MILIKKU

1.2K 116 14
                                    

Kebutuhan perekonomian yang mendesak beberapa bulan terakhir ini membuat Baekhyun terpaksa harus menggunakan waktu istirahatnya untuk bekerja sebagai seorang barista di sebuah kedai kopi di malam hari setelah ia pulang dari kantor swasta tempatnya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebutuhan perekonomian yang mendesak beberapa bulan terakhir ini membuat Baekhyun terpaksa harus menggunakan waktu istirahatnya untuk bekerja sebagai seorang barista di sebuah kedai kopi di malam hari setelah ia pulang dari kantor swasta tempatnya bekerja.

Sebenarnya Baekhyun  merupakan pria yang tidak menyukai kopi, bahkan aromanya saja dapat membuatnya mual dan sakit kepala, tapi Baekhyun tidak memiliki pilihan lain, karena memang tidak mudah untuk mencari pekerjaan paruh waktu.

Hari ini suasana di kedai kopi sangat ramai karena banyak anak muda yang tengah asik nongkrong bersama, mengingat sekarang memang akhir pekan. Itu artinya Baekhyun harus membuat dan menyajikan lebih banyak jumlah gelas kopi jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Meskipun kedai itu juga menjual minuman dengan varian non-kopi, tapi nyatanya kedai itu memang terkenal dengan rasa kopinya yang memiliki ciri khas tersendiri.

Baekhyun sudah bekerja di kedai kopi itu kurang lebih 3 bulan, tapi sampai saat ini aroma kopi masih saja membuatnya merasa kurang nyaman.

"Apa kau sedang sakit?" Chanyeol yang merupakan pemilik kedai kopi berjalan menghampiri Baekhyun yang tampak sedikit pucat di tempatnya berjaga.

"Tidak. Aku baik-baik saja." Baekhyun menggeleng disertai sebuah senyuman manis seolah dirinya benar-benar baik-baik saja.

"Apa kau masih belum terbiasa dengan aroma kopi?" Chanyeol kembali bertanya karena ia mengingat Baekhyun pernah mengatakannya saat awal mulai bekerja.

"Em, sedikit." Baekhyun mengangguk membenarkan ucapan Chanyeol kali ini.
"Tapi aku benar-benar baik-baik saja, aku hanya perlu waktu sedikit lagi untuk terbiasa." Tambahnya sebelum Chanyeol kembali melayangkan pertanyaan yang lainnya. "Tapi kau juga berhak memecatku jika khawatir aku akan membuat kedai kopimu dalam masalah." Lanjutnya lagi.

"Tidak, bukan seperti itu. Aku bertanya bukan karena aku mengkhawatirkan kedai kopiku, tapi karena aku khawatir padamu." Chanyeol menjelaskan sebelum adanya kesalahan pahaman di antara dirinya dan sang karyawan.

"Biarkan aku bekerja di sini kalau begitu, setidaknya sampai aku mendapatkan cukup banyak uang untuk membayar uang sewa rumahku." Mata Baekhyun berkedip lucu seolah tengah memohon pada bosnya itu.

"Tentu, aku justru senang jika kau masih memilih untuk bertahan. Sepertinya para pelanggan juga lebih menyukai kopi buatanmu daripada buatan karyawan lain." Chanyeol mengucapkannya dengan setengah berbisik karena khawatir karyawan lain akan mendengar ucapannya.
"Katakan padaku jika kau merasa tidak baik, oke? Biar bagaimanapun aku harus bertanggung jawab pada karyawanku." Chanyeol meninggalkan Baekhyun setelah pria mungil itu mengangguk kecil disertai sebuah senyuman canggung karena salah tingkah.

Berawal dari membantu memberikan CPR saat Baekhyun tergeletak pingsan setelah pekerjaannya usai beberapa waktu yang lalu, kini Chanyeol merasa bahwa bayangan rasa lembut dan manisnya bibir Baekhyun selalu menguasai pikirannya dan membuatnya berpikir untuk merasakannya lagi setiap kali ia mengobrol singkat dengan pria pemilik bibir kenyal bak jeli itu.
Baru beberapa langkah meninggalkan Baekhyun, Chanyeol memutuskan untuk kembali menghampiri Baekhyun di counter kasir.

"Ada yang perlu kau katakan lagi?" Baekhyun bertanya saat Chanyeol berdiri di depannya dengan meja kasir sebagai pembatas.

"Maaf, aku tidak bisa menahannya lagi." Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun yang berada di atas meja, lalu mendaratkan sebuah kecupan dan lumatan lembut di bibir tipis pria mungil itu.

Baekhyun yang tengah terkejut sempat mematung sesaat, tapi setelahnya ia refleks mendorong pelan bahu Chanyeol setelah ia sadar dengan apa yang Chanyeol lakukan padanya.
"Orang-orang akan berpikir bahwa aku menggodamu." Ucapnya sambil melirik beberapa pelanggan dan para karyawan lain yang tengah menatap keduanya.

"Maaf, aku benar-benar tidak bisa menahan diri." Tangan Chanyeol terulur untuk menyeka bibir Baekhyun yang sedikit basah karena salivanya.
"Kau bisa memukulku jika kau mau." Chanyeol tersenyum, ia tidak merasa menyesal atas perbuatannya.
"Kudengar banyak pelanggan pria yang menggodamu, dan itu semakin membuatku ingin menunjukkan pada mereka bahwa kau adalah milikku."

"Huh?" Mata sipit Baekhyun membola.

"Ya, tentu saja kau bisa menolakku jika kau tidak bersedia untuk menjadi milikku."

"Huh?" Baekhyun masih kehilangan fokusnya.

"Can I be your boyfriend?" Chanyeol berbisik.

"Emm, aku tidak bisa memberikan jawaban sekarang, apa kau bisa menungguku sampai jam kerjaku selesai?" Ucap Baekhyun saat seorang pelanggan yang baru saja datang berjalan ke arah keduanya.

"Tentu, bahkan aku bisa menutup kedai kopiku sekarang juga jika perlu." Chanyeol terkekeh, dan akhirnya memilih untuk menunggu sampai jam tutup kedai kopi miliknya pukul 12 malam nanti.

Waktu menunjukkan pukul setengah satu dini hari, setelah menyelesaikan pekerjaannya dan bersiap untuk pulang, Baekhyun dikejutkan dengan Chanyeol yang menyusulnya di ruang istirahat khusus karyawan, tentu saja setelah pria jangkung itu memastikan bahwa hanya ada Baekhyun yang berada di ruangan itu.

"Aku ingin menagih jawaban." Ucap Chanyeol saat pria mungil itu mendongak untuk menatap wajahnya.

"Kau benar-benar pria yang tidak sabaran." Baekhyun sedikit terkekeh karena mengingat para karyawan yang kerap bergosip dengan sifat Chanyeol yang seperti itu.

"Ya, seperti yang kau tau." Chanyeol menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sedikit merasa malu karena sepertinya Baekhyun cukup paham dengan sifat tidak sabarannya itu.
"Jadi, bagaimana?" Tanyanya untuk menagih jawaban.

"Seandainya aku menolak, apa kau akan memecatku?" Baekhyun bertanya selagi memasukkan seragam kerjanya yang telah selesai ia lipat ke dalam tas ransel miliknya.

"Sebenarnya aku tidak ingin mendengar sebuah kata penolakan, tapi aku juga tidak mau jika kau menerimaku karena terpaksa." Raut wajah Chanyeol mendadak berubah, ia terlihat kehilangan kepercayaan dirinya yang semula tampak jelas di wajah tampannya.

"Baiklah, aku akan menolakmu kalau begitu." Baekhyun menggendong tas ranselnya, lalu berjalan melewati Chanyeol yang mematung di tempatnya. Tapi tiba-tiba Baekhyun berbalik dan berjinjit untuk mencium bibir tebal milik Chanyeol hingga membuat pria jangkung itu membelalakan mata bulatnya.
"Maaf, aku hanya bercanda tadi. Aku mau menjadi milikmu." Ucapnya kemudian. "Bagaimana rasanya terkejut karena sebuah ciuman?" Tanyanya dengan nada sarkas. "Skor kita sama. 1-1."

Keduanya terkekeh, lalu berbagi lumatan basah sejenak sebelum akhirnya Chanyeol mengantar Baekhyun untuk pulang dan berakhir dengan dirinya yang tidak pulang ke rumah, karena sesampainya di rumah Baekhyun, keduanya memutuskan untuk bercinta di hari pertama resmi berpacaran.

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang