"Matahari kian redup, rembulan tak boleh menyela sebelum waktunya.
Melodi indah, aku adalah nada sumbang.
Penghancur kedamaian, perusak keindahan, aib dunia, beban penderitaan.
Kau ulurkan tangan tapi kuinjak, dia ulurkan ular berbisa, ku gapai dengan suka cita."____Bodoh!____
Gadis itu kelihatan begitu cantik diterpa cahaya rembulan, dengan dress selutut berwarna biru Dongker bertabur bintang-bintang yang gemerlap layaknya suasana langit malam yang indah. Kesan mewah begitu kentara ditubuh putih nan tinggi itu. Wajah cantiknya sedikit terekspos dengan polesan make up tipis. Rambut yang biasanya terkuncir rapi kini dibiarkan tergerai menari-nari ditiup angin.
Dia begitu menikmati perjalanan hingga tidak sadar kalau tubuhnya sedang dalam keadaan lemah.
Jendela kaca mobil disampingnya tiba-tiba menutup, sontak saja dia langsung menarik kepalanya yang sedang bersandar keluar jendela menikmati pemandangan jalanan yang ramai itu. Hampir saja terjepit kalau dia tidak cepat menarik kepalanya. Ia menatap murka pada si pelaku.
"Lo mau bunuh gue!" Dampratnya kesal.
"Ganjen banget, ngapain juga lo nongolin pala keluar jendela. Mau tebar pesona sama setan? Nggak sekalian aja gelayutan dibokong mobil biar dikira sempaknya Boboiboy terus diambil sama adudu, mau Lo?" Celetuk Danielle membuat Zoya melotot marah.
Tapi Elle dan Dani malah mengulum senyum geli. Keduanya tahu kalau sebenarnya maksud si bungsu itu baik agar Zoya tidak masuk angin, ditambah gadis itu juga sedang sakit. Tapi caranya memberi perhatian kepada Zoya sangat unik hingga kadang membuat orang yang melihat jadi greget sendiri.
"Apa, lu mau marah? Gue_" ucapannya terhenti karena Zoya malah membuang muka kesamping, mengacuhkannya.
Keduanya mendadak diam, sesekali Danielle melirik gadis disampingnya itu nampak sayu seraya menyenderkan kepalanya kekursi. Kondisinya masih lemah, tetapi ia bersikeras pergi ke acara ulangtahun yang telah disiapkan oleh kedua orangtuanya dengan dalih tidak mau mengecewakan Dona padahal disini dia yang dikecewakan. Meskipun bukan atas namanya, tetapi ia senang bisa ambil bagian dalam mengusung kebahagiaan bagi Mamanya.
Mereka berempat masuk kedalam sebuah cafe yang telah dihiasi berbagai pernak pernik lucu. Keadaan juga cukup ramai hingga dari luar saja sudah kelihatan banyak kendaraan yang terparkir.
Danielle dan Zoya memasang muka bingung, tumben sekali banyak tamu yang diundang, padahal di acara tahun-tahun sebelumnya paling banyak 20 orang yang diundang, itupun hanya kerabat terdekat saja. Tapi kali ini para tamunya bisa diperkirakan lebih dari 50 orang, wajah merekapun nampak asing.
"Sayang!" Mereka menoleh ke sumber suara. Dona tersenyum manis, senyuman yang langkah diperlihatkan. Sepertinya dia sangatlah bahagia.
"Mama" ujar Zoya mendekap mamanya erat.
"Cantiknya anak kesayangan Mama," ia mencubit gemas pipi Zoya seraya mengagumi hasil duplikat dirinya itu.
"Makasih ya, udah mau direpotin. Yaya juga cantik banget pake make up ini. Kamu emang nggak perlu diragukan kalau masalah ini. Makasih banyak loh, Elle" ucap Dona puas dengan yang Elle lakukan untuk putrinya itu.
Elle tersenyum malu. "Kamu ini Don, kayak ke siapa aja. Dia kan anak aku juga, jadi semuanya harus perfect, nggak boleh ada cacat sedikitpun pokoknya." Tuturnya bangga membuat Dona tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)
Teen Fiction[ Follow dulu, sayang 😉 ] Belum banyak pembaca beruntung yang menemukan cerita ini. Makanya jadilah yang pertama dan beritahu teman lainnya! Kisah ini mengandung bawang! 🏅Rank 3 #depretion 🏅Rank 1 #Danielle 🏅Rank 2 #malas 🏅Rank 3 #bodoamat 🏅Ra...