Hai, diri!
Bagaimana kabarmu?
Masih sanggupkah berdiri tanpa penopang?
Hai, hati!
Betah di dalam sana?
Masih kuat membisu?
Sssttt.......
Aku hanya mampu berbisik pada-Nya setiap waktu,
'semoga takdir-Mu tak mengecewakan sabar ku😊'_Rintihsendu_
______________________________________
Slurppp
Suara seruputan mengiringi cairan coklat kehitaman hingga mengalir jatuh kedalam rongga kerongkongan. Terlihat juga bagaimana buah jakun lelaki itu bergerak seolah menikmati pahitnya kopi yang menjadi perumpamaan peliknya jalan hidup manusia.
Deru napasnya begitu tenang dengan mata tajam bak elang yang kini tengah menatap pada layar pipih dalam genggamannya. Ibu jarinya naik-turun menggeser tampilkan diikuti bola mata kebiruan nya yang juga bergerak mengamati layar ponsel.
Sebuah tepukan dipundak kanan mengalihkan fokusnya bersamaan dengan decitan kursi sampingnya yang ditarik oleh orang yang sama.
"Tumben sob, nggak ngampus lu?" Ujar Bruno menempatkan diri disamping Danielle.
Cowok itu menggeleng singkat. "Males," ucapnya kembali memandangi layar ponselnya.
Merasa penasaran, Bruno yang kepo itu memanjangkan lehernya dan ikut memperhatikan apa yang sedari tadi sahabatnya itu pandangi sampai lupa berkedip.
"Instagramnya Zoya?" Tanya Bruno. Sebab nama akunnya hanya kombinasi kata-kata yang rumit tapi bisa dia tebak kalau itu benar akun gadis yang selalu menjadi prioritas sahabatnya itu.
Danielle mengangguk.
"Coba gue lihat," pinta Bruno merasa tertarik dengan isi dari Instagram Zoya.
Apakah isinya foto-foto yang dibarengi kalimat puitis plus alay? Atau hanya kalimat-kalimat motivasi, sebab Zoya kan suka membaca dan menulis?
Atau hanya foto-foto keluarga?
Bagaimana dengan kalimat-kalimat savage?
Atau jangan-jangan hal yang berbau misterius?"What?" Bruno mengernyit kebingungan setelah memeriksa akun Zoya yang.....
"Kosong?" Sambungnya melirik Danielle dan meminta penjelasan. Apa yang sahabatnya scroll sedari tadi kalau isinya hanya kosong? Tak ada foto apalagi video.
Danielle memperlihatkan daftar sorotan yang ada dalam akun milik Zoya. Bruno ber- oh ria paham dan lanjut memeriksa beberapa sorotan yang Zoya buat dalam akun miliknya.
"Zoya puitis banget, ya? Tapi kok semua kalimatnya ungkapan emosi sedih dan marah?"
Danielle kembali menyeruput kopinya sebelum menjawab pertanyaan Bruno.
"Itu dia, semua kalimat itu kayak jeritan yang nggak bisa dia luapkan."
Cowok berambut gondrong itu menatap Danielle dengan pandangan yang tak terbaca.
Dia mengusap dagunya seraya berpikir. "Hm, followers-nya banyak juga, sampe ribuan. Nggak heran sih, tulisannya emang bagus."
Danielle menyetujui ucapan Bruno yang satu ini. Semua kalimat yang dituangkan oleh Zoya dalam bentuk bait puisi memiliki daya tarik tersendiri. Ejaannya juga tidak terlalu baku pun lebay, namun masuk kedalam hati yang membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)
Teen Fiction[ Follow dulu, sayang 😉 ] Belum banyak pembaca beruntung yang menemukan cerita ini. Makanya jadilah yang pertama dan beritahu teman lainnya! Kisah ini mengandung bawang! 🏅Rank 3 #depretion 🏅Rank 1 #Danielle 🏅Rank 2 #malas 🏅Rank 3 #bodoamat 🏅Ra...