TOLONG

3.3K 188 4
                                    

"Oh, maaf. Aku tidak bisa." Adalah jawaban yang Jihoon berikan saat Chanyeol meminta tolong padanya untuk menjaga Baekhyun selagi dirinya pergi ke luar kota selama 4 hari ke depan.
Dan "Baiklah," disertai anggukan setuju adalah jawaban selanjutnya saat Chanyeol mengiming-iminginya dengan imbalan sepatu keluaran terbaru.

"Aku meminta Jihoon untuk datang besok pagi, dan dia akan menginap di sini selama aku pergi."

Jam di dinding menunjukkan pukul 11.30 malam, itu artinya hari akan berganti dalam setengah jam lagi. Baekhyun gelisah, memikirkan bagaimana harinya tanpa Chanyeol selama 4 hari kedepan yang menurutnya sangat lama, semakin dirinya berusaha untuk tertidur, justru pikirannya semakin tidak tenang, bahkan membayangkannya saja Baekhyun sudah hampir menangis. "Suamiku bukan Jihoon." Lirihnya.

"Hanya sebentar, sayang. Selain itu, aku lebih tenang jika ada yang menemanimu di rumah."
Chanyeol mengusap punggung Baekhyun agar membuatnya tenang.

"Apa kau benar-benar tidak bisa mengajakku pergi?." Baekhyun mendongak menatap Chanyeol dengan tatapan memohon. "Aku janji akan baik-baik saja."

"Kau tau, ada banyak virus nakal di luar sana. Selain itu, ada anak kita di dalam sini. Aku tidak mau menempatkan kalian dalam bahaya." Jelas Chanyeol sambil mengusap perut Baekhyun yang kian membesar.

Baekhyun mendengus tidak suka dengan alasan yang didengarnya, ia menepis tangan Chanyeol yang masih mengusap perutnya, lalu berbalik memunggungi pria jangkung itu.

"Sayang, tolong. Jangan membuatku merasa berat untuk pergi." Chanyeol masih berusaha untuk membujuk. "Aku hanya keluar kota, bukan untuk keujung dunia, dan aku hanya pergi selama 4 hari, bukan untuk waktu yang lama." lanjutnya kemudian.

"Terserah." Baekhyun hanya menjawab dengan singkat, tapi air matanya luruh pada saat itu juga.

"Haruskah aku tidak jadi pergi?. Sungguh, aku lebih baik tidak pergi dari pada harus mengajakmu, itu bahaya." Kalimat yang Chanyeol ucapkan itu membuat isak tangis Baekhyun kian menjadi.

Baekhyun tidak menjawab, tapi Chanyeol dapat melihat bahwa calon papa itu tengah menggeleng meskipun dalam posisi memunggunginya.

"Sayang, lihat aku." Baekhyun menurut, ia berbalik untuk menghadap Chanyeol dengan air mata yang menganak sungai di pipinya. "Bagaimana? Haruskah aku tidak jadi pergi?." Jejak air mata si mungil Chanyeol usap dengan sayang.

Baekhyun terdiam sejenak, lalu kembali menggelengkan kepalanya setelah beberapa saat "Pergilah, karena aku tidak bisa membantu meringankan pekerjaanmu, setidaknya aku tidak boleh mempersulitmu, 'kan?." Ucapnya dengan nada yang berat.
"Maaf, aku kekanak-kanakan."

Sebenarnya Baekhyun tidak bermaksud untuk bersikap manja, hanya saja hormon kehamilannya membuatnya menjadi sangat sensitif dan tidak terkontrol.

"Jangan meminta maaf, sayang. Kau bukan orang yang seperti itu." Chanyeol membantah ucapan Baekhyun yang mengatakan bahwa dirinya kekanak-kanakan.
"Terima kasih sudah mau mengerti, aku janji akan selalu meneleponmu saat aku sempat."

Baekhyun mengangguk paham, lalu membenamkan wajahnya di dada bidang sang suami untuk mencari posisi nyaman dan tertidur di sana hingga esok hari.

*
"Selamat pagi, apakah tidurmu nyenyak?."
Sebuah kecupan di bibir Baekhyun dapatkan setelah ia membuka mata.

"Eung..." Baekhyun mengangguk. "Apa kau akan berangkat sekarang?." Tanyanya sambil menatap jam dinding yang baru saja menunjukkan pukul setengah 6 pagi.

"Tidak, aku baru selesai mandi setelah menyiapkan sarapan." Chanyeol mengusak rambutnya yang masih basah.

"Maaf, lagi-lagi kau bangun lebih dulu dan harus repot sendirian."

"Hei, kenapa mulai lagi? Bukankah aku sudah sering bilang bahwa membantu pekerjaan rumah bukan sesuatu yang akan membuatku lelah?." Handuk basahnya Chanyeol jemur, lalu menghampiri Baekhyun yang masih mendudukan diri di tempat tidur.
"Tadi aku makan apel selagi menyiapkan beberapa lauk untukmu, ingin ku temani sarapan sekarang?." Tawarnya.

"Tidak, masih terlalu pagi." Baekhyun mengikis jarak untuk memeluk Chanyeol dengan sangat erat, dan tentunya ia juga menahan diri agar tidak menangis.

"Lalu? Ingin 'bermain' sebentar?. Aku meminta Jihoon untuk datang pukul 7 dan aku akan berangkat pukul 8 setelah Loey menjemputku."

Tentu Baekhyun sangat paham tentang arti 'bermain' yang Chanyeol maksud, jadi, ia mengangguk dengan malu-malu. "Tapi aku harus ke kamar mandi dulu sebentar." Ucapnya sambil berlalu menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan membersihkan diri alakadarnya.

Saat Baekhyun kembali dari kamar mandi, Chanyeol telah menunggunya dengan duduk bersandar, tanpa celana, dan pusat tubuhnya yang telah mengeras sempurna.

"Lebih cepat, lebih baik, 'kan?. Aku takut Jihoon atau Loey akan datang lebih cepat." Chanyeol terkekeh saat kedapatan tengah mencocok batang penisnya selagi menunggu Baekhyun selesai dengan urusannya di kamar mandi.

"Kau tau, ucapanmu terdengar seperti sebuah alasan." Baekhyun berjalan mendekat sambil membuka celananya. "Tapi kita memang harus cepat, sih." Dan ia setuju dengan alasan yang Chanyeol katakan pada akhirnya.

Baekhyun turut bersandar di sebelah Chanyeol, membiarkan pria jangkung itu menciumi tubuh bagian atasnya dan merangsang lubang analnya dengan pelumas dan jari-jari Chanyeol agar mempermudah saat penetrasi nantinya.

Setelah merasa lubang anal Baekhyun cukup basah dan mulai berkedut, Chanyeol kembali duduk bersandar dengan kedua kakinya yang ia sejajarkan.

Baekhyun yang sangat paham segera mengambil posisi, mengarahkan ujung penis Chanyeol ke dalam lubang analnya, lalu ia menurunkan tubuhnya agar batang penis Chanyeol tertanam sepenuhnya. Baekhyun tidak perlu bergerak lagi setelah itu, ia hanya perlu mengangkat sedikit bokongnya dan berpegangan pada lengan Chanyeol yang menahan pinggulnya.
Ya, semenjak kehamilan Baekhyun, keduanya memang hanya bercinta dengan gaya yang sama. Baekhyun berada di atas, dan Chanyeol akan menumbuknya dari bawah untuk menghindari gencatan pada perut Baekhyun yang membesar.

Chanyeol mulai bergerak, menumbuk dari bawah dengan tempo yang sangat hati-hati.
"Sayang." Panggilnya dengan lembut.

"Hm?."

"Aku tidak sedang memanggilmu, tapi aku sedang menyapa si kecil yang ada di dalam perutmu."

Baekhyun hanya bisa terkekeh mendengar jawaban itu.

"Jangan nakal, ya? Nak. Tolong jaga papa selagi ayah tidak bisa menjaganya."

Kali ini Baekhyun hampir menangis saat mendengarnya. Tapi tusukan demi tusukan yang Chanyeol lakukan sukses membuat Baekhyun melupakan rasa sedihnya untuk sementara, setidaknya sampai keduanya menemui klimaks yang sempurna.
Karena setelahnya, Baekhyun tetap diam-diam menangis saat Chanyeol berangkat ke luar kota.

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang