Cukup lelah seharian ini. Ia bahkan tidak masuk kuliah sebab terus berusaha mencari keberadaan Danielle yang entah bersembunyi di mana.
Tiba dipekarangan, Zoya tidak langsung masuk kedalam rumahnya, melainkan berdiri mematung menatap kamar lantai atas rumah tetangganya. Ternyata cowok itu masih belum pulang, terlihat dari gorden jendela kamarnya yang masih tertutup rapat.
"Lo dimana sih Niel," gerutunya dengan perasaan khawatir sekaligus menyesali perbuatannya dimalam itu.
Sejak Danielle menghilang pikiran Zoya tak bisa tenang. Dia stres, khawatir, dan merasa bersalah. Dia bahkan membenci dirinya sendiri sebab itu. Tapi tidak ada yang terlalu peduli dengan kondisinya, kedua orangtuanya pun terlihat acuh atau mungkin mereka tak menyadari perubahan Zoya akhir-akhir ini sebab cewek itu selalu mengurung diri didalam kamar.
Namun tidak bagi Elle dan juga Jessie. Elle yang sudah seperti ibu kandungnya sendiri kenal betul bagaimana keadaan mental Zoya saat ini. Juga Jessie yang ternyata lulusan psikiater sudah pasti paham betul bagaimana raut kecemasan serta gelagat yang ditunjukkan oleh Zoya.
"Hai, Zoe!" Sapaan Jessie menyadarkan Zoya dari lamunannya.
Gadis itu menoleh dan mengulas senyum tipis guna membalas sapaan Jessie.
"Baru pulang kuliah?" Tanyanya ramah.
"Iya," timpal Zoya singkat.
Sejenak Jessie berpikir bagaimana cara agar dia bisa lebih dekat berinteraksi dengan Zoya. Lalu sebuah ide terlintas di otak cemerlangnya.
"Lo suka nonton drakor nggak?" Jessie terlihat antusias menunggu reaksi gadis itu.
"Nggak," lempengnya.
Raut Jessie terlihat kebingungan mencari topik lainnya.
"Kalau film Hollywood?" Kecarnya tak menyerah. Zoya menggeleng singkat.
Jessie menghela napas singkat. "Kalau series? Bioskop?"
"Gue nggak suka drama, hidup gue sendiri udah penuh drama." Celetuk Zoya datar ia merasa jengah dengan pertanyaan konyol tetangganya itu.
Tak mau melanjutkan obrolan mereka, Zoya langsung beranjak meninggalkan Jessie sendirian yang hanya terdiam.
Mood Zoya sedang tidak baik. Ditambah tetangga depannya itu ternyata juga sama cerewetnya kayak Danielle. Apakah hidupnya ditakdirkan seperti ini, dikelilingi orang-orang cerewet dan menyebalkan.
Jessie tersadar dari lamunannya mendapati Zoya sudah jauh.
"Kalau kartun gimana? Kan bukan drama." Pekiknya masih belum menyerah.
Zoya mendengus jengkel. Dia mendengar teriakkan tetangganya itu namun memilih mengabaikannya dan segera masuk kedalam rumah sebelum Jessie kembali mendekatinya.
Jessie menatap kepergian Zoya dengan iba. "Lo udah terluka cukup parah, gue akan bantu lo Sembuh secepatnya."
__________________
"Habis dari mana kamu, sayang?"
Zoya menghentikan langkahnya lalu berbalik mendapati Dona dibelakangnya.
"Dosen kamu nelpon, katanya kamu nggak masuk hari ini. Kemana aja kamu?"
"Maaf ma, tadi aku pergi nyari Danielle."
"Danielle?" Ulang Dona.
"Iya, Danielle pergi dan itu semua karena aku. Jadi aku mau minta maaf sama dia, tapi ditemenin sama Billy juga kok." Jelasnya cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang kosong di pojok Hati (SELESAI)
Teen Fiction[ Follow dulu, sayang 😉 ] Belum banyak pembaca beruntung yang menemukan cerita ini. Makanya jadilah yang pertama dan beritahu teman lainnya! Kisah ini mengandung bawang! 🏅Rank 3 #depretion 🏅Rank 1 #Danielle 🏅Rank 2 #malas 🏅Rank 3 #bodoamat 🏅Ra...