Tamu bobrok

78 20 5
                                    


........

"Assalamualaikum! Kak Bel, pulang yuk?"

Bella dan Zoya menoleh bersamaan ketika suara Zefa menggema di dalam ruangan.

"Dimana akhlak, lo?"

Zoya terlihat sangat geram dengan kelakuan bocah lancang yang asal nyelonong masuk kedalam rumahnya tanpa meminta izin kepada si empunya rumah.

Zefa, si bocah nakal itu malah nyengir hingga giginya yang putih rapi terlihat sempurna.

"Eh, disini rupanya. Kak Bel, ayo pulang!" Rengek nya menghampiri Bella dan Zoya diruang tengah sambil cemberut menggemaskan.

Zoya dibuat tercengang saat gadis kecil itu mengabaikan keberadaannya. Dia bahkan berdiri membelakanginya.

"Zefa, nggak boleh teriak gitu, ini dirumah orang." Nasehat Bella pada teman yang dianggapnya seperti adik itu.

"Siapa lo, nggak diajarin sopan santun ya dirumah Lo?" Hardik Zoya kesal. Mana masuk nyelonong ditambah teriak-teriak juga.

"Lo juga siapa, marah-marah mulu kayak nenek lampir." Timpalnya tak kalah garang.

"Zefa, yang sopan." Tegur Bella.

"Dia yang mulai," tunjuknya pada Zoya dengan mimik wajah yang lucu tapi menjijikan dimata Zoya.

Dalam hati, ingin sekali Zoya mengarungi gadis kecil itu lalu melemparnya jauh ke kutub Selatan. Biar dimakan sama beruang kutub atau nggak dibekukan untuk jadi fosil beberapa abad yang akan datang.

Kan sayang, manusia langka bentukan gadis kecil itu harus diawetkan sesegera mungkin. Kasihan hidupnya pasti membuat setiap orang yang mengenalnya akan mati cepat akibat serangan jantung menghadapi ulahnya, setidaknya proses pemumian berguna membantunya mencetak pahala agar hidupnya berguna sedikit lah.

Zoya memang tidak tanggung-tanggung jika memikirkan hal gila dan savage.

"Maaf ya, kak Zoya. Ini Zefa namanya," ujar Bella merasa tidak enak.

Meski masih kesal tapi Zoya tidak bisa marah, mengingat mereka adalah tamunya.

Ketiganya kembali duduk di sofa, Zoya masih sibuk membereskan obat-obatan yang tadi digunakan.

"Ini rumah sepi banget, kayak kuburan." Celetuk Zefa seraya celingak-celinguk memperhatikan sekeliling.

Bella menempelkan jari telunjuk kebibir nya mengisyaratkan gadis itu agar diam. Tapi bukan Zefa namanya kalau bisa diam tanpa membuat ulah.

Zoya mendengus kesal. "Apa?" Tanyanya ngegas saat Zefa menarik-narik ujung bajunya dari belakang.

"Galak banget, sih." Gerutunya. "Kakak tahu nggak, temennya kuda-Niel yang galak itu?"

Sebelah alis Zoya terangkat. "Kuda-Niel?" Ulangnya memastikan kalau yang dimaksud adalah Danielle, sahabatnya.

"Itu yang sebelah rumah,"

Ternyata benar. "Lo kenal sama Danielle?" Ujar Zoya penasaran.

"Ih ternyata kakak bodoh, ya!"

Baik Zoya maupun Bella terkejut mendengar ucapan gadis itu. Apalagi Zoya, rasanya ingin sekali dia membenamkan wajah Zefa kebawah ketiaknya karena berani mengatainya bodoh.

Baru kali ini dia diremehkan orang, dan parahnya orang itu adalah gadis kecil menyebalkan yang tidak tahu sopan santun.

Beberapa kali Bella menggumamkam kata maaf mewakili Zefa. Dia juga merasa tidak enak dengan perlakuan gadis itu.

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang