MENGERTI?

1K 101 2
                                    

Tanpa permisi Baekhyun menurunkan celana pendek beserta celana dalam yang Chanyeol kenakan. Ya, apalagi yang akan ia lakukan jika bukan untuk bermain-main dengan kejantanan milik pria jangkung itu?

Chanyeol tidak berkomentar, ia hanya bersandar dengan nyaman sambil membuka kedua kakinya seolah memang memberi izin atas apa yang akan Baekhyun lakukan pada pusat tubuhnya.

Baekhyun pun sama sekali tidak bersuara, ia hanya memainkan batang penis Chanyeol tanpa kata, memijatnya, mengocoknya hingga ereksi, lalu memasukkan batang penis itu ke dalam mulutnya untuk kemudian ia kulum dan menghisapnya.
Kepalanya terus Baekhyun gerakkan naik-turun, sesekali kedua pipinya akan mencekung saat ia menghisap batang penis itu terlalu kuat dan sesekali area lehernya akan tampak menonjol saat batang penis Chanyeol melesak jauh ke rongga mulut terdalamnya.
Dan bagian yang paling penting adalah saat Baekhyun mengarahkan ujung penis Chanyeol pada sisi kiri gigi geraham bungsunya yang sedang tumbuh seolah menjadikan benda tak bertulang itu sebagai alat untuk menggaruk gusinya yang terasa gatal.

Ya, sejak kemarin Baekhyun memang mengeluhkan tentang gigi bungsunya yang sedang tumbuh, selain merasa tidak nyaman, ia juga mengeluh gatal pada gusinya, tapi meskipun begitu, ia juga menolak saat Chanyeol mengajaknya pergi ke dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan.

Tidak ada yang salah dari apa yang sedang Baekhyun lakukan, Chanyeol pun tidak merasa keberatan karena ia juga menyukai saat-saat seperti ini, saat Baekhyun memanjakan miliknya tanpa harus dirinya yang meminta. Ya, itung-itung sebagai simbiosis muluatlisme yang saling menguntungkan satu sama lain. Tapi, pemikiran itu mendadak berubah saat Baekhyun tiba-tiba menjatuhkan dirinya pada tempat tidur setelah rasa gatal pada gusinya telah mereda, semetara Chanyeol justru sedang berada dalam posisi yang paling tidak nyaman karena gagal menemui pencaknya.

"Sayang, kau ingin berhenti begitu saja?" Chanyeol bertanya dengan lembut, namun dengan nada yang penuh harap.

"Kenapa memangnya?" Baekhyun balik bertanya dengan nada datar seolah tidak ada sesuatu yang salah.

"Aku turut senang jika gusimu sudah tidak gatal lagi, tapi apa kau tidak kasian padaku?" Chanyeol manatap batang penisnya yang masih mengacung tegak dengan beberapa tetes cairan precum yang keluar dari ujungnya.

Baekhyun masih tetap pada posisinya, ia hanya turut menatap pada batang penis Chanyeol sekilas, tapi tidak terlihat memiliki minat untuk melakukan apapun pada benda itu.

"Sayang, kau sungguh tidak akan melanjutkannya?" Chanyeol kembali bertanya tanpa ada maksud untuk memaksa. "Kau sedang tidak ingin penyatuan?"

"Kenapa kau perhitungan sekali?" Baekhyun tiba-tiba merasa geram karena merasa Chanyeol sedang memaksanya. Ia beranjak dari posisinya untuk kemudian melepas celana beserta celana dalamnya. "Lakukan dengan cepat, aku sedang malas sekali." Ucapnya dengan nada ketus sambil mengambil posisi menungging di tempat tidur.

"Lupakan... Aku bisa mengurus diriku sendiri."
Sepertinya Chanyeol merasa tersinggung dengan ucapan Baekhyun, alih-alih melesakkan batang penisnya pada lubang anal milik Baekhyun, Chanyeol lebih memilih untuk mengambil sebuah pelumas di laci yang terletak di sebelahnya, dan berpikir untuk menuntaskan hasratnya dengan telapak tangannya sendiri.

Awalnya Baekhyun berpikir bahwa Chanyeol hanya sedang berpura-pura marah padanya, tapi saat Chanyeol tak kunjung menyentuhnya yang masih dalam posisi menungging membuat pria mungil itu tau bahwa ia memang telah membuat Chanyeol marah dan kecewa padanya.

"Maaf..." Baekhyun memberanikan diri untuk membuka suara, ia mendudukkan diri dan tangannya terulur untuk mencoba menyentuh batang penis Chanyeol, tapi Chanyeol justru menepisnya.
"Maaf, aku minta maaf." Baekhyun terus meminta maaf, bahkan air matanya telah jatuh karena ia merasa bersalah.

Chanyeol masih tidak mempedulikan permintaan maaf si mungil, ia hanya fokus mengocok batang penisnya sendiri yang semakin berdenyut nyeri karena hampir menemui puncaknya.

Baekhyun masih terisak, mulut kecilnya terus menggumamkan kata maaf, terlebih ia juga menyaksikan bagaimana pria jangkung itu berusaha menuntaskan hasratnya sendirian karena kesalahannya.

Sejujurnya Chanyeol nyaris kehilangan fokus karena suara isakan tangis si mungil, tapi rasa nyeri pada kejantannya membuat Chanyeol terpaksa harus tetap menulikan telinganya agar bisa fokus mengurus urusannya.
Batang penisnya Chanyeol genggam semakim erat, tempo kocokannya pun ia percepat, tapi ia tak kunjung menemui puncaknya, sampai pada akhirnya ia memejamkan mata bulatnya rapat-rapat, lalu membayangkan bahwa dinding rektum Baekhyun lah yang tengah memanjakan batang penisnya.
Chanyeol beruntung, karena ternyata cara itu memang cukup ampuh, dan bayangan tentang dirinya yang tengah menumbuk prostat si mungil pun berhasil membuat cairan spermanya mulai keluar mengotori tangan dan juga bajunya.

Tentu Baekhyun menyaksikan hal itu, ia menyaksikan bagaimana Chanyeol merasa lega karena berhasil menuntaskan hasratnya.
Jika biasanya Baekhyun merasa senang saat menyaksikan lubang penis Chanyeol menyemburkan spermanya, maka 'tidak' dengan saat ini, ia merasa sangat buruk dan tidak berguna, terlebih saat Chanyeol beranjak dari tempat tidur dan meninggalkannya tanpa kata.

Tak lama Chanyeol kembali, ia hanya pergi untuk membersihkan diri dan berganti baju, tapi Baekhyun justru tak berani menatap pria jangkung itu.
"Maaf, aku benar-benar minta maaf." Lirihnya sambil berusaha meredam isakannya.

Chanyeol masih tidak menjawab, ia berbaring di tempat tidur dan menarik selimut, ia benar-benar merasa kecewa pada pria mungilnya.
"Sini." Ucapnya kemudian sambil menepuk lengan kirinya.

Baekhyun pun segera menghambur memeluk pria jangkung itu. "Maaf." Tangisnya kembali pecah saat mengingat kesalahannya. "A-ku egois dan ti-dak berguna." Ucapnya terbata disela isakan tangisnya yang semakin menjadi.

"Aku sudah memaafkanmu, tapi lain kali, kau hanya perlu menolakku tanpa ada kalimat keterpaksaan seperti tadi. Aku lebih memilih mendapat penolakan daripada kau tetap 'melakukannya' dengan terpaksa, mengerti?"
Chanyeol memberi peringatan disertai kecupan pada pucuk kepala si mungil, serta tepukkan ringan pada punggungnya untuk membuatnya tenang.

"Ung...Aku mengerti." Baekhyun mengangguk. "Aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

Setelah sesi berciuman singkat, hening melanda cukup lama, dan Baekhyun yang tengah menyamankan diri di dada bidang milik pria jangkung itu tiba-tiba teringat sesuatu...
"Aku belum memakai celana, ingin bermain sebentar?" Tawarnya, tapi Chanyeol tidak merespon, pria jangkung itu telah jatuh tertidur dan mendengkur halus. "Apakah sekarang... kau yang menolakku?" Baekhyun terkekeh pelan, lalu memilih untuk menutup tubuh bagian bawahnya dengan selimut dan pergi tidur.

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang