pasangan serasi

76 14 0
                                    


Gadis itu memperhatikan dengan seksama bagaimana Elle dengan penuh kasih sayang seperti biasanya rela datang pagi-pagi sekali hanya demi membawakan sarapan untuk Zoya. Wanita yang nyaris menginjak kepala empat itu sangatlah mengerti bagaimana sikap Zoya yang  susah sekali disuruh makan. Jika dengan lauk normal saja dia sering menolak apalagi saat ini hanya menu rumah sakit yang tentunya memuakkan bagi Zoya.

Perasaan bersyukur dirasakan oleh gadis itu mendapatkan Tante seperti Elle yang benar-benar mengurusnya layaknya anak sendiri, sejenak Zoya bisa melupakan mamanya sendiri. Tak sampai disitu, Elle juga dengan telaten mengurus semua kebutuhan Zoya, mulai dari mengambil alih tugas perawat mengganti perban Zoya, menyiapkan baju ganti, mengelap tubuhnya, dan segala macam keperluan lainnya yang seharusnya diurus oleh Dona.

Zoya juga tidak mengerti mengapa mamanya tidak menungguinya bahkan ketika semua penjagaan telah ditiadakan. Waktu itu dia bisa maklum ketika semua orang enggan untuk menjenguknya sebab takut dengan bodyguard-bodyguard yang ada. Tapi sekarang juga tak ada bedanya, Zoya masih merasa kesepian. Padahal dia sangat membutuhkan kedua orangtuanya, dan kemarin juga mereka hanya berkunjung sebentar. Itupun waktunya telah dihabiskan separuh usai berziarah ke makam Zendaya, yang artinya kebersamaan mereka hanya sisa darinya.

Namun Zoya tetap tidak berkecil hati seraya optimis mereka pasti akan menginap disini menemaninya sekalian meluapkan kerinduan, nyatanya tidak. Sekali lagi Zoya merasa kedua orangtuanya tidak menyayanginya. Padahal Mereka bilang merindukan Zoya tapi kenapa hanya sesingkat itu? Lanjut mereka pergi begitu saja dengan alasan yang tidak jelas dan tanpa menunggu jawaban anak gadisnya yang tentu saja tidak setuju. Jadi wajar kan Zoya jadi memikirkan hal yang tidak-tidak tentang mereka. Kecurigaan akan sikap kedua orangtuanya semakin menguat setelah menyaksikan keadaan beberapa hari ini.

Apakah artinya Zoya akan mengiyakan ajakan untuk tinggal bersama kakek dan neneknya?

Gadis itu tersentak kaget ketika Elle menyentuh bahunya. Wanita paruh baya itu sudah mengamati sedari tadi kalau Zoya hanya menatap kosong kearahnya. Entah apa yang sedang anak itu pikirkan hingga ia begitu terkejut ketika Elle memegang bahunya.

"Ngelamunin apa sih?" Tanya Elle mengangkat dagu Zoya dengan lembut supaya bisa menangkap raut wajahnya.

Gadis itu menatapnya dengan raut bimbang. "Zoya bingung," ujarnya membuat kening Elle berkedut. Merasa penasaran ia pun memposisikan diri duduk disebelah gadis itu untuk mendengarkan keluhannya.

"Bingung kenapa, sayang?" Selidik nya sedikit khawatir. Bisa Elle amati perubahan wajah sendu gadis itu dari samping.

Terdengar helaan napas berat, Zoya seakan memiliki beban untuk menceritakannya. Haruskah dia katakan kegelisahannya kepada Tante Elle? Zoya melirik wajah ibu dari sahabatnya itu sebentar kemudian menimang-nimang sesuatu.

"Tan?"

"Ada apa? Coba cerita sama Tante." Ujar Elle menunggu dengan sabar apa yang akan dikatakan oleh gadis itu.

"Tante tahu soal warisan yang kakek kasih atas nama aku?"

Elle nampak khawatir sekaligus terkejut dengan pertanyaan tersebut. "Kenapa kamu tiba-tiba nanyain warisan itu?"

Zoya membuang napas seraya menunduk lesu. "Oh," ia ber oh ria sejenak menatap selimut yang masih menutupi sebagian kakinya. "berarti semua orang udah tahu, ya." Lirihnya.

Elle kebingungan dengan arah pembicaraan tersebut, melihat raut Zoya yang murung membuatnya ragu untuk berucap karena takut salah bicara. Dia tidak paham apa yang sedang dipikirkan gadis itu dan maksud dari pertanyaannya barusan.

"Hidup aku ini membingungkan ya, Tan?" Ucapannya kali ini menambah keraguan Elle.

Elle meletakkan tangannya di bahu gadis itu. "Apa maksud kamu, Zoya?" Tanyanya hati-hati.

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang