Menepi

83 19 0
                                    

"Gimana keadaan kamu, udah mendingan?"

Zoya menoleh pada Billy sejenak seraya mengulas senyum tipis.

"Udah kok." Jawabnya menanggapi pertanyaan Billy.

"Oh iya kak Billy," lanjutnya baru teringat akan sesuatu.

"Hm," gumam cowok itu.

"Kakak sering mampir ke cafe Bruno ya?"

Seketika raut wajah Billy berubah Panik. Dia takut salah menjawab. Jangan sampai gadis itu mencurigainya.

"Cafe Bruno?" Ulangnya seraya mencari alasan yang tepat.

Zoya mengangguk singkat.

"Iya waktu itu aku nggak sengaja lihat kak Billy disekitar bandara, aku pikir pasti kak Billy mau ke cafe Bruno." Jelasnya.

"Ohhh itu, i_ iya aku emang sering nongkrong di sana. Itu cafe saudaraku soalnya," alibinya gelagapan.

"Wah kebetulan banget kak, Bruno itu sahabatnya Danielle juga, loh."

"Danielle lagi." Batinnya jengah sebab disetiap obrolan pasti nama orang itu selalu disebut.

"Oh ya? Kebetulan banget." Cowok itu pura-pura tertarik dengan obrolan mereka.

Zoya mengangguk antusias, entah kenapa membahas Danielle energinya semakin bertambah.

"Gimana kalau kita ke cafe Bruno aja sekarang?" Usulnya dengan semangat.

Damn! Kali ini Billy terjebak dalam kalimatnya sendiri. Bagaimana nanti kalau Zoya tahu tentang dirinya.

"Jangan," potongnya cepat membuat Zoya mengernyitkan keningnya.

"Maksud aku jangan sekarang, soalnya aku mau ngajak kamu jalan ketempat yang lebih bagus dari itu." Koreksinya cepat.

Zoya mengangguk setuju meskipun dia sangat ingin ke cafe Bruno, karena ada hal yang ingin dia tanyakan kepada pemilik cafe sekaligus sahabat Danielle itu.

_________

"Hai Zoya!"

Zoya dan Billy menoleh bersamaan saat mendengar sapaan seseorang dari belakang.

Amora tersenyum manis mendapati raut seorang cowok disamping Zoya tengah memandangnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Amora," ujar Zoya sedikit sungkan pasalnya mereka tidak memiliki hubungan yang baik sebelumnya.

"Tumben nggak bareng babu, Lo," cibirnya menekan kata babu.

"Dia sahabat gue, bukan babu." Timpalnya dengan wajah datar.

"Ohhhh wawwww, sahabat. Best friend, right?" Amora mengangguk kagum, namun terlihat mengejek ucapan Zoya.

"Amora, gue nggak mau kita buat keributan di sini."

Cewek itu tersenyum sinis. "Gue nggak akan buat keributan." Ujarnya kemudian tatapannya beralih kepada Billy yang diam membatu.

"Gue nggak yakin kalau lo beneran cinta sama nih cowok," tudingnya pada Zoya.

"Atau lo cuma pura-pura aja biar disayang sama nyokap Lo, padahal lo sukanya sama si Danielle. Iya kan?" Lanjutnya.

Zoya membulatkan matanya tak percaya mendengar kalimat tudingan tersebut. Dia melihat raut penasaran diwajah Billy yang ingin mendengar pengakuannya.

"Enggak_"

"Ya pastilah, orang kemana-mana selalu berdua. Dia menghilang aja Lo cariin, sampe masuk rumah sakit gara-gara nggak ketemu Danielle. Pas siuman aja yang pertama dicariin siapa? Danielle kan?"

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang