ANTARA KITA (7)

967 107 4
                                    

(Beberapa waktu kemudian)
Ujian akhir sekolah telah usai, setelah hampir 2 tahun berpacaran dengan Baekhyun tanpa diketahui oleh orangtua masing-masing, akhirnya Chanyeol memaksa Baekhyun agar pria mungil itu mulai mengenalkan Chanyeol kepada orangtuanya.

"Aku akan mengantarmu pulang." Chanyeol menarik tangan Baekhyun agar mendekat untuk memakaikan helm di kepalanya. "Aku tidak mau mendengar penolakan lagi kali ini." Ucapnya, lalu meminta Baekhyun untuk naik membonceng di motor mahal miliknya.
"Aku ingin memperkenalkan diriku pada ibumu."

"Bagaimana jika ibu masih melarangku untuk berpacaran?" Baekhyun bertanya dengan nada ragu dan sedikit takut.

Ya, alasan keduanya berpacaran secara diam-diam selama ini adalah karena Baekhyun dinasehati untuk tidak berpacaran saat ia mengaku sedang jatuh cinta pada salah satu teman di sekolahnya.

"Sudah hampir 2 tahun Baekhyunie, dan kita sudah hampir lulus. Siapa tau ibumu sudah berubah pikiran." Chanyeol melirik Baekhyun sekilas, lalu menjalankan motornya.
"Apakah ibumu sangat galak?" Lanjutnya yang tiba-tiba penasaran.

"Mmmh, apakah memukul dengan sapu bisa disebut galak?" Ucapan Baekhyun itu membuat Chanyeol menepikan motornya untuk berhenti.
"Aku hanya bercanda." Baekhyun terbahak saat melihat wajah Chanyeol yang tiba-tiba memerah.
"Kau terlihat yakin sekali sebelumnya, lalu kau menjadi takut hanya karena takut dipukul dengan sapu oleh ibuku?" Tawa Baekhyun semakin terdengar kencang.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, akhirnya keduanya tiba di rumah Baekhyun yang tampak sederhana, sangat jauh jika dibandingkan dengan rumah Chanyeol yang sangat besar dan mewah.

"Ibu, aku pulang." Ucap Baekhyun sambil mengetuk pintu rumahnya.

"Sebentar, Nak." Terdengar suara seorang wanita menyahut dari dalam rumah.

Tak lama, pintu terbuka, dan Chanyeol dibuat mematung saat melihat sosok wanita yang membuka pintu untuk keduanya.

"I-bu?." Ucap Chanyeol terbata.

Wanita itu sempat bingung sesaat, tapi saat ia melihat tanda lahir di tangan kanan Chanyeol, wanita itu segera menyadari bahwa lelaki tampan yang berdiri di hadapannya itu adalah sang anak yang ia tinggalkan saat masih kecil dulu.
"Park Chanyeol."

Keduanya berpelukan dengan isak tangis yang pecah, sementara Baekhyun hanya menyaksikan hal itu dengan tatapan tidak mengerti.

"Maaf, maafkan ibu karena meninggalkanmu begitu saja." Saat mendengar kalimat itu, barulah Baekhyun paham bahwa ternyata Chanyeol adalah anak laki-laki yang selalu sang ibu ceritakan padanya dan sosok pria tukang selingkuh yang sang ibu maksud, tak lain adalah ayah dari Chanyeol. Maka Baekhyun tak heran lagi kenapa saat ia bercerita tentang pria kaya yang suka berganti-ganti wanita, Chanyeol terlalu terbawa perasaan atas cerita yang ia dengar dari ibunya itu.
"Terima kasih telah tumbuh dengan sangat baik, Nak."

Chanyeol menatap wanita itu dengan lekat, tatapan yang syarat akan kerinduan yang mendalam. "Jadi... Baekhyun adalah adikku?" Chanyeol melirik Baekhyun seolah meminta penjelasan.

"Apa kau lupa aku pernah bercerita bahwa kedua orangtuaku telah meninggal saat aku masih SD, lalu aku tinggal dengan ibu angkat yang mengambil alih peran orangtua kandungku?" Baekhyun mengingatkan tentang hal sensitif yang pernah ia ceritakan.
"Ibu banyak bercerita tantang anak laki-lakinya yang beliau tinggalkan dan banyak cerita tentang kehidupan yang sebelumnya, tapi aku tidak tau jika anak laki-laki yang ibu maksud adalah dirimu, karena ibu juga tidak pernah menyebutkan namamu saat bercerita."

Penjelasan singkat dari Baekhyun itu membuat Chanyeol paham sekaligus lega.

Hari itu, Chanyeol bertemu dengan sang ibu yang telah lama pergi. Selain menceritakan tentang dirinya dan Baekhyun yang sudah mulai berpacaran sejak kelas 11, Chanyeol juga meminta restu pada sang ibu agar hubungannya dengan Baekhyun bisa berlanjut hingga ke jenjang yang lebih serius saat keduanya telah tumbuh dewasa nanti.

(A/n: Aku pernah ada di posisi Chanyeol. Pisah sama orangtua dari aku masih kecil, tanpa kabar sama sekali, terus pas pertama kali ketemu lagi dan akunya udah gede, aku langsung ngenalin wajah mereka karena ga (banyak) berubah, tapi mereka ga ngenalin aku karena wajah aku pas masih kecil sama pas udah gede beda. Jadi, narasi bagian ibunya ga langsung ngenalin Chanyeol tu hal yang bisa aku pahamin banget, dan semoga yang baca juga paham situasinya. Maaf tmi).

*
Saat mulai masuk kuliah dan mulai mendapatkan penghasilan dari bisnis kecil-kecilan yang ia kerjakan saat memiliki waktu luang, Chanyeol memilih untuk pergi dari rumah, bukan untuk tinggal bersama Baekhyun dan ibunya, melainkan untuk mencoba hidup mandiri di sebuah rumah kost kecil dan perlahan merintis bisnisnya sendiri dari nol dan akhirnya ia mampu berdiri dengan kakinya sendiri hingga menjadi pria yang sukses tanpa campur tangan ayahnya lagi.

Ya, Chanyeol tidak mau jika hidupnya di kendalikan oleh sang ayah lagi, bahkan ia juga tidak bercerita bahwa ia telah bertemu dengan ibu kandungnya sejak beberapa tahun lalu.

Berkat otak cerdas yang dimilikinya, Baekhyun berhasil menyelesaikan jenjang kuliah tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun, dan kini ia telah bekerja sebagai seorang dokter spesialis jantung dengan jam kerja yang cukup sibuk.

"Apa kau akan bekerja lembur lagi malam ini?" Pesan teks yang Chanyeol kirimkan itu mendapatkan balasan berupa pesan suara dari Baekhyun, "Aku sangat lapar, cepat culik aku dan bawa aku kabur dari sini. Aku ingin makaaan." Rengeknya.

Chanyeol terkekeh saat mendengar suara manja dari kekasihnya itu. "Tunggu sebentar, oke?" Balasnya, lalu turun dari mobilnya untuk menghampiri Baekhyun di ruang kerjanya.
Ya, Chanyeol mengirimkan pesan pada Baekhyun saat ia sudah berada di area parkiran rumah sakit.

"Kau ingin memakan sesuatu?." Chanyeol bertanya setelah keduanya masuk ke dalam mobil.

"Aku ingin makan ayam bakar di tempat yang biasa." Baekhyun menyenderkan punggungnya dengan lelah.

Tanpa banyak bertanya lagi, Chanyeolpun membawa Baekhyun ke warung makan tenda yang telah menjadi langganan keduanya sejak ia memulai hidup sederhana.

**
"Baekhyun-ah." Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun yang kotor oleh sisa-sisa nasi dan sambal karena Baekhyun makan menggunakan tangan tanpa alat bantu.

"Ya?" Baekhyun meneguk habis air minumnya dan menyingkirkan piringnya yang hanya menyisakan tulang ayam dan beberapa sayur lalapan.

"Kita sudah berpacaran cukup lama, aku rasa sudah waktunya kita untuk menikah." Chanyeol melingkarkan cincin pada jari manis di tangan kanan Baekhyun.

"Chan, apa kau sungguh melamarku dengan cara seperti ini?" Baekhyun bersungut. "Tidak romantis sekali, bahkan tanganku masih bau sambal terasi." Baekhyun mencium aroma tangannya sendiri dengan air mata haru yang mengalir di pipinya.

"Seperti yang kau tau, aku memang bukan pria yang romantis, tapi aku akan berusaha agar kehidupan pernikahan kita menjadi kehidupan yang paling manis nantinya."

Baekhyun mengangguk setuju, lalu memeluk erat pria yang akan menjadi calon suaminya itu.

(End....)

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang