PERNIKAHAN (4)

1.3K 126 0
                                    

Tepukan ringan Baekhyun pada bahunya membuat Chanyeol tersadar dari lamunannya.
"Maaf membuatmu terkejut." Ucap Baekhyun takut-takut saat Chanyeol menatapnya. "Aku hanya ingin memberimu minum." Sebotol air mineral yang telah ia buka tutupnya Baekhyun sodorkan. "Apakah ada hal yang kau pikirkan?" Meskipun dengan sedikit keraguan, tapi Baekhyun memberanikan diri untuk mengambil duduk di sisi sebelah Chanyeol.

"Aku harus pergi dan aku akan menjemputmu nanti." Chanyeol bergegas pergi, bahkan tanpa berpamitan dengan Jihoon yang berada di sisi kirinya.

"Sepertinya suamimu benar-benar pria yang sangat sibuk." Jihoon menggeser posisi duduknya agar bersebelahan dengan sang kakak.

"Ya, seperti itulah." Baekhyun hanya bisa terkekeh dan menjawab sekenanya, lalu mengajak Jihoon untuk kembali ke kamar rawat inap Seojun.

*
"Apa mungkin Seojun adalah pemuda yang aku tabrak waktu itu?" Chanyeol terhanyut dalam pikirannya sendiri saat berjalan menuju tempat di mana mobilnya terparkir.

"Hei, Babe, kau di mana? Aku merindukanmu." Suara Hyunbi  terdengar dari balik sambungan telepon saat Chanyeol nemerima panggilan yang masuk di ponselnya.

"Aku di jalan menuju rumahmu, tunggu sebentar oke?." Jawab Chanyeol, lalu segera melajukan mobilnya ke rumah kekasihnya itu.
Ya, meskipun Chanyeol telah menikah dengan Baekhyun, itu bukan berarti bahwa hubungannya dengan Hyunbi berakhir, bahkan ia masih sering menginap dan bercinta dengannya.

"Kau datang?." Pria yang terkenal karena peran-peran antagonisnya itu terlihat antusias dengan kedatangan Chanyeol di rumahnya. "Aku sangat merindukanmu." Ucapnya manja, lalu memeluk tubuh Chanyeol dengan sangat erat dan berjinjit untuk mencuri satu ciuman di bibir tebalnya.

"Apa kau ingat dengan pemuda yang tak sengaja kutabrak saat kita akan pergi ke pesta?" Chanyeol bertanya pada kekasihnya itu dan menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur milik Hyunbi.

"Aku tak yakin, aku hanya mengingat sepedanya berwana hijau." Hyunbi turut berbaring dan kembali melingkarkan tangannya di sekitar perut Chanyeol.
"Kenapa tiba-tiba menanyakan itu? Bukankah kau sudah menyuruh managermu untuk membungkam polisi?" Tanyanya.
"Atau kau memikirkan hal lain?" Anna menyidik dan menyamankan posisi kepalanya pada lengan Chanyeol.

"Tidak apa-apa, tiba-tiba aku merasa bersalah dan sebenarnya pikiranku cukup terganggu karena itu."
Chanyeol memindahkan kepala kekasihnya itu pada bantal, lalu mengambil kembali kunci mobil yang baru saja ia letakkan di atas meja.

"Mau kemana?" Hyunbi mendudukkan diri saat Chanyeol hendak meninggalkan kamarnya. "Apa suamimu itu berani membatasi waktumu sekarang?" Hyunbi kembali menyidik, tapi Chanyeol enggan untuk peduli dan memilih untuk pergi.

*
"Bersiaplah, aku akan menjemputmu pulang." Satu pesan teks Chanyeol kirimkan pada Baekhyun sebelum menjalankan mobilnya.

"Maaf, kupikir kau akan pergi sedikit lama, jadi aku memutuskan untuk pulang ke rumahku untuk membersihkan rumah dan menyiapkan beberapa simpanan lauk untuk Jihoon." Baekhyun membalas pesan itu dengan sedikit cemas, tentu saja karena ia takut Chanyeol akan marah karena ia tidak meminta izin sebelumnya.

"Di mana alamatnya? Aku akan menjemputmu ke sana."
Setelah Baekhyun mengirimkan lokasi rumahnya, Chanyeol bergegas ke sana mengikuti rute yang ditunjukan oleh GPS.

*
"Maaf, aku tidak bermaksud pergi tanpa meminta izin" Lirih Baekhyun saat Chanyeol baru saja keluar dari mobilnya. "Aku takut kau mungkin sibuk dan aku pikir aku bisa kembali ke rumah sakit sebelum kau datang untuk menjemputku."

"Apa kau menungguku di luar rumah sejak tadi?" Ucap Chanyeol dan Baekhyun hanya mengangguk kecil untuk pertanyaan itu.
"Apa kau tidak berpikir untuk mengajak suamimu ini masuk ke dalam rumahmu terlebih dulu?" Kalimat itu tiba-tiba saja keluar dari mulut Chanyeol.

"Huh?" Tentu Baekhyun terkejut, itu kali pertama Chanyeol melabeli dirinya dengan kata 'suami(mu?)'.
"Tapi, rumahku sangat kecil dan aku pikir kau tidak akan - "
Chanyeol sudah lebih dulu menerobos masuk sebelum Baekhyun menyelesaikan kalimatnya.
"Aku senang jika kau bersedia untuk mampir." Ucapnya kemudian sambil menutup pagar rumahnya.
 
Chanyeol terus melangkahkan kakinya menuju pintu masuk seolah ia sudah mengenal pekarangan rumah itu, tapi langkah kakinya tiba-tiba terhenti dan ia menatap fokus pada sebuah sepeda yang terparkir di dekat tembok rumah Baekhyun.

"Itu milik Seojun, aku rasa dia akan menangis saat sadar dari komanya dan tau sepeda kesayangan hancur seperti itu." Baekhyun spontan bercerita.
"Itu hadiah dariku saat dia mendapat peringkat satu saat kelas 11." Baekhyun menjelaskan sesuatu yang tidak Chanyeol tanyakan, ia hanya berfikir bahwa sepeda yang hancur hingga nyaris tak berbentuk itulah yang membuat Chanyeol berdiri mematung.

"Sepertinya tidak salah lagi, aku yang membuat Seojun seperti itu." Ucap Chanyeol dalam batinnya.
"Sepertinya kita harus pulang, aku akan mampir lain kali." Chanyeol memutuskan untuk kembali ke dalam mobilnya dan diikuti oleh Baekhyun tanpa banyak bertanya.

"Apa kau sakit? Aku bisa menggantikanmu menyetir jika kau mau."
Baekhyun memberanikan diri untuk bertanya karena menyadari ada yang aneh dari suaminya itu.

"Tidak perlu." Chanyeol menjawab seperlunya seperti biasanya.
"Tentang kecelakaan adikmu, apa yang akan kau lakukan seandainya bertemu dengan pelakunya?"
Akhirnya Chanyeol membuka pembicaraan saat menunggu bergantinya lampu merah.

"Aku tidak berharap akan bertemu dengannya." Jawab Baekhyun dengan sorot mata yang tiba-tiba tampak kosong.
"Karena disaat aku bertemu dengannya, pasti aku akan membunuhnya, atau setidaknya aku akan membalas perbuatannya." Nada suaranya terdengar penuh dendam.
"Tapi sayangnya, adik-adikku tidak akan menyukaiku yang seperti itu." Kali ini Baekhyun tersenyum manis saat mengingat sifat adik-adiknya berhati lembut. "Jadi, aku hanya akan berharap bahwa aku tidak akan pernah bertemu dengan pelakunya."

Chanyeol hanya mengangguk sebagai respon, lalu kembali fokus pada jalanan.
"Oh Tuhan, maafkan aku. Bagaimana mungkin aku menyakiti orang-orang yang memiliki perasaan begitu lembut seperti Baekhyun dan adik-adiknya?" Lagi-lagi Chanyeol bermonolog dalam hatinya.

"Kenapa tiba-tiba bertanya?" Baekhyun mendadak penasaran.

"Tidak, aku hanya ingin tau." Chanyeol menatap Baekhyun sekilas. "Biarkan saja, biarkan karma yang membalasnya untuk kalian." Ucapnya, tanpa takut mungkin saja suatu saat nanti 'karma' benar-benar akan datang untuk membalas perbuatannya.

(To be continue....)

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang