Hukuman

134 25 0
                                    


Entah sudah berapa jam Danielle masih terus saja mendumel nggak jelas gara-gara Flynn memarahinya didepan teman-teman Flynn. Dia menyalahkan Zoya atas semuanya. Katanya dia malu dimarahi didepan umum, padahal salah sendiri dia yang berlari kelantai bawah, Zoya kan hanya mengejarnya sesuai arah.

"Puas Lo, puas?? Mau ditaro kemana muka gue. Image gue jadi jatoh kan. Ini semua gara-gara Lo!" Oceh Danielle menunjuk Zoya yang tengah berbaring telentang sambil menutup mata. Mengabaikan celotehan Danielle.

"AWWWWW, MAMI....!" Danielle berteriak heboh usai sebuah bantal mendarat tepat diwajahnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Zoya.

"Lo_" Danielle berdiri menghampiri Zoya yang kini dalam posisi duduk dengan  membawa bantal yang tadi mengenai wajah tampannya. Zoya memasang wajah kusut menatap tajam Danielle.

"Apa? Lo mau bales gue?" Tak kalah galaknya Zoya berdiri menggenggam sapu yang kini berada ditangannya membuat Danielle tersenyum getir.

"Eng_enggak becanda. Piece" ucap Danielle memaksakan senyumnya dan mengacungkan dua jari telunjuk dan jari tengah, membentuk huruf v.

Zoya menatapnya malas kemudian kembali berbaring. Beberapa menit cukup hening sebelum si setan kembali berulah.

Kali ini tak mengeluarkan suara, namun tingkahnya lagi-lagi membuat Zoya mengelus dada, bersabar dengan tingkah aneh cowok yang selalu senang memancing emosinya itu.

Zoya bangkit menatap datar Danielle.
"Kenapa? Mau?" Tawar Danielle dengan menyodorkan sebungkus kacang kulit ditangannya.

Tanpa menjawab Zoya berdiri kemudian memungut semua kulit kacang yang bertebaran disekitarnya.

"Mau ganti profesi jadi pembantu lo,?" Danielle terkekeh mengejek.

Tawanya terhenti saat Zoya berjalan menghampirinya dengan kedua tangan menggenggam kulit kacang. Ekspresi Zoya yang datar membuat Danielle sedikit was-was.

" Ngapain kesini, noh tong sampah didepa_ hmmppp" ucapannya terhenti saat Zoya menyumpal mulutnya dengan memasukkan semua sampah kulit kacang dan membekapnya.

"Tahu tempat sampahkan?" Tanya Zoya menatap tajam Danielle dengan tangan masih menutup mulut Danielle. Danielle mengangguk kikuk.

"kalau udah tau" ucap Zoya menjeda kalimatnya. " JANGAN BUANG KULIT KACANG SEMBARANGAN!" teriak Zoya menggebu-gebu tepat didepan wajah Danielle.

Bagaimana tidak kesal, bukan hanya sembarangan. Danielle sengaja melempar kulit kacang mengenai tubuh Zoya yang tadi hendak terlelap.
Soal usil memang Danielle juaranya.

Setelah mendengar amukan Zoya, Danielle buru-buru memunguti kembali sisa-sisa kulit kacang tadi dan membuangnya ketempat sampah.

Kemudian dia menghampiri Zoya yang kini duduk di sofa sambil membaca buku. Danielle duduk dilantai tepat didepan Zoya. Dia mengguncangkan tangan Zoya yang tengah bersandar pada dinding sofa.

"Apaan?" Jengah Zoya bertanya malas.

"Laper" rengeknya bak anak kecil.

"Makan Sono" usir Zoya menepis tangan Danielle.

"Ambilin lah" ujar Danielle manja.

"Emangnya gue pembantu lo! Ambil sendiri sana, ga usah manja."  Tolaknya.

"Ayolah Zoe, hitung-hitung buat latihan jadi istri yang baik dimasa depan" tutur Danielle mendapat tatapan jijik dari Zoya.

"Emangnya siapa yang mau nikah sama Lo, jangan ngimpi!" sanggah Zoya.

"Idih kepedean, gue nggak bilang latihan buat jadi istri gue. Yeeee!" koreksi Danielle setengah mengejek.

"Atau jangan-jangan, Lo emang selama ini mendam rasa sama gue. Terus Lo berkhayal pengen jadi istri gue. Iya? Ngaku Lo" lanjutnya berspekulasi.

Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang