"Hai mayat hidup!" Sapaan konyol menyambut gendang telinganya.Zoya memutar bola mata malas dan kembali mendudukkan diri dibangku taman. "Ngapain lo kesini?" Juteknya seperti biasa.
"Mau bikin lo nangis lagi," Timpalnya terkekeh garing. "Nih," ia melemparkan sebuah buket bunga tepat mengenai wajah Zoya lalu menempatkan diri disamping gadis itu tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Aw, sakit bego!" Umpat Zoya mengerang sembari mengelus kening dan hidungnya yang terkena lemparan buket bunga. Sangat tidak etis.
"Lu ngasih bunga udah kayak ngajak berantem, Bambang! Udah warna bunganya kuning lagi kayak tai! gak ada bunga lain lagi apa?" Oceh Zoya memberengut sebal namun dalam hati cukup merasa senang akan hal itu. Yah, meskipun caranya terkesan awkward daripada romantis.
"Ye," Danielle menoyor kepala Zoya hingga si empunya sedikit terhuyung. "kuning itukan lambang ceria, biar lo gak manyun terus kek ikan lele abis filler bibir. Kek gini, nih," ia bahkan menirukan bentuk bibir yang dimanyun-manyunkan membuat Zoya tergelak geli. "Monyong kek pantat monyet." Sungguh Zoya tak bisa menahan tawanya mendengar perkataan Danielle, tadi katanya mirip lele, sekarang malah tambah parah kayak pantat monyet.
"Istighfar Niel, entar kesambet lu!" Peringat Zoya berusaha menyudahi tawanya, sontak cowok itu langsung istighfar dan menormalkan mimik wajahnya.
"Gimana, lo suka gak sama bunganya?" Tanya Danielle.
"Suka sih, tapi tetep aja kenapa harus kuning sih. Kan gue sukanya mawar putih." Dumelnya.
Cowok itu berdecak kesal. "Ah, Bawel lu, tau gitu gue bawain bunga kuburan aja tadi, mau?" Ujar Danielle.
Plakkkk
"Apa sih, gak tau terimakasih banget udah dibeliin bunga. Main pukul-pukul aja, lo pikir gue karung beras yang bisa lo sentuh-sentuh seenaknya." Racau Danielle tak jelas.
"Ck,,, Danielle!" Rengek Zoya kesal namun dengan mimik wajah yang imut membuat tangan Danielle gatal ingin mencubitnya.
"Apa sayang?" Goda Danielle dengan suara menyebalkan.
BUGH
"Astaghfirullahal'adzim," Danielle memejamkan matanya berusaha untuk sabar tapi tidak bisa. "sialan lo zombie, dibaikin malah ngelunjak. Aduh," cowok itu memegang perutnya yang disikut keras oleh Zoya. "Gue sentil juga otak Lo!" Ujarnya menahan sakit.
"Salah sendiri, alay banget. Lagian disikut dikit aja lemah banget lo."
"Dikit lo gak ada obat, dodol!" Kesal Danielle, dia tidak berbohong. Siku Zoya memang sangat lancip, kalau diasah dikit lagi bisa kok dijadiin tombak untuk nangkap ikan saking lancipnya.
Zoya terkekeh geli melihat ekspresi kesal dari sahabatnya itu. Tiba-tiba ia teringat ucapan Jessie tadi, dia menatap lamat cowok disampingnya kini. Dia tidak mau situasinya terasa canggung seperti kemarin saat Danielle membuatnya terbuai kemudian menangis. Tapi dia ingin menanyakan tentang maksud Danielle membohonginya tentang pertunangan itu, apa benar Danielle mau balas dendam karena Zoya saat itu sedang bertunangan dengan Billy? Dia harus mencaritahu sendiri.
"Niel, kenapa lo bohong soal Je_"
"Lo tahu bunga ini gak? Ada filosofinya loh." Potong Danielle cepat mengambil setangkai bunga dari dalam buket seakan tidak ingin membahas mengenai hal tersebut sekarang.
Zoya terlihat cukup tertarik hingga melupakan pertanyaannya yang belum dijawab oleh Danielle. "Apa?" Tanyanya.
"Bunga ini namanya bunga coreopsis, yang berasal dari Amerika dan tergolong bunga liar sejenis aster-asteran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)
Teen Fiction[ Follow dulu, sayang 😉 ] Belum banyak pembaca beruntung yang menemukan cerita ini. Makanya jadilah yang pertama dan beritahu teman lainnya! Kisah ini mengandung bawang! 🏅Rank 3 #depretion 🏅Rank 1 #Danielle 🏅Rank 2 #malas 🏅Rank 3 #bodoamat 🏅Ra...