Good

146 11 0
                                    


"Zoya," baik Elle maupun Dani terkesiap, seketika mereka bergerak menghampiri sang anak diatas ranjangnya. Amora dan Nicholas yang datang berkunjung pun segera bangkit menyusul Elle dan Dani.

"Danielle," Elle seakan tak percaya melihat anak bungsunya telah sadar dari masa komanya. Namun caranya terduduk seperti baru mengalami mimpi buruk. Anak itu bahkan berteriak memanggil nama Zoya, seperti mencemaskan sesuatu dan hal itu membuat mereka yang berada di sana jadi khawatir.

"Jangan bangun dulu, Niel." Dani berusaha menahan tubuh anaknya tersebut, menuntunnya untuk kembali berbaring.

Cowok itu tak mengindahkan kekhawatiran semua orang, pandangannya menyapu kesana kemari mencari keberadaan sahabatnya. Matanya kemudian berhenti kepada Amora yang tengah berdiri diujung kakinya bersama Nicholas.

"Dimana Zoe?" Tanyanya.

Gadis itu kebingungan, karena dia juga tidak tahu keberadaan adiknya itu sekarang.  Amora menatap Nicholas yang sama-sama tidak memiliki jawaban perihal pertanyaan tersebut. Sebab mereka juga belum mengetahui kabar kalau Zoya telah kembali, Elle, Dani, bahkan Flynn juga belum sempat memberitahukan hal tersebut kepada mereka keburu Danielle siuman. Jadi mereka tahunya sang adik masih menghilang.

"Istirahat dulu, sayang." Suruh Elle berusaha mengalihkan pembicaraan. "Panggilin dokter, mas." Lanjutnya menyuruh sang suami.

"Zoe pergi, ma," seketika Elle membeku mendengar penuturan anak bungsunya itu.  Tapi bagaimana dia bisa tahu kalau Zoya akan pergi padahal selama ini anaknya itu sedang dalam kondisi tak sadarkan diri.

"Apa yang kamu katakan, Danielle, Zoya gak akan pergi kemana-mana." Tampik Elle.

"Tapi aku lihat dia pergi." Kekeuhnya.  "Zoe mau ninggalin kita semua, ma. Aku gak akan biarin hal itu, aku mau nemuin dia sekarang." Ujarnya keras kepala, seperti tak merasa bahwa dia sedang sakit.

Elle menahan pergerakan anaknya tersebut. "Kapan kamu melihatnya?" Tuntutnya membuat langkah Danielle terhenti. "Kamu ini baru sadar dari koma, Danielle. Semua yang kamu katakan itu cuman mimpi. Zoya gak akan pergi kemana-mana." Jelasnya.

"Tapi_"

Ucapannya terhenti setelah dokter Aditya dan beberapa perawat masuk untuk mengecek kondisi Danielle yang baru saja siuman. 

___

Keadaan sudah lebih tenang, Danielle pun masih harus dibiarkan beristirahat usai diperiksa. Mereka kini tengah berada didepan ruangan ditemani oleh dokter Aditya dan dokter Aji.

"Aku sama mas Dani mau langsung ke bandara, kami titip Danielle sebentar gak apa-apa kan, Dit?" Ujar Elle kepada sahabatnya, dokter Aditya, yang langsung diangguki.

"Tante ngapain ke bandara? Mau jemput seseorang?" Sahut Amora yang sedari tadi kebingungan dengan arah pembicaraan suami istri tersebut. Ya, Amora dan Nicholas datang berkunjung untuk melihat kondisi Danielle dan juga atas permintaan keduanya, sekaligus guna menanyakan kabar terbaru tentang Zoya, adiknya, sebab mereka sendiri masih tidak menemukan tanda-tanda ataupun jejak sang adik.

Elle menatap mereka bergantian. Dia jadi melupakan tyjuannya meminta anak-anak itu datang kemari. "Mora, Nicho, sebenarnya Tante tadi mau ngomongin ini ke kalian." Tuturnya, keduanya menyimak dengan seksama. "kemarin Zoya datang kesini." Sambungnya membuat Amora dan Nicholas terkejut.

"Apa?" Sahut Amora.

"Zoya sudah ketemu?" Tanya Nicholas.

Wanita itu mengangguk. "Dia yang datang sendiri, untuk pamit." Jelasnya.

Kening Amora berkerut bingung. "Pamit kemana maksudnya, Tan?" Selidik nya.

Elle menatap keduanya, helaan napas beratnya semakin membuat Amora dan Nicho penasaran. "Zoya sudah memutuskan kalau dia akan tinggal bersama kakeknya."

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang