"Awww" seorang cewek jatuh tersungkur tak jauh dari mereka berdua.
Baru saja Danielle hendak maju menuju cewek tersebut, langkahnya terhenti ucapan Zoya. "Lo maju, gue pulang"
Danielle mengabaikan, ia melanjutkan langkahnya sambil menggenggam tangan Zoya. Namun Zoya tak bergerak sedikitpun bak patung manekin disana. Ia memberontak melepaskan genggaman tangannya, tapi Danielle terus saja menariknya seperti anak kecil.
"Lepasin gue" ucap Zoya memberontak sambil menatap sinis kearah cewek tersebut.
"Buruan entar keduluan orang" Danielle semakin antusias mendekat kearah cewek yang masih setia duduk dilantai dingin itu. Wajahnya menunduk tertutup rambut sembari meringis.
Memasang wajah dengan ekspresi palsu, dia pikir Zoya tidak tahu kalau ada senyum licik yang tersembunyi dibalik ringisan itu.
"dia nyamperin" bisik cewek tersebut kepada temannya yang tidak jauh dari sana.
Temannya hanya memberikan jempol pertanda rencana mereka akan berhasil.Namun, sedetik kemudian baik Zoya maupun cewek tersebut sama-sama melongo dengan apa yang terjadi. Danielle berlalu melewati cewek tersebut, ia terus berjalan sambil menarik tangan Zoya yang bingung. Bukankah niatnya menolong cewek itu?.
Tiga langkah dari cewek itu, Danielle berhenti dan berbalik menatapnya. Sekali lagi, cewek tersebut salah tingkah. Aktingnya ia lanjutkan dengan ringisan kecil sambil memegangi kakinya.
"Suka banget duduk dilantai mbak. Hati-hati loh, disini banyak orang yang coba godain pacar orang!" Ujar Danielle seolah memberi peringatan, membuat cewek tersebut langsung kincep ditempat.
"WOii" teriak Danielle memanggil teman cewek tersebut. "kata Ale-Ale, Coba lagi" seketika teman cewek tersebut memalingkan muka pura-pura tak mendengar.
"Dasar rubah" ucap Zoya begitu menohok, membuat si cewek mengeram kesal sekaligus malu karena orang-orang saat ini tengah menyaksikan adegan tersebut.
Setelah mengucapkan itu, Danielle kembali menarik tangan Zoya menjauh dari tempat itu.
Danielle berhenti didepan sebuah toko baju. Ia tersenyum sesekali melirik Zoya. "Ngapain senyum-senyum nggak jelas?"
Bukannya menjawab, Danielle malah mencubit kedua pipi Zoya yang chubby.
"Itulah konsekuensi jadi orang ganteng" ucapnya mengusap rambutnya kebelakang, nampak cool. Sementara Zoya memutar bola mata malas.
"Lo tadi kenapa mau pulang? Cemburu ya???? Cieee cie cemburu." Todongnya menoel hidung Zoya.
Zoya menepis tangan Danielle. "Najis" ucapnya kemudian terdengar gelak tawa Danielle. Senang sekali dia menjahili Zoya.
Setelah puas, Danielle masuk kedalam toko baju dan mengambil yang telah dia incar sedari tadi.
"Coba pake" ia menyodorkan sebuah hoodie.Zoya menatapnya dengan raut tak tertarik. "Mama" ia merasa geli membaca tulisan di hoodie tersebut.
Danielle mengangguk. "Papa" ia mengangkat Hoodie ditangannya.
"Biar sweet coupple" ucapnya diselingi tawa.Zoya merinding mendengarnya. "Ogah! Geli gue." Tolaknya.
"Nggak terima penolakan!" Ucap Danielle tegas. Namun sedetik kemudian wajah tegas itu berubah menjadi wajah tengil dengan memasang puppy eyes dan nada suaranya pun terdengar menjijikan.
"Ayolah Zoe!! Dipake. Biar kita coupple an. Kan makin so sweet jadinya" rengeknya mengedipkan-ngedipkan mata.
"OGAH!" Kekeuh Zoya menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)
Teen Fiction[ Follow dulu, sayang 😉 ] Belum banyak pembaca beruntung yang menemukan cerita ini. Makanya jadilah yang pertama dan beritahu teman lainnya! Kisah ini mengandung bawang! 🏅Rank 3 #depretion 🏅Rank 1 #Danielle 🏅Rank 2 #malas 🏅Rank 3 #bodoamat 🏅Ra...