tersenyum, tipis sekali. Sesuatu yang langkah terjadi.
Memang perasaan itu tak bisa disembunyikan sebaik apapun topeng yang dipakai.

"Wahhh langkah" Danielle bertepuk tangan heboh sembari menggelengkan kepalanya, sangat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Menyadari itu Zoya sontak kembali memasang wajah datar. Jengkel, ia melirik sinis ke arah Danielle yang entah sejak kapan berada disampingnya. Saking fokus mengamati sebuah ciptaan Tuhan yang subhanallah, ia sampai melupakan makhluk Tuhan yang na'udzubillah disampingnya itu.

"Ngapain sih Lo, ganggu aja" damprat Zoya kesal dengan kedatangan Danielle, merusak suasana hatinya.

"Lo mikir jorok ya?" Tuding Danielle menunjuk wajah Zoya.

"Apaan sih, gak jelas banget" dia menepis telunjuk Danielle. Untung hanya ditepis, belum dipatahkan.

"Terus kenapa Lo mesem mesem nggak jelas. Atau jangan-jangan Lo kesurupan ya?" Danielle berteriak heboh membuat semua orang menatap aneh kearah mereka.

Ditambah lagi, mukanya mendadak panik. Ia melirik ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu. "Air, mana air?" Danielle mendapati sebuah baskom berisi air bilasan pel kemudian membawanya ketempat Zoya.

Ia membuat gerakan akan meruqyah Zoya dengan satu tangan memegang baskom dan satunya lagi ditempelkan dikepala Zoya yang saat itu tengah menunduk membaca buku yang dibawanya tanpa mengetahui tingkah absurd Danielle yang kelewat gila.

Sedangkan semua orang yang berlalu lalang sudah tertawa geli menyaksikan tingkahnya. 

Danielle memulai ritualnya dengan membaca ayat-ayat yang dihafalnya.
"A'udzubillahiminasyaitonirrojim... Bismillahirrahmanirrahim..  Allahumma lakasumtu____"

"GILAK!" teriak Zoya tak habis pikir setelah matanya menatap tingkah konyol Danielle, hingga memancing gelak tawa para mahasiswa yang lain.

"Lo tuh... Hehh.. pengen gue cekek Lo!" geramnya kelewat frustasi, Zoya sampai kehabisan kata-kata.

"Tuh kan jinnya makin menggila. Duh baca apalagi ya. Zoo ayat yang buat ngusir setan apa aja ya?" bukannya menyudahi aksinya, Danielle malah kembali bertanya perihal ayat suci untuk mengusir setan membuat Zoya semakin geram.

"Lo tuh setan!" Dampratnya, lalu menghadiahkan tendangan pada tulang kering dikaki Danielle kemudian pergi tanpa peduli dengan cowok itu yang mengerang menahan sakit.
kelewat kesal, sampai Zoya bersikap toxic. Sementara Danielle berteriak mengaduh kesakitan ditempatnya.

________________

Billy anggawinata, mahasiswa fakultas ekonomi. Senior bagi Zoya.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di universitas itu, Billy selalu menjadi alasan semangat Zoya. Hanya awal pertemuan biasa, tapi begitu berkesan dihati. Billy adalah satu-satunya kejadian lampau yang masih tersimpan di memori Zoya.

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang