Jadi begini

69 16 0
                                    


Bolak-balik hingga menimbulkan rasa cemas tak karuan melihat para perawat bergantian memeriksa keadaan Zoya. Dari balik kaca, ya, Zoya sudah dipindahkan ke ruangan lain setelah operasi akan tetapi keluarga masih belum diperbolehkan untuk menjenguknya secara langsung karena gadis itu belum siuman.

Operasinya tadi berjalan dengan lancar dan sekarang mereka masih menunggu gadis itu membuka matanya. Hanya do'a yang bisa mereka lakukan, kekhawatiran belum jua reda apalagi saat melihat dokter dan perawat di dalam sana tetap setia berjuang bahkan menunggu Zoya benar-benar membuka matanya.

Danielle memperhatikan dengan seksama raut tegang beberapa perawat, hingga timbul pertanyaan besar dalam benak cowok itu tentang apa yang sebenarnya terjadi didalam sana? Apakah semuanya baik-baik saja?

Di sana terlihat dokter Rian selaku dokter yang ditugaskan menggantikan dokter Aji tengah berbincang dengan seorang perawat, mimik wajahnya begitu serius. Danielle yang melihatnya menjadi penasaran untuk mencaritahu apa yang terjadi. Cowok itu tidak beranjak dari tempatnya berdiri untuk mengecek kondisi sahabatnya dari baik jendela kaca.

Buru-buru mereka mendekati pintu ketika seorang perawat keluar dari sana, tapi belum sempat bertanya perawat itu sudah pergi dengan tergopoh-gopoh seperti mengejar sesuatu. Sontak mereka saling pandang kebingungan bertanya-tanya dan lantas bergegas mendekati jendela untuk mengecek ke dalam. Masih sama, Zoya juga belum menunjukkan tanda-tanda sadar dan para perawat yang lain sibuk dengan tugas mereka sementara dokter Rian memerintahkan sesuatu yang entah apa.

"Sudah lebih dari batas waktu, tapi kenapa Zoya belum kunjung membuka matanya?" Ujar Amora gelisah. Nampaknya yang lain juga setuju dengan ucapan Amora barusan, waktu yang diperkirakan oleh dokter sudah hampir selesai tapi belum juga ada tanda-tanda gadis itu akan siuman.

Keadaan didalam ruangan mulai riuh ketika suara dokter Rian meninggi, ada yang disuruh ini-itu. Kondisi cukup mengkhawatirkan jika dilihat dari luar ketika para perawat bergantian berlalu lalang. Dokter Rian juga terlihat memeriksa denyut nadi Zoya dan berupaya memeriksa bola mata gadis itu, sontak hal itu membuat kepanikan semakin menjadi.

"Kenapa didalam?" Selidik Alben kebingungan. Mereka semua ikut berdiri untuk memeriksa.

"Ini sudah lebih dari lima jam," Amora terus bergumam khawatir.

Miranda menyadarkan putrinya itu dan menyuruhnya agar lebih tenang. "Sabar, jangan bicara seperti itu." Tegurnya tidak ingin membuat yang lain semakin cemas tapi Amora tetap merasa gelisah.

Tak berselang lama dokter Aji datang bersamaan dengan salah satu perawat yang tadi belum sempat mereka tanyai. Dokter Aji tidak begitu memperhatikan mereka yang menatap penuh kebingungan, dia bergegas agar cepat sampai supaya bisa segera mengecek kondisi Zoya setelah mendapat pesan dari salah satu perawat yang ditugaskan.

"Dokter Aji, apa yang mereka lakukan di dalam? Apa semuanya baik-baik saja?" Ujar Alben mencoba menahan langkah dokter Aji untuk mencari tahu kondisi didalam.

Dokter Aji terlihat begitu tergopoh-gopoh, namun ia masih bisa meluangkan waktu sejenak. "Om tenang dulu, saya akan memeriksa keadaan Zoya." Terangnya kemudian melanjutkan langkahnya kembali.

Mereka semua menatap pintu yang tertutup itu dengan perasaan cemas. Seketika pikiran buruk kembali menghantui Alben, dia tidak ingin jika kemungkinan besar dari resiko itu benar terjadi. Dia tidak sanggup melihat putrinya menderita.

Semuanya menunggu dengan sabar sampai dokter Aji keluar dan mereka berharap akan dapat kabar baik setelah ini. Danielle sedari tadi hanya memperhatikan para tenaga medis, mulai dari pengecekan nadinya hingga gerakan mulut kedua dokter yang tengah berbincang itu. Dia tidak bisa mendengarnya namun ia tak menyerah untuk mencaritahu lebih.

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang