Kambuh

100 20 0
                                    

Ting, tong

Tok, tok, tok

Tok, tok, tok

Ting, tong

Jessie menghembuskan napas gusar memandangi pintu kayu dihadapannya ini yang belum juga terbuka. Sudah berulang kali ia menekan bel hingga mengetuk pintu, namun penghuni rumah depan tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya.

Entahlah, kenapa malam ini dia sangat memaksakan diri untuk melihat tetangga judes depan rumahnya ini. Tidak seperti biasanya, kali ini seolah ada dorongan dari dalam dirinya ingin mengecek kondisi gadis jutek itu.

Dia bahkan mengesampingkan harga dirinya usai dibentak dan diusir oleh Zoya tadi pagi. Anehnya, malam ini bukan atas perintah Danielle tapi murni karena kehendaknya.

Dia bahkan tidak mengabari cowok itu kalau akan bertamu ke rumah Zoya, pasalnya setiap gerakannya pada Zoya dia selalu meminta izin akses kepada Danielle selaku orang yang bertanggung jawab menjaga gadis itu.
Tapi tidak untuk malam ini.

Sebenarnya rasa penasaran ini timbul setelah ia tidak sengaja melihat dua orang asing yang tadi berkunjung ke rumah Zoya.  Sebab sebelumnya dia tidak pernah melihat orang-orang itu ditambah setelah kepergian mereka Jessie mendengar suara bantingan pintu yang cukup keras.

Kebetulan juga saat itu Danielle yang biasanya mengawasi Zoya sedang tidak berada dirumah. Jadi cowok itu tidak mengetahui kedatangan tamu asing. Lama menimang, akhirnya Jessie memutuskan untuk mencari tahu sendiri apa yang terjadi.

Ke khawatirannya semakin menjadi saat hingga waktu Maghrib, Zoya tak kunjung keluar rumah bahkan untuk menutup tirai jendelanya pun tidak. Alhasil kondisi rumah yang masih gelap terlihat jelas dari rumah Jessie.

Merasa ada yang tidak beres, Jessie pun mendatangi rumah Zoya.  Dan aneh karena gadis itu tidak kunjung membukakan pintu meski sudah digedor-gedor. Biasanya Zoya kan sangat benci mendengar keributan dan dia langsung membuka pintu sambil mengomeli pelaku yang mengganggu ketenangan rumahnya. Kali ini tidak.

Memang dasar keras kepala dan rasa ingin tahunya sangat tinggi. Jessie meraih gagang pintu mencoba untuk membukanya, siapa tahu tidak terkunci.

CEKLEK

Benar saja dugaannya, pintu kayu itu tidak dikunci.

"Zoya!" Panggil Jessie mengedarkan pandangannya mencari-cari diantara kegelapan karena lampu seisi rumah tidak menyala.

Jessie berjalan perlahan meraba angin, hingga sampai di dinding. Dia menelusuri permukaan dinding yang datar  untuk mencari saklar lampu. Dan... Ketemu.

Seluruh tombol lampu ia nyalakan. Bersamaan cahaya terang lampu memperlihatkan kondisi seisi rumah yang sunyi.

"Tidak ada yang aneh," Batinnya melihat keadaan rumah rapi tanpa ada barang yang pecah ataupun berantakan.

Dia berjalan mendekati jendela dan menutup tirai-tirainya.

"Zoya, Lo ada disini kan?" Ujar Jessie sebab belum menemukan tanda-tanda keberadaan gadis itu.

Terus berjalan ke arah dapur seraya celingak-celinguk mengecek disetiap sudut. Ruangan lantai satu dia buka satu persatu. Tak lupa juga kamar mandi dan bath tub ia periksa, namun masih tidak menemukan apapun.

Bukk

Suara benda jatuh mengagetkannya. Jessie mendongak ke lantai atas tempat sumber suara.

"Zoya!" Panggilnya lagi, namun hening tidak ada jawaban.

Dia mulai ragu untuk melanjutkan pencariannya sebab ini sudah sangat lancang. Jika Zoya ternyata memang tidak ada dirumah bagaimana? Bukankah ini keterlaluan? Tapi rasa penasarannya sangat besar sebelum dia bisa bertemu dengan gadis itu dan memastikan semuanya baik-baik saja.

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang