WAKTU (5)

849 103 21
                                    

Beberapa bulan telah terlewati, hubungan antara Baekhyun, Chanyeol dan juga Seojun benar-benar menjadi semakin dekat layaknya keluarga.
Jika sebelumnya Chanyeol sering datang berkunjung meskipun Seojun tidak sedang mencarinya, kini Chanyeol tidak ragu untuk memohon agar dirinya diizinkan untuk menginap di sana.
Awalnya Baekhyun mengizinkannya karena terpaksa saat Seojun tak mau lepas dari pelukan pria jangkung itu saat tengah tidur, tapi lama-lama Baekhyun pun semakin terbiasa dengan keberadaan Chanyeol yang menginap di rumahnya tanpa alasan pasti.

Setelah cukup lama mengangap Chanyeol sebagai ayahnya, Seojun tak pernah lagi menganggap orang asing sebagai ayahnya seperti yang terjadi dulu-dulu. Yang ia tau, ia telah memiliki satu sosok ayah, dan itu sudah sangat cukup untuknya.

Dan yang lebih penting dari semua itu, kini bukan hanya Seojun yang merasa telah menemukan sosok yang tepat untuknya, tapi Baekhyun pun telah merasakan hal yang sama, diam-diam ia telah jatuh cinta pada sosok pria dewasa yang  telah lebih dulu berhasil menakhlukkan hati anaknya itu.

*
"Tentang pernyataan yang pernah kau katakan dulu, apa itu masih berlaku?" Baekhyun membuka obrolan saat dirinya hanya berdua dengan Chanyeol di ruang tengah, sementara si kecil telah tertidur lelap di kamarnya.

"Tentang apa? Tentang aku menyukaimu?" Chanyeol bertanya sekaligaus menebak isi kepala pria mungil itu.

"Emm." Si yang lebih kecil hanya menjawab dengan anggukan.

"Maaf jika ini di luar ekspektasimu, tapi jujur saja aku sudah tidak  menyukaimu lagi." Chanyeol terdiam sejenak, menunggu tanggapan dari Baekhyun yang tiba-tiba menatapnya dengan tatapan berbeda. "Bagaimana mungkin aku tetap menyukaimu tanpa sedikitpun mengubah rasa suka itu menjadi cinta." Ucapnya kemudian. "Aku mencintaimu, Baekhyun." Kini Chanyeol melanjutkan kalimatnya lagi saat melihat Baekhyun meremas ujung bajunya sendiri seolah tengah menahan diri untuk tidak kecewa dengan jawaban Chanyeol yang pertama.

"Bodoh." Baekhyun menghambur ke pelukan Chanyeol dan benar-benar menangis di pelukan pria itu.
"Kau membuatku takut." Ucapnya dengan suara gemetar karena tangisnya yang mendadak pecah karena pengakuan Chanyeol.

"Maaf... Lalu, apa kau juga mencintaiku?" Chanyeol bertanya selagi mempererat pelukannya, dan dapat ia rasakan bahwa Baekhyun tengah mengangguk di dadanya.

"A-aku mencintaimu." Lirih Baekhyun sambil melepaskan diri dari pelukan Chanyeol. "Apa kau akan percaya jika aku mengatakan bahwa 'kau cinta pertamaku?'" Ucap Baekhyun selagi menyeka air matanya dengan tisu yang Chanyeol berikan.

"Aku? Cinta pertamamu?" Chanyeol menujuk dirinya sendiri seolah tak percaya dengan kalimat yang ia dengar.
"Lalu bagaimana dengan suamimu?" Tanyanya dengan nada penasaran.

"Suamiku? Ahh, mungkin lebih tepatnya 'ayah dari anakku'." Baekhyun mengoreksi. "Aku tidak menikah dengannya, kita hanya bersahabat, lalu tak sengaja 'melakukannya' saat kita sedang mabuk." Jelasnya dengan hati-hati karena ia memang tak pernah menceritakan tentang hal ini kepada siapapun termasuk para penggemarnya. "Apa ini terdengar seperti aku tidak mengharapkan kehadiran Seojun?" Baekhyun terkekeh di ujung kalimatnya.
"Awalnya akupun berpikir begitu, bahkan aku juga sempat berpikir untuk menggugurkannya, tapi bukankah itu tidak adil untuknya? Seojun ada karena kesalahanku, dan jika aku menggugurkannya, itu artinya aku melakukan kesalahan yang lainnya. Karena itu aku dan sahabatku sepakat untuk tetap merawat Seojun bersama-sama meskipun tanpa menikah." Tambahnya dengan rinci, tanpa ada yang ditambah ataupun dikurangi.

"Kau mengambil keputusan yang tepat. Aku yakin Seojun sangat bahagia memilikimu sebagai papanya." Chanyeol memberikan satu kecupan lembut di bibir Baekhyun sebagai bentuk apresiasi atas keputusan Baekhyun yang menurutnya sangat tepat, tapi tak lama setelah itu, kecupan itu berubah menjadi sebuah pagutan yang cukup intens. Bahkan Baekhyun yang semula hanya terdiam, kini mulai membalas pagutan dan belitan lidah yang Chanyeol lakukan padanya hingga menjadikannya sebagai ciuman yang bergairah.

Chanyeol baru saja ingin membuka kancing piyama milik Baekhyun, tapi Baekhyun segera menahan pergerakan tangannya dan menghentikan pagutan bibir keduanya.
"Maaf, aku terbawa suasana." Chanyeol sedikit mundur untuk memberi jarak dengan Baekhyun.

"Tidak, aku tidak sedang menolakmu." Ucap Baekhyun sebelum Chanyeol salah paham. "Ayo kita lanjutkan di kamarku. Akan memalukan jika Seojun terbangun dan keluar dari kamarnya, lalu menemui kita 'bermain' di sofa." Baekhyun lebih dulu beranjak dari sofa dan segera menarik tangan Chanyeol untuk masuk ke dalam kamarnya.

Malam yang keduanya lewati terasa lebih panjang dan juga lebih indah dari malam-malam yang telah berlalu sebelumnya, permainan panas keduanya pun berakhir sesuai dengan apa yang mereka harapkan sejak lama.

"Baekhyun-ah, Ayo kita kita menikah. Aku ingin menjadi ayah Seojun yang sesungguhnya." Ucap Chanyeol setelah menguras kantong spermanya.

Baekhyun tampak terdiam sejenak selagi mangatur nafasnya yang masih tak beraturan. "Baiklah, ayo kita menikah sebelum ada 'Seojun lain' yang tumbuh di perutku." Ucapnya kemudian disertai kekehan karena mengingat sperma milik Chanyeol yang baru saja memenuhinya.

(Baekhyun pov) "Teruntuk 'Waktu': Terima kasih telah menjadikan 'Chanyeol' sebagai jawaban atas penantianku."

Ya, benar! Tidak ada hal yang tidak bisa dijawab oleh 'waktu', lalu tentang 'kapan' dan 'bagaimana' waktu memberi jawaban, sepertinya itu tergantung dengan amal ibadah dan tingkat keberuntunganmu 😅😛

(End....)

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang