PERNIKAHAN (9)

1.2K 128 7
                                    

(Beberapa hari kemudian).
"BAEKHYUN-AH." Chanyeol berteriak dan segera berlari saat ia melihat tubuh Baekhun tergeletak di lantai dapur. "Hei, apa yang terjadi?." Ucapnya sambil berusaha membuat Baekhyun tersadar.
Karena tidak mendapatkan respon, Chanyeol segera menggendong Baekhyun dan membawanya ke rumah sakit terdekat.

"Apa yang salah? Apakah suami saya baik-baik saja?" Chanyeol bertanya dengan tidak sabaran saat seorang dokter telah selesai memeriksa keadaan Baekhyun.

"Selamat, anda akan menjadi seorang ayah." Jawab dokter itu dengan senyuman cerah.

"M-maksudnya?"

"Ya, tepat seperti apa yang anda pikirkan. Saudara Baekhyun sedang hamil." Ucap dokter itu sambil mengajak Chanyeol untuk memeriksa perut Baekhyun menggunakan alat USG.
"Untuk sementara, tolong jangan membuatnya terlalu lelah karena khawatir kondisi kandungannya akan melemah." Dokter itu meninggalkan kamar rawat Baekhyun setelah memberitahu Chanyeol tentang beberapa hal lainnya.

Chanyeol masih tidak bisa percaya, meskipun ia sudah melihat sendiri ada sebuah kehidupan di dalam perut pria mungil itu. Tidak, bukan karena ia tidak menerima kehadian calon bayinya, ia hanya terlalu bahagia hingga tidak tau harus bereaksi bagaimana.
"Sayang...." Lirihnya saat mata Baekhyun mulai mengerjap. "Terima kasih." Ucapnya saat kedua mata Baekhyun terbuka sepenuhnya. "Terima kasih telah menjadikanku sebagai seorang ayah."

"Huh?" Baekhyun berusaha mendudukkan diri.

"Ya, kau hamil. Kita akan memiliki bayi." Chanyeol berseru dengan semangat, lalu mengecup bibir Baekhyun cukup lama.

*
Usia kehamilan Baekhyun telah memasuki bulan ke 2, dan selama itu pula Chanyeol semakin memanjakan pria mungil itu seolah ia lupa dengan sejarah pernikahan keduanya beberapa bulan sebelumnya.

Pagi ini, Baekhyun masih tidur lelap dalam pelukannya Chanyeol, lalu suara dering ponsel yang sedikit mengganggu pendengarannya membuat Baekhyun terbangun dan menemukan nama Jihoon pada ponselnya.

"Seojun... Seojun sudah sadar dan dia mencarimu!." Suara Jihoon terdengar sangat senang saat mengatakannya.

"Syukurlah." Air mata haru mengalir begitu saja melewati pipi Baekhyun. "Aku akan segera kesana." Baekhyun mematikan sambungan teleponnya dan membangunkan Chanyeol untuk menemaninya pergi.

Beruntung kondisi jalanan hari ini sangatlah lancar, sehingga Baekhyun tidak perlu menunggu lama untuk bertemu dengan adik-adiknya.

"Jangan lari, itu bahaya buatmu dan si kecil," Chanyeol memberi peringatan sebelum menurunkan Baekhyun di lobby rumah sakit agar terlebih dulu menemui kedua adik kembarnya, sementara dirinya akan berkeliling untuk mencari area yang kosong untuk memarkirkan mobilnya.

"Maaf, aku tidak ada di sini saat kau membuka mata."
Baekhyun memeluk Seojun dengan isak tangis yang tak sanggup ia tahan lagi.

"Jangan menangis. Kau terlihat jelek dengan hidung merah seperti itu," Ucap Seojun sambil mengusap air mata sang kakak.
"Kudengar kau menikahi pria kaya demi pengobatanku. Kenapa kau melakukannya?"

Baekhyun melirik sekilas pada Jihoon, mencurigainya sebagai orang yang memberitahu Seojun tentang kabar semacam itu.

"Jangan khawatir, dia pria yang sangat baik dan aku sangat bahagia menjadi suaminya." Ucap Baekhyun agar Seojun tidak merasa bersalah atas pilihannya.
"Dia sangat mencintaiku." Tambahnya sebelum Seojun semakin mengkhawatirkan dirinya. "Dan apa kau tau? Kau akan memiliki keponakan sebentar lagi."
Tangan Seojun yang masih dipenuhi dengan peralatan medis yang tersambung dengan sebuah monitor itu Baekhyun raih untuk memegang perutnya yang mulai sedikit membuncit.

"Benarkah?" Mata Seojun tampak berbinar dengan senyuman yang terlihat tampan meskipun wajahnya masih tampak pucat.

Suara langkah kaki Chanyeol terdengar memasuki ruangan itu dan ketiga orang yang berada di sana secara spontan menatapnya.

"Oh, apa aku mengganggu? Haruskah aku menunggu di luar dulu?" Ucap Chanyeol, tapi tetap melangkahkan kakinya untuk mendekat dan memperkenalkan dirinya pada Seojun.

"Kau sangat tampan." Puji Seojun pada kakak iparnya yang berdiri di sebelahnya, dalam seketika bayangannya tentang sang kakak yang menikahi seorang pria tua menghilang dari pikirannya.
"Apakah kakakku membuatmu kesulitan?"
Suara Seojun masih terdengar sangat lemah, tapi ia sangat tertarik untuk mengetahui banyak hal yang telah ia lewatkan selama ini.

"Tidak, sama sekali tidak." Jawab Chanyeol yang tiba-tiba menjatuhkan dirinya untuk berlutut di lantai.
"Maaf..."
Chanyeol menatap ketiganya secara bergantian.
"Sebenarnya.... Aku adalah orang yang menabrak Seojun malam itu. Aku hendak menolongnya, tapi aku pikir aku akan terlambat datang ke pesta jika aku melakukannya." Ucapnya dengan nada penuh sesal.

Jihoon yang sedari tadi hanya duduk di ujung ruangan segera beranjak dan menarik kerah kakak iparnya itu serta melayangkan satu pukulan keras pada rahangnya hingga membuat Chanyeol tersungkur di lantai.
"KAU KABUR HANYA DEMI DATANG KE PESTA? APAKAH ORANG SEPERTIMU KAYAK DISEBUT MANUSIA?" Jihoon berteriak dan hendak memukul Chanyeol lagi, tapi ia mengurungkannya.
Keadaan menjadi serba salah untuknya, satu sisi Jihoon ingin menghabisi Chanyeol saat itu juga karena telah membuat saudara kembarnya nyaris meregang nyawa, tapi disisi lain Chanyeol adalah orang yang saat ini menyandang status sebagai suami dari kakaknya dan ayah dari calon keponakannya pula.

Baekhyun masih terdiam mematung di tempatnya, ia jelas tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut suaminya.

"Maaf." Chanyeol menunduk pasrah. "Aku tidak bermaksud untuk menutupinya selama ini. Aku hanya takut jika kalian berdua tidak akan membiarkanku bertemu dengan Seojun dan aku kehilangan kesempatan untuk meminta maaf secara langsung."

"Tidak apa-apa." Suara lemah Seojun membuat semua orang terfokus padanya. "Bukankah selalu ada arti di setiap hal yang terjadi?"
Seojun meraih tangan Baekhyun dan mengulurkan satu tangan lainnya ke arah Chanyeol, memberi isyarat agar kakak ipar yang baru dikenalnya itu menggenggam tangannya.

Chanyeol yang peka segera beranjak dari posisinya dan menggenggam tangan adik iparnya yang terpasang jarum infus. "Maaf, aku benar-benar minta maaf." Ucapnya disertai air mata yang mengalir di pipinya. "Aku benar-benar menyesal."

"Aku memaafkanmu."
Ucap Seojun sambil menatap tulus ke arah Chanyeol.
"Lalu sebagai gantinya, tolong buat kakakku bahagia dan pastikan tidak ada air mata luka yang keluar dari matanya."

Chanyeol tentu menyanggupi syarat itu, ia tidak hanya berjanji, tapi ia juga bersumpah bahwa ia akan membahagiakan pria mungil itu dengan segenap hati dan jiwanya.

(To be continue....)

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang