Kepribadian seseorang itu bermacam-macam. Seperti menurut istilah dari Carl gustav Jung, kepribadian manusia terbentuk oleh dimensi introversi dan ekstroversi. Dimensi inilah yang digunakan untuk mengetahui seseorang memiliki kepribadian introvert, ekstrovert, atau mungkin ambivert.Introvert biasanya tipe kepribadian yang suka menghabiskan waktu menyendiri. Sementara ekstrovert adalah kebalikannya, yaitu cenderung lebih suka jika berkumpul dengan teman-teman atau senang berada di keramaian. Kemudian ambivert adalah diantara keduanya, artinya mereka akan nyaman-nyaman saja jika sendiri ataupun berkumpul dengan orang-orang. Tipe ini pandai menyesuaikan diri disetiap situasi.
Dari penjelasan diatas sudah jelas bukan, tipe kepribadian Zoya itu seperti apa. Yapp, Zoya memiliki kepribadian introvert, dia tidak terlalu suka berada ditempat ramai. Dia mudah merasa lelah dan bosan jika terlalu banyak berinteraksi dengan orang.
Bagaimana jika Danielle?. Kalau kalian pikir Danielle seorang ekstrovert, maka kalian salah besar.
Sama seperti Zoya, dia juga malas berada di keramaian. Semua yang dia lakukan punya alasan tersendiri. Danielle adalah seorang introvert."Motor?" Zoya berbalik meminta penjelasan Danielle.
"Bisa lihat kan, ya motorlah. Dikira truk gandeng apa?" Danielle menggeleng tak habis pikir. Sudah jelas-jelas dihadapannya itu sepeda motor, dan Zoya masih bertanya.
Zoya memutar bola mata malas. "Maksud gue, tu motor punya siapa? Tumben aja, biasanya pake mobil"
"Ohhh itu, hasil semalam. Biasa, Flynn yang jaga lilin" ia terkekeh diakhir kalimatnya. Sedangkan Zoya tak tertarik dengan lelucon receh macam itu.
"Buruan naik, banyak bacot. Gue tinggalin entar." Nyebelin emang si Danielle, padahal dia yang memaksa Zoya untuk pergi.
"Yaudah tinggalin aja, orang gue males juga." Ucap Zoya hendak berbalik, namun dengan cepat Danielle menahan lengannya.
"Ihh ngambekan, ayo udah naik" Zoya mengikuti keinginan Danielle hari ini. Dia takut, umur orang nggak ada yang tahu kan?.
Danielle memacu kuda besinya membelah jalan di ibukota. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Zoya menikmati pemandangan gedung-gedung yang menjulang megah disepanjang jalan, dengan tanpa ekspresi. Alias datar. Sementara Danielle sesekali melirik wajah Zoya dari kaca spion.
"Lo udah kayak anjing rumahan kalau lagi diajak jalan-jalan" ucap Danielle sedikit berteriak, dia mentertawakan raut wajah Zoya. Tapi entah yang bagian mana, karena dari tadi Zoya tak berekspresi sedikit pun. Mungkin Danielle melihatnya melalui mata batin.
"Zoe, pegangan dong, entar jatuh. Kalau langsung mati sih nggak apa-apa. Lah kalau masuk rumah sakit dulu, ngerepotin tahu." Kembali Danielle berteriak. Zoya menurut, dia berpegangan pada belakang body motor.
"Jangan pegangan disitu, entar Lo kepental." Peringat Danielle lagi.
"Ribet Lo, cuma pegangan doang." Kesal Zoya setelah banyak diam.
Mengabaikan protesan Zoya, Danielle menarik tangan Zoya dan melingkarkan keperutnya. Zoya menolak itu, namun lagi-lagi saat dia akan menarik tangannya, Danielle menahannya.
"Modus Lo basi, lepasin bangke." Damprat Zoya namun tetap, gerakannya tertahan.
"Tinggal diam aja, batu banget sih. Udah diem." Danielle enggan melepaskan genggamannya, hingga akhirnya Zoya pasrah, tidak berusaha melepaskan pegangannya lagi.
Danielle tersenyum tipis dibalik helmnya, sesekali melirik wajah Zoya dari kaca spion.
__________
Motor mereka berhenti disebuah pusat perbelanjaan kota yang cukup megah. Zoya turun dari motor dengan mudah, namun helmnya tersangkut membuat ia kesusahan saat akan melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)
Teen Fiction[ Follow dulu, sayang 😉 ] Belum banyak pembaca beruntung yang menemukan cerita ini. Makanya jadilah yang pertama dan beritahu teman lainnya! Kisah ini mengandung bawang! 🏅Rank 3 #depretion 🏅Rank 1 #Danielle 🏅Rank 2 #malas 🏅Rank 3 #bodoamat 🏅Ra...