opia

196 35 5
                                    

Semangat biasanya didorong oleh suatu penyebab yang kadang tak bisa dijelaskan oleh logika. Hal sepele pun bisa jadi alasannya.

Seperti saat ini, seorang Zoya bangun pagi-pagi sekali bahkan sebelum alarmnya berbunyi. Danielle, si alarm terheran-heran saat kedatangannya disambut langsung oleh Zoya didepan pintu dengan kondisi sudah siap, pakaian rapi, wajah ceria, dan perlu di catat dia bahkan mandi. Sesuatu yang langkah ditemukan.

Danielle sendiri bahkan tak henti-hentinya mengucap istighfar untuk memastikan yang disampingnya sekarang ini beneran Zoya atau masih jin yang merasukinya kemarin.

" Ini beneran zombie kan? Serius ini Lo? Kok bisa? Ah nggak percaya gue. Coba tebak berapa jari gue?" Danielle terus mengoceh sepanjang jalan. Ia masih tak percaya dengan semua ini.

Zoya mendengus jengkel, niat hati bangun pagi berharap hari ini dapat sesuatu yang mengagumkan lagi. Tapi entah karena apa semuanya dirusak dengan kehadiran makhluk halus seperti Danielle.

Ia mengendus aroma Zoya dari rambut sampai kebadan, membuat Zoya merasa jijik dan menjauhkan tubuhnya dari kuman seperti Danielle.

Zoya mendelik menjauh karena Danielle tak kunjung berhenti mengendus badannya. "Apaan sih, nafsu ya Lo sama gue? Dampratnya.

" Oh my God! DEMI WHO???? ZOE LO MANDI? Seriusan??? Ini gue nggak mimpi kan ? Tolong siapapun help me.. bangunin gue... Awwww!" Danielle terus berteriak heboh, dan diujung kalimatnya menjerit setelah dihadiahi cubitan maut dari Zoya.

Tingkah Danielle menarik perhatian beberapa pengguna jalan yang berada disana, sebab saat ini mobil mereka tengah berhenti di lampu merah.

" Bisa nggak sih nggak usah banyak nanya!" Sungut Zoya dengan wajah jengah.

Ia pun menggeleng cepat. "Nggak bisa" jawab Danielle mantap tak memperdulikan tatapan maut orang disampingnya.

Oke, mungkin Zoya yang harus lebih sabar. Danielle adalah cobaan terberat dihidup Zoya. Orang yang satu itu memang senang sekali mengajak berdebat. Zoya harus extra sabar menghadapinya.

"Zombie lo tau nggak, kenapa gue bawa mobil?" Tanya Danielle namun tak ditanggapi oleh Zoya. Dirinya larut dalam lamunan indah, mengingat kejadian kemarin saat dirinya diantar pulang oleh Billy, kakak senior pujaan hatinya.

"Zoeee?" Danielle setengah merengek menggoncangkan lengan Zoya, membuat lamunannya buyar seketika.

"Apa sih?" Cerca Zoya tak terima Danielle terus menganggu moodnya.

"Coba tebak, kenapa gue bawa mobil" Danielle mengulang pertanyaannya barusan.

"Nggak tau dan nggak mau tau!" Acuhnya membuang muka kesamping.

"Alasannya karena gue nggak suka lihat Lo pulang bareng cowok lain selain gue" Danielle berucap mantap dengan wajah tengilnya, sementara Zoya mengedikan bahunya pura-pura tak peduli.

Danielle tersenyum tipis memperhatikan Zoya dari samping. Wajahnya mengembung pertanda kesal. Mungkin ia juga menggerutu dan mengumpati Danielle dalam hati.

________

Waktu istirahat memang cocok dihabiskan untuk mengisi energi yang telah terkuras. Bagi Zoya, waktu senggangnya dihabiskan hanya untuk dua hal, membaca dan makan.

Membaca untuk menambah wawasan, makan untuk menambah energi. Apa jadinya kalau energi berpadu dengan wawasan?. Tidak semua orang mempunyai fokus yang baik untuk melakukan keduanya sekaligus.

Maksudnya makan ya makan, hanya fokus pada makanan. Membaca sambil makan itu sesuatu yang sulit. Karena membaca itu perlu feeling agar setiap kata bisa diingat dan dimengerti dengan baik.

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang