Lanjut

67 14 0
                                    


Ting....

Gadis itu melirik sejenak pada ponsel yang diletakkan di dekat buku yang sedang dia baca. Pandangannya kembali fokus dengan lembaran kalimat berbentuk paragraf rapih itu, mengabaikan notifikasi pesan yang masuk.

Namun, lagi-lagi handphonenya berdering. Membuat ia berdecak kesal sebab kegiatan membacanya jadi terganggu.

"Halo?"

Tut...

Panggilan diputus sebelum ada sahutan dari seberang. Gadis itu mendengus kesal. Siapa orang usil yang terus-menerus mengganggunya?

Terlanjur dibuka, sekalian saja dia membuka pesan yang tadi belum sempat ia baca. Dari nomor sama dengan yang menelpon tadi. Nomor tak dikenal. Penasaran, akhirnya dia membuka pesan percakapan tersebut.

"Video?" Gumamnya setelah melihat isi pesan tersebut.  Mengapa orang itu mengirim video padanya? Apa benar hanya orang iseng?.

Diliputi rasa penasaran, akhirnya ia memutuskan untuk melihat isi video tersebut.

"What?" Kagetnya bukan kepalang saat detik pertama video itu terputar.

Raut herannya berubah jadi seringai tipis. "Buah jatuh emang nggak jauh dari pohonnya." Ujarnya sembari mengetikkan kalimat itu pada keyboardnya.

Emoticon smirk sebagai balasan pesan yang gadis itu kirim. Tapi, tunggu...

"Siapa orang yang ngirim video ini ke gue? Apa maksudnya?" Selidik Amora keheranan.

Ia mengecek nomor telepon tersebut dan berniat menelpon balik untuk mencari tahu siapa dalang dari semua ini. Kenapa orang ini mengirimkan video adegan mesra adik tirinya dengan Billy?

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, mohon_

Amora memutuskan panggilan itu saat suara operator yang menyahut.

"Di block? Secepat ini?" Dia semakin tak mengerti apa maksud dari ini.

Tapi tidak begitu buruk, pikirnya. Sebuah ide jahat terlintas begitu saja.  Akhirnya ia menemukan cara untuk membalaskan dendam pada Zoya, adik tirinya.

"Kita lihat, bagaimana dampaknya setelah video ini gue sebarin ke semua orang. Biar mereka tahu, sekotor apa harga diri, lo." Ujarnya diakhiri tawa sinis.

Amora berlanjut membuka akun instagramnya yang sudah diikuti oleh ribuan orang. Dia benar-benar akan menyebar luaskan video itu ke sosial media miliknya.  Tak lupa tagar 'jalang' ia sematkan diiringi caption "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya." Serta akun yang bersangkutan dia tandai juga.

Tinggal send..... Namun ia menjadi ragu saat tiba-tiba wajah Zoya terlintas dalam benaknya. Apa nggak keterlaluan? Pikirnya.

Dia mematikan layar ponselnya setelah ragu untuk melanjutkan rencananya. Matanya menyapu pandang seisi cafe yang terbilang cukup ramai di weekend seperti ini.

Tak sengaja ia mendapati sosok gadis yang dia benci tengah berdiri diseberang jalan, hendak menyeberang. Sepertinya dia akan menuju ke cafe itu juga. Amora berusaha untuk mengabaikan hal tersebut dengan melihat ke arah lain. Namun sekali lagi, pandangannya tertuju pada dua orang mencurigakan yang berada tak jauh dari adik tirinya itu.

"Itu bukannya orang yang sama dengan yang waktu itu?" Amora ingat betul saat pertemuan mereka kemarin, dimana dua orang tersebut juga memperhatikan Zoya diam-diam.

"Kenapa mereka terus mengikuti gadis sampah, itu?" Gumamnya.

Dia terus mengikuti arah langkah Zoya dari jauh, hingga adik tirinya itu masuk kedalam cafe. Dua orang misterius itu juga berhenti didekat cafe, tidak ikut masuk ke dalam.

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang