KEINGINAN

872 97 3
                                    

"Uaaahh... apakah ini kamar pengantin baru?" Chanyeol memberikan reaksi yang berlebihan saat ia masuk ke dalam kamar dan mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan yang Baekhyun hias dengan beberapa vas bunga segar, lengkap dengan beberapa foto yang Baekhyun panjang untuk mengisi dinding kamar yang sebelumnya dibiarkan kosong.

"Dasar hiperbola." Baekhyun mencibir reaksi sang suami yang berlebihan.

"Sepertinya kau juga mengganti pengharum ruangan." Tebak Chanyeol sambil menghirup udara kamar dengan aroma yang menurutnya tidak biasanya.

"Kau benar, tiba-tiba aku ingin menghirup aroma hutan. Jadi aku membeli pengharum ruangan dengan aroma pohon pinus." Jelas Baekhyun singkat. "Apa kau menyukainya?" Tanyanya, memastikan bahwa Chanyeol tidak keberatan dengan pilihannya.

"Aku menyukainya, baunya tidak terlalu menyengat dan aku merasa nyaman karena terasa seperti menghirup udara segar di tengah hutan." Lagi-lagi respon yang Chanyeol berikan terdengar berlebihan, tapi memang begitulah faktanya, karena Baekhyun pun merasakan hal yang sama.

"Cepat pergi mandi, aku sudah menyiapkan baju ganti." Ucap Baekhyun sambil membuka kancing kemeja yang Chanyeol kenakan untuk bekerja. "Ada beberapa hal yang ingin aku ceritakan."

"Tentang apa? Apakah terjadi sesuatu?" Ekspresi wajah Chanyeol mendadak berubah, antara penasaran dan khawatir yang bercampur menjadi satu.

"Pergi mandi, lalu aku akan bercerita setelah itu."

Chanyeol tidak memiliki pilihan lain selain menurut, ia segera masuk ke dalam kamar mandi setelah menelanjangi diri dan menyimpan setelan baju kerjanya ke dalam keranjang baju kotor.

Biasanya Chanyeol memiliki kebiasan berlama-lama di kamar mandi, tapi kali ini ia hanya mandi seperlunya karena terlalu penasaran dengan hal-hal yang akan Baekhyun ceritakan padanya. "Aku sudah selesai mandi." Ucapnya begitu keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah dan handuk yang melilit pinggangnya.

Dari arah tempat tidur, Baekhyun menatap Chanyeol dengan jengah, suaminya itu benar-benar memiliki rasa penasaran yang sangat tinggi. "Aku memang akan bercerita setalah kau selesai mandi, tapi bukan berarti aku akan mulai bercerita saat kau masih bertelanjang seperti itu. "Ucap Baekhyun pada si jangkung yang tengah mengeringkan tubuhnya dengan handuk.

"Hehe." Chanyeol tertawa kecil, ia pun sangat sadar diri dengan rasa keingintahuannya yang berlebihan itu. Handuk basahnya segera ia jemur, lalu menghampiri Baekhyun di tempat tidur untuk memakai baju piyama miliknya yang telah Baekhyun siapkan di sana. "Aku sudah tidak bertelanjang." Ucapnya setelah selesai memakai setelan piyamanya.

"Astaga." Baekhyun menggeleng heran. Ia beranjak dari tempat tidur, lalu menuntun Chanyeol untuk duduk di meja rias. "Kau memang tidak bertelanjang, tapi masih banyak air yang menetes dari rambutmu." Omelnya sambil menyalakan alat pengering rambut dan mulai membantu mengeringkan rambut pria kesayangannya itu.

*
"Aku sudah tidak bertelanjang, rambutku sudah kering karena kau membantuku mengeringkannya dan aku juga sudah memakai krim pelembab di wajahku. Jadi, apa kau sudah bisa memulai ceritamu?" Ucap Chanyeol setelah keduanya berbaring di tempat tidur dengan Baekhyun yang menjadikan lengannya sebagai bantalan kepala.

"Dasar tidak sabaran." Baekhyun mencibir pria jangkung itu lagi. "Kau ingat aku meminta izin untuk pergi karena Hyunbi mengajakku untuk bertemu tadi siang?" Tanyanya, dan Chanyeol hanya mengangguk untuk pertanyaan itu. "Dia datang mengendarai mobil Audi keluaran terbaru."

"Audi? Bukankah itu jenis mobil yang pernah kita bicarakan beberapa hari yang lalu?" Tebak Chanyeol yang masih mengingat topik obrolan keduanya beberapa hari yang lalu. "Apa kau ingin kita membelinya juga?"

"Aku memang menyukainya, bahkan Hyunbi juga membeli mobil dengan warna yang aku suka, tapi kau tidak perlu membelinya karena kita sudah tidak memiliki ruang di garasi." Baekhyun mengingatkan bahwa sudah ada 4 jenis mobil dan 2 jenis motor gede yang terparkir di garasi rumah. "Aku hanya sedang bercerita."

Chanyeol mengangguk paham.

"Dan apa kau tau? Ternyata kafe tempat kita bertemu adalah kafe milik Loey yang baru buka seminggu yang lalu." Baekhyun melanjutkan ceritanya. "Tempatnya sangat ramai pengunjung, selain karena tempatnya yang cantik, kafe itu juga memiliki berbagi jenis pilihan racikan kopi dengan rasa yang sangat enak." Lanjutnya lagi disertai jemari lentiknya yang memainkan daun telinga lebar milik Chanyeol.

"Kau ingin memiliki sebuah kafe juga?" Chanyeol kembali menebak dan Baekhyun menggelengkan kepalanya lagi.

"Tidak, itu merepotkan. Kau juga tau bahwa aku tidak memiliki keterampilan di bidang itu." Baekhyun kembali menyangkal tebakan Chanyeol. "Aku hanya sedang bercerita."

"Oke, lalu apa yang kau bicarakan dengan Hyunbi? Tidak biasanya dia mengajakmu bertemu."

"Ah, iya. Hyunbi memberiku kartu undangan. Dia akan menikah bulan depan." Baekhyun menunjuk sebuah kartu undangan yang ia letakkan di atas nakas.

"Akhirnya... kupikir dia tidak akan menikah lagi setelah gagal mempertahankan rumah tangganya."

"Aku juga merasa lega, setidaknya dia tidak merasa trauma atas masa lalunya."

Ya, meskipun sudah lama tidak saling bertukar kabar, tapi kabar terakhir yang Baekhyun dengar tentang teman sekolahnya itu adalah tentang kabar perceraiannya.

"Lalu, ada lagi hal lain yang kalian bicarakan selain itu?"

"Dia juga bercerita tentang kakaknya yang baru saja melahirkan anak ketiga 2 minggu yang lalu."
Baekhyun terdiam untuk beberapa saat, menunggu si jangkung merespon ceritanya lagi, tapi Chanyeol justru terdiam. "Kau tidak ingin menanyakan sesuatu?" Tanyanya saat Chanyeol hanya terdiam dan bermain dengan rambutnya.

"Uh? Kau hanya sedang bercerita, 'kan?" Chanyeol mengangkat sedikit kepalanya untuk menatap Baekhyun yang berada di pelukannya, dan pria mungil itu menggelengkan kepalanya di sana, tanda bahwa tebakan Chanyeol kali ini tidak tepat lagi.

"Untuk yang ini, aku menginginkannya. Aku ingin anak ketiga." Ucap Baekhyun pelan, tapi cukup mampu untuk Chanyeol dengar.

"Kenapa tiba-tiba?"

"Sebenarnya tidak 'tiba-tiba', kau tau aku ingin memiliki 3 orang anak sejak awal. Dan aku rasa sekarang adalah waktu yang tepat agar jarak usia mereka tidak terlalu jauh."

"Baiklah, nanti aku akan menghubungi dokter Seju untuk membuat janji temu agar kita bisa berkonsultasi."

"Aku senang karena kau tidak keberatan, tapi aku khawatir anak-anak tidak akan menykainya." Baekhyun menghela nafasnya karena merasa takut dengan respon kedua anaknya. "Haruskah aku hamil terlebih dulu, lalu kita memberitau mereka setelah calon adik mereka tumbuh di perutku?"

"No... Aku rasa akan lebih baik jika kita meminta pendapat mereka dulu, lalu memberi mereka adik jika mereka menyetujuinya." Chanyeol memberikan pendapatnya.

"Lalu, apa menurutmu mereka akan menyetujuinya?" Ada nada khawatir yang sangat kental dari ucapan Baekhyun.

"Tidurlah... Kita pikirkan semuanya pelan-pelan. Kau harus sehat jika ingin mendengar kabar baik dari dokter Seju saat kita berkonsultasi." Chanyeol memberi satu kecupan pada kening dan bibir Baekhyun, lalu mempererat pelukannya agar pria mungil itu dapat tertidur dengan nyaman.

Malam itu, tiba-tiba Baekhyun terisak di dalam tidur lelapnya, ia bermimpi bahwa kedua anaknya tidak menyetujui keinginannya untuk memiliki anak ke 3.

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang