keluarga sempurna

101 22 0
                                    

"Emak! Danielle laper!"

"Niel, nggak usah teriak-teriak gitu." Tegur Elle yang baru keluar dari dapur. Bukan hal baru mendapati tingkah anak bungsunya itu yang selalu aneh-aneh dan suka membuat kegaduhan di pagi buta seperti ini.

"Sejak kapan rumah ini berubah jadi kebun binatang?" Celetuk Dani baru mau bergabung di meja makan.

"Zoe baru tahu kalau dirumah ini ada monyet howler." Sahut Zoya lempeng.

Hampir saja Danielle tersedak air liurnya mendengar ucapan gadis itu. Sementara Elle mengulum senyum seraya menyusun aneka lauk pauk.

"Apa lo bilang?" Berang Danielle melotot tajam.

Zoya menaikkan sebelah alisnya, dengan muka acuh menaruh diri disebelah cowok itu.

"Spesies baru, masih langka. Monyetnya bisa ngomel, lagi." Celetuk Dani menambah riuh suasana.

"Pantesan, berisik." Cibir Zoya.

Danielle menatap papanya dan Zoya bergantian. Wajahnya menekuk cemberut.

"Apalagi kalau lagi kesal, wajahnya bisa kayak_"

"Kayak apa? Kayak gini?" Sela Danielle memotong ucapan papanya dan memperlihatkan mulut manyunnya.

"Tuh kan mirip, hahaha," ujar Dani tertawa renyah.

"Siulun lu, pupu lucknut!"

"Apa lo, anak monyet,"

"Berarti lo bapaknya monyet,"

"Yang sopan, lo-gue lo-gue, dasar monyet howler." Dani melempar sayur lalap tepat mengenai wajah Danielle.

"Wah, lu bener-bener bapak monyet, dasar cut patkai," timpal Danielle melempar balik lalapan ke arah papanya.

"Cut patkai itu babi, dasar monyet katrok," Koreksi Dani.

"Ya udah emang mirip, patkai, mana buncit, hidung pesek, jelek, hidup lagi." Ejek Danielle mengatai papanya sendiri.

Zoya memutar bola matanya jengah. Anak dan papanya itu memang sama konyolnya jika disatukan. Di rumah ini hanya Flynn dan Elle yang normal.

"Kurang ajar lo sun go kong! Anak durhaka lo, ngatain orang tua sendiri babi, gue kutuk jadi nyamuk biar ditangkap sama cicak, hap! Ditelen jadi eek, Lo!" Cerocos Dani tak kalah gaulnya memakai bahasa lo-gue.

"Dih sok gaul make lo-gue, inget umur bos." Ejek Danielle.

"Wah emang bener-bener nih anak minta diketekin,"

"Sudah-sudah, mas, Danielle, nggak malu itu dilihatin sama Zoya." Sela Elle sudah pusing mendengar pertengkaran konyol kedua lelakinya itu.

"Nggak apa-apa lanjutin aja, nih garpu sama sendok."

Zoya memberikan senjata kepada Dani dan Danielle. Elle menggeleng pasrah melihat kelakuan Zoya juga suami dan anaknya yang menatap garpu dan sendok dengan polos.

"sendok?"

"garpu?"

Ujar keduanya berbarengan.

"Untuk makan," celetuk Zoya.

"Owhhh," keduanya mengangguk mengerti.

Zoya mendesah frustrasi. "Ya kali baik banget gue. Ya buat kalian tusuk-tusukan, lah." Jelasnya.

Seketika bola mata Dani dan Danielle membulat sempurna. Danielle menepuk-nepuk bahu papanya yang nampak syok melihat raut acuh Zoya seperti tak bersalah.

"Sabar pa, dia emang anak iblis." Bisik Danielle namun masih bisa didengar jelas oleh mereka.

"Di didik psikopat kita," lirih Dani.

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang