"REGA, KELUAR KAMU!"
Lelaki yang menginjak kepala empat itupun menghentikan pekerjaannya setelah mendengar seseorang meneriakkan namanya. Diapun bergegas keluar dari ruang kerjanya untuk memeriksa tamu yang datang dengan tidak sopan itu.
"Siapa ma?" Tanyanya pada istrinya yang sepertinya ikut penasaran hendak melihat keluar rumah.
"Gak tahu mas, aku baru aja mau ngecek ke luar. Tapi dari suaranya sih kayak kenal," tuturnya.
"REGA!"
Tok, tok, tok
Gedoran pintu menandakan kalau tamu mereka sedang dalam amarah yang tinggi. Suami-istri itupun langsung bergegas membukakan pintu sebelum orang itu menghancurkannya.
"Alben," ujar Rega saat mendapati orang yang membuat keributan dirumahnya adalah calon besannya sendiri.
"Dimana anak kamu? Katakan dimana Billy bersembunyi?" Alben menarik kerah baju Rega membuat sang istri terkejut dan berupaya membantu suaminya lepas dari cengkeraman Alben.
"Ada apa ini? Lepasin suami saya," cercanya mendorong tubuh Alben menjauh.
"Katakan, dimana Billy?" Bentak Alben dengan emosi serta napas memburu.
Rega berdiri dengan tegak seraya membenarkan bajunya, balik menatap mata tajam Alben dengan sorot santai. "Lebih baik kita ngobrol didalam sambil ngopi dulu, tidak baik ribut-ribut didepan nanti didengar tetangga."
"Saya tidak ingin berbasa-basi, Rega." Peringatnya. "Cepat katakan dimana anak kamu, saya akan memberikan pelajaran kepadanya karena telah berani menyentuh anak saya!" Geram Alben.
Rega malah tertawa kecil menanggapi ucapan calon besannya itu. "Mengapa kamu marah, biarkan saja lagipula mereka kan sudah bertunangan. Nanti juga Zoya bakal menjadi milik anak saya," tanggap nya santai seolah itu bukan masalah yang besar.
"Ya, suami saya benar. Lagian semua itu pasti atas kemauan anak kamu juga. Anak saya tidak akan pernah mau bertindak tanpa persetujuan anak kamu. Jadi jangan menyalahkan anak saya," sahut Rahayu tidak terima anak kesayangannya dituduh macam-macam.
Alben menatap sepasang suami-isteri itu, tak menyangka akan mendengar ini. "Gara-gara Billy, anak saya dikeluarkan oleh pihak kampus." Tajamnya.
"Ya, itu resikonya. Itu tandanya anak kamu yang tidak bisa jaga diri!" Hardik Rahayu.
Darah dalam diri Alben mendidih mendengar ucapan Rahayu. Apa dia bilang, Zoya tidak bisa jaga diri? Wanita macam apa Rahayu itu.
"Anak kalian yang kurang ajar!" Sungutnya tak terima.
"Sudahlah Alben, kenapa harus dibesar-besarkan seperti ini. Mereka juga sudah dewasa bukan anak-anak lagi, biarkanlah mereka bersenang-senang." Imbuh Rega.
Alben terlihat sangat kecewa dengan reaksi orang tua Billy yang kelewat santai. "Salahku menyetujui pertunangan ini," ujarnya.
Rega dibuat tertawa oleh ucapan Alben yang menurutnya sangat menggelitik. "Apa maksud mu, Ben? Sebelumnya kamu sangat mendukung rencana istrimu," cibirnya.
Ya, suatu kesalahan besar karena selama ini Alben selalu menyetujui kemauan Dona, termasuk perjodohan ini. Harusnya Alben cari tahu dulu latar belakang dari keluarga yang akan disandingkan dengan putrinya kelak. Sekarang dia sudah mengetahuinya, cukup hubungan mereka sampai sini. Daripada dia akan tambah menyesal dikemudian hari.
"Ingat, aku tidak akan pernah mengampuni anak kalian!" Kecam Ben menunjuk wajah Rega dengan tatapan maut.
Rahang Rega mengeras, dia sangat menyayangi anaknya dan tidak akan membiarkan apapun terjadi padanya. "Berani kau menyentuhnya, aku pastikan anak mu itu akan hancur selamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)
Teen Fiction[ Follow dulu, sayang 😉 ] Belum banyak pembaca beruntung yang menemukan cerita ini. Makanya jadilah yang pertama dan beritahu teman lainnya! Kisah ini mengandung bawang! 🏅Rank 3 #depretion 🏅Rank 1 #Danielle 🏅Rank 2 #malas 🏅Rank 3 #bodoamat 🏅Ra...