WAKTU (2)

795 93 10
                                    

"Ayah, kita harus pulang." Seojun menyela saat Chanyeol hendak berbicara lagi. "Aku punya banyak mainan rusak di rumah."

"Sayang, kita bisa membeli mainan baru nanti." Ucap Baekhyun pelan, berusaha agar anaknya itu tidak terus-menerus berpikir bahwa Chanyeol adalah ayahnya, Tapi Seojun tidak mau mendengarkan, ia telah lebih dulu turun dari kursinya dan menggandeng tangan Chanyeol.

"Apa kau membawa mobil?" Chnyeol menatap Baekhyun yang tampak bingung harus bagaimana.

"Tidak, aku pergi menggunakan taksi." Jelas Baekhyun selagi membereskan barang bawaannya.

"Kita bisa pergi dengan mobilku kalau begitu." Chanyeol berjalan menuntun Seojun menuju di mana mobilnya terparkir dan diikuti oleh Baekhyun.

"Terima kasih, tapi harusnya kau tidak melakukan ini." Baekhyun memecah keheningan saat mereka telah memasuki jalan toll dan Seojun telah tertidur dipangkuannya.
"Kita baru berkenalan, dan harusnya kau tidak menuruti ucapan anakku lagi. Aku khawatir Seojun akan mengingatmu untuk waktu yang lama." Lanjutnya dengan tatapan kosong menatap jauh ke depan.
"Ayahnya meninggal saat usianya baru 2 tahun, dan Seojun selalu saja berpikir bahwa pria dewasa yang sesikap baik padanya adalah ayahnya." Baekhyun menjelaskan maksudnya. "Dan tentu saja kau bukan orang pertama." Kini ia menatap Chanyeol sekilas.
"Kau bisa pergi setelah sampai di rumahku dan aku akan mengatakan bahwa ayahnya pergi bekerja seperti biasanya."

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk lancang. Aku hanya tidak tega padanya." Chanyeol menatap Seojun yang terlelap dipangkuan Baekhyun sekilas, lalu kembali mengalihkan fokusnya pada jalanan dan mengikuti arah penunjuk jalan yang telah Baekhyun katakan sebelumnya.

*
Usaha Baekhyun untuk membuka pintu dan turun dari mobil sepelan mungkin agar Seojun tidak terbangun dari tidurnya berakhir sia-sia saat Seojun telah lebih dulu mengerjap dan "Ayah." adalah suara pertama yang terdengar dari mulutnya tepat setelah membuka mata.

"Huft..." Baekhyun menghela nafasnya.

"Aku memiliki banyak waktu. Aku bisa mampir jika kau mengizinkannya." Chanyeol turut turun dari mobil dan menghampiri Baekhyun yang sedang menggendong si kecil.
"Setidaknya sampai aku memperbaiki mainan anakmu, sebisaku."  Ucap Chanyeol dengan nada yang meyakinkan.

"Maaf membuatmu repot." Baekhyun berjalan mendahului dan terpaksa harus membiarkan pria tinggi itu mampir di rumahnya.

*
"Dari mana kau mengenalku? Apakah kita pernah bersekolah di sekolah yang sama atau semacamnya?" Akhirnya Baekhyun menanyakan tantang sesuatu yang sedikit mengganggu pikirannya setelah ia memberi Chanyeol segelas air putih dingin.

"Bukankah kau memiliki banyak penggemar? Aku adalah satu dari sekian banyak penggemarmu." Chanyeol mengaku tanpa ragu.
"Aku selalu datang setiap kali kau mengadakan seminar, bahkan aku juga memiliki semua buku karyamu. Dan yang lebih penting dari itu, 'aku menyukaimu'." Tambahnya tanpa merasa canggung, sementara Baekhyun hanya terdiam menyesali pertanyaannya.

*
Waktu menunjukkan pukul 9 malam, Seojun yang sejak tadi siang terus saja menempel pada Chanyeol, kini telah tertidur lelap di kamarnya.

"Sekali lagi, terima kasih dan maaf karena membuatmu repot." Ucap Baekhyun saat mengantarkan Chanyeol keluar dari rumahnya.
"Tolong bantu aku berdo'a agar Seojun melupakanmu saat dia terbangun besok pagi." Tambahnya lagi disertai sedikit kekehan.

"Maaf... tapi sepertinya aku akan berdo'a sebaliknya." Chanyeol turut terkekeh karena ia memiliki harapan yang berbeda.
"Aku meninggalkan kartu namaku di atas nakas, tolong hubungi aku kapanpun Seojun mencariku, oke?" Ucapnya, lalu meninggalkan halaman rumah Baekhyun setelah melambaikan tangannya pada pria mungil itu. Tentu saja bukan sebuah lambaian tangan yang berarti 'perpisahan', melainkan ia mengartikannya sebagai 'sampai jumpa lagi'.

(To be continue....)

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang