Mereka

77 21 0
                                    


Brukkk

Ia menghembuskan napas lelah seraya menepuk kedua telapak tangannya, membersihkan sisa  kotoran yang menempel.

Dua kantong plastik hitam sampah yang dia dapat dari membersihkan kamarnya sendiri. Lihatlah betapa joroknya gadis itu hingga sampah kamarnya bisa sebanyak itu.

Kira-kira bagaimana kondisi rumahnya?  Hancur? Seperti kapal pecah? Tentu saja tidak.

Zoya itu tipikal cewek yang tidak suka melihat isi rumah berantakan. Dia rajin membersihkan tempat yang kemungkinan besar akan terlihat oleh orang banyak. Namun berbeda dengan kamarnya yang menjadi markas baginya.

Kamar adalah rana privasi, jadi dia berhak atas segalanya. Tak ayal dia sering meletakkan benda-benda miliknya disembarang tempat. Bahkan Danielle pun menjuluki kamar Zoya seperti kandang sapi. Cocok disematkan, mengingat sapi adalah salah satu hewan paling jorok di dunia.

Hal itu karena melihat kondisinya yang berantakan dengan sampah disetiap sudut, belum lagi pakaian yang menggantung di sana- sini. Dan, yang paling membuat Danielle geli adalah melihat pakaian dalam Zoya yang berserakan disamping tempat tidurnya.

Tapi gadis itu nampak tak perduli dan terkesan biasa saja meskipun Danielle sering menceramahi nya. Jawabnya selalu membuat Danielle geram. Katanya santai.  "Biasa aja kali, dulu juga kita sering dimandiin bareng-bareng."

WTF! Iya, itu dulu waktu mereka masih kecil. Jangankan malu, gender aja mereka belum tahu saat itu. Entah sudah berapa kali Danielle mengelus dadanya mencoba bersabar menghadapi Zoya.

Kembali lagi. Zoya memutar tubuhnya untuk masuk ke dalam rumah usai membuang dua kantong plastik sampah tersebut. Sebuah pemandangan memuakkan tak sengaja tertangkap di indera penglihatannya. Langsung pura-pura tidak melihat, ia mempercepat langkahnya.

"Zoya!"

Dia berdecak kesal saat Jessie memanggilnya. Mau tak mau dia menoleh kearah sumber suara yang tadi dia hindari sebab ada Danielle juga disana.

Sebuah pertanyaan terlintas dibenak Zoya melihat kedekatan mereka berdua yang semakin hari makin lengket. Jangan bilang kalau mereka memang pacaran? Dan sekarang ingin pamer kemesraan dihadapan Zoya. Memikirkannya saja sudah menjijikan.

Jessie mengangkat tangan kanannya dengan wajah sumringah. Zoya melirik apa yang ada ditangan Jessie itu setengah tidak minat.

"CD pent house, kita nonton bareng  yuk? Lengkap tiga season, loh!"  Ujarnya dengan semangat.

Sejenak, dia melirik Danielle yang berdiri disebelah Jessie. Cowok itu juga tengah memperhatikannya dan juga menunggu jawabannya.

"Nggak," timpalnya singkat kemudian melanjutkan langkahnya.

"Aku bilang juga apa, nggak bakal mau dia. Hidupnya aja udah banyak drama."

Entah kenapa kaki Zoya mendadak sulit untuk digerakkan setelah mendengar ucapan Danielle barusan yang begitu menohok. Dia tidak marah, hanya merasa aneh sebab semuanya benar. Danielle benar, hidupnya sudah dipenuhi drama yang tak kunjung usai. Tragis, dramatis.

Zoya mempercepat langkahnya dan tidak lagi memperdulikan panggilan Jessie.

"Lo keterlaluan, Niel!" Cerca Jessie setelah memastikan Zoya sudah masuk.

"Gue cuma mengulang kalimatnya sendiri. itukan yang selalu dia katakan saat Lo ngajak dia nonton?"

"Lo mau dia sembuh, kan Niel?"

Danielle mengangguk singkat.

"Nggak gini caranya, lo cuma buat dia makin merasa bersalah dan depresi." Omel Jessie.

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang