"Jangan sungkan, anggap saja seperti rumahmu sendiri. Kebetulan aku hanya tinggal sendirian di rumah ini, jadi kau tidak perlu takut akan ada 'orang asing' selain aku di rumah ini." Chanyeol tersenyum lembut saat mempersilahkan Baekhyun masuk ke dalam rumahnya.
"Kau bisa menggunakan kamar yang ini." Chanyeol menunjuk pintu kamar di sisi sebelah kiri Baekhyun.
"Duduklah, aku akan menunjukkan ruangan lainnya nanti." Baekhyun hanya menurut tanpa mengucapkan sepatah katapun sejak keduanya berada di dalam mobil hingga saat ini keduanya telah berada di ruang tamu milik Chanyeol.
"Siapa namamu?" Seperti aku satu-satunya orang yang memperkenalkan diri tadi." Ucap Chanyeol sambil memberikan segelas air putih untuk Baekhyun minum."Byun Baekhyun. Ah bukan... sebut saja 'Baekhyun' karena ayah bilang aku bukan anaknya lagi." Mendengar itu, Chanyeol pun semakin yakin dengan keinginannya, keinginan agar Tuhan membiarkan pria mungil itu menjadi miliknya, keinginan agar ia bisa menjaganya dan agar ia bisa memberikan nama belakangnya untuk pria mungil itu suatu hari nanti.
"It's ok, Baekhyunie. Semua akan baik-baik saja mulai sekarang, aku janji." Dan lagi kalimat yang keluar dari mulut pria jangkung itu terdengar begitu tulus hingga membuat Baekhyun mengangguk dan tersenyum tipis.
"Terima kasih." lirihnya
*
"Ini milikku, dan sepertinya akan terlalu besar untukmu." Beberapa potong baju Chanyeol berikan pada Baekhyun setelah keduanya selesai makan malam bersama.
"Dan ini...Ini masih baru, pasti akan sedikit tidak nyaman karena ukurannya terlalu besar." Beberapa celana dalam juga Chanyeol berikan.
"Sekarang sudah malam, jadi lebih baik kau segera beristirahat dan kita akan pergi membeli keperluanmu besok pagi.""Tidak apa-apa, terima kasih." Dibanding sebelumnya, kini suara Baekhyun mulai terdengar sedikit lebih baik, dan Chanyeol merasa lega akan hal itu.
"Kamarku ada di sana, panggil aku jika kau perlu sesuatu." Chanyeol menujuk pintu kamar utama yang ia tempati.
"Pergi mandi dan istirahatlah, aku akan menunjukkan ruangan lain besok pagi." Ucapnya setelah menunjukkan di mana letak kamar mandi.Hari semakin malam, hujan sedang turun dengan cukup deras di luar sana. Di ruangan kamar yang masih asing untuknya itu, Baekhyun mencoba memejamkan matanya, meskipun pada akhirnya kedua mata sipitnya masih saja tidak membiarkan Baekhyun tertidur.
"Tuhan, Chanyeol adalah pria yang sangat baik. Harusnya aku tidak perlu meragukannya, 'kan?"
Baekhyun berbicara pada langit-langit kamarnya.
Ya, selama ini Baekhyun terlalu banyak menderita hingga ia tidak tau bagaimana harus bersikap saat seseorang memperlakukannya dengan baik, bahkan sangat baik.
"Maafkan aku, pasti aku membuatmu ketakutan." Tangan mungilnya Baekhyun usapkan pada permukaan perutnya saat merasakan sesuatu bergerak di dalamnya.
"Kau akan memiliki 'ayah' nanti, tapi maaf karena aku tidak berniat untuk menganggapmu sebagai anakku." Ucapnya tanpa merasa bersalah, bahkan ia lebih memilih menyebut dirinya dengan kata 'aku' alih-alih 'papa' sebagaimana kebanyakan calon papa yang tengah berbicara pada calon bayinya.*
Pukul 8 pagi, Baekhyun terbangun saat mendengar ketukan pada pintu kamarnya."Maaf, apakah aku mengganggu tidurmu?" Ucap Chanyeol saat tubuh mungil itu muncul dari balik pintu, dan gelengan kepala dari Baekhyun adalah jawaban yang Chanyeol dapatkan atas pertanyaannya.
"Aku membuat sarapan." Chanyeol menjelaskan maksud kenapa ia mengetuk pintu kamar Baekhyun.
"Aku tidak tau apa yang kau suka, jadi aku hanya memasak nasi goreng yang tidak pedas.""Tidak masalah, aku bukan orang yang pemilih soal makanan." Itu adalah kalimat yang Baekhyun ucapkan sebelum mulai memakan sarapannya, tapi Chanyeol menjadi sedikit tau tentang suatu hal, tentang pria mungil itu yang ternyata tidak menyukai ketimun karena dua potong ketimun yang ia gunakan untuk mempercantik tampilan makanan justru tak tersentuh oleh Baekhyun bahkan setelah suapan terakhir.
"Aku akan pergi sebentar untuk membeli beberapa barang. Apa kau perlu sesuatu yang lain?" Chanyeol bertanya untuk memastikan karena pria mungil itu menolak ajakannya untuk pergi bersama.
"Mmmm...." Baekhyun menimbang pertanyaan Chanyeol untuk beberapa saat.
"Aku ingin makan roti dengan isian kacang merah, boleh?" jawabnya dengan sedikit malu."Apa kau yang menginginkannya, baby Cherry?" Chanyeol membungkuk dan mengusap perut Baekhyun tanpa merasa canggung, tanpa tau bahwa si mungil yang tengah mengandung itu merasakan gelenyar aneh di dadanya saat mendengar Chanyeol telah mempunyai panggilan sayang untuk calon anaknya.
"Tunggu sebentar, oke? Ayah akan membeli banyak roti isi kacang merah untukmu."
Dan lagi, sebutan 'ayah' yang Chanyeol tujukan pada dirinya sendiri itu membuat Baekhyun semakin merasa banyak hal aneh dalam dirinya, jantungnya berdegup kencang, darahnya mendesir deras dan hatinya terasa menghangat.Sepertinya Chanyeol berhasil, berhasil membuat Baekhyun memiliki alasan untuk tetap hidup.
To be continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)
Fanfiction*Kumpulan Short AU CHANBAEK. *BXB area ⚠⚠⚠ *Mature content 🔞🔞🔞 *Main Cast : Chanyeol - Baekhyun. *Panggilan 'Papa' untuk Baekhyun & 'Ayah' untuk Chanyeol *Semua cerita hanya fiksi & imajinasi penulis / tidak ada kaitannya dengan kehidupan prib...