PERMINTAAN

854 102 5
                                    

Setelah terbangun dari tidur siangnya, Naeun menghampiri sang papa yang tengah berkutat dengan bahan-bahan untuk membuat kue di dapur.
"Papa." Panggilnya dengan suara parau khas seseorang yang baru bangun tidur.

"Ya, nak. Sudah bangun?" Baekhyun mematikan mesin pencampur agar ia dapat mendengar suara si kecil dengan jelas. "Apakah tidurmu nyenyak?" Tanyanya sambil membubuhkan sebuah ciuman di kening.

Naeun mengangguk sambil mengusap mata kecilnya. "Bisa tolong temani aku bermain tea party?" Pintanya dengan lembut.

"Papa sudah terlanjur mencampur bahan untuk membuat kue, apakah tidak masalah jika kau bermain sendiri sebentar? Papa janji akan menemanimu bermain setelah selesai." Sejujurnya Baekhyun merasa buruk, ia tidak bermaksud menolak ajakan anaknya untuk bermain, hanya saja adonan kue itu cukup sayang jika harus ditinggalkan begitu saja. "Atau kau ingin membantu papa membuat kue seperti biasanya?"

Naeun menggeleng, ia hanya sedang ingin bermain tea party di kamarnya, bukan bermain masak-masakan sungguhan. Meskipun membantu membuat kue adalah hal yang cukup menyenangkan untuknya, tapi Naeun benar-benar tidak ingin berurusan dengan tepung dan kawan-kawannya itu untuk sekarang. "Aku akan bermain dengan Seojun saja kalau begitu." Ucap Naeun dengan nada kecewa, lalu memilih untuk pergi ke kamar Seojun dengan harapan bahwa adiknya itu bersedia menemaninya bermain.

"Seojun-ah, mau bermain tea party denganku?" Seojun menatap sang kakak yang berdiri di ambang pintu, lalu menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, penawaran kakaknya itu sama sekali tidak terdengar menarik di telinganya. "Baiklah, terima kasih." Naeun meninggalkan Seojun yang tengah sibuk dengan mainan robot dan mobil-mobilan itu dengan helaan nafas.

Naeun kembali ke kamarnya dengan malas, ia menjatuhkan tubuh kecilnya di tempat tidur, lalu berpikir untuk mencoba menelpon sang ayah menggunakan telepon genggam miliknya.
"Ayah, pukul berapa ayah akan pulang?" Tanyanya saat Chanyeol menerima panggilan teleponnya.

"Ayah sedang banyak sekali pekerjaan, sepertinya ayah akan pulang terlambat hari ini." Benar-benar jawaban yang tidak ingin Naeun dengar. "Ada perlu sesuatu?" Chanyeol balik bertanya saat helaan nafas si kecil terdengar.

"Tidak, aku hanya bertanya." Jawab Naeun tanpa berani meminta agar ayahnya segera pulang dan menemaninya bermain.
"Selamat bekerja ayah, I love you." Lanjutnya, lalu mematikan sambungan telepon setelah mendapat jawaban 'I love you too, nak' dari ayahnya.

"Manyebalkan sekali." Naeun menghentak kaki kecilnya dengan kesal, lalu memilih untuk menyimpan lagi teko teh berserta gelas-gelas kecil yang sebelumnya telah ia susun di atas meja bermain dan memilih untuk menonton televisi.

(Keesokan paginya)

"Papa, bisa tolong beri aku seorang adik perempuan?" Ucapan Naeun itu membuat suasana di meja makan mendadak hening seketika.

"Uh? Adik perempuan?" Chanyeol memastikan bahwa ia tidak salah mendengar permintaan anak perempuannya itu disaat Baekhyun masih terdiam memproses ucapan si kecil. "Kenapa tiba-tiba? Bukankah kau tidak ingin memiliki adik lagi?"

"Aku bosan bermain sendirian, itu menyebalkan." Jawab Naeun sambil menyuapkan sesendok nasi goreng pada mulutnya. "Papa jarang menemaniku bermain karena sibuk dengan pekerjaan rumah, Seojun selalu sibuk dengan mainannya sendiri, dan ayah selalu sibuk bekerja." Jelasnya secara rinci.

"Aku juga ingin memiliki seorang adik laki-laki kalau begitu." Seojun menyahut disaat kedua orang tuanya itu masih belum menjawab permintaan Naeun yang lebih dulu meminta. "Aku juga bosan bermain sendirian." Jelasnya singkat.

"Padahal aku sudah menyerah saat mereka mengatakan tidak setuju untuk memiliki adik. Kenapa sekarang jadi seperti ini?" Baekhyun berbisik pada Chanyeol yang duduk di sebelahnya.

"Sepertinya kita harus berkonsultasi pada dokter Seju untuk program bayi kembar." Chanyeol balik berbisik. "Aku rasa akan adil jika mereka mendapatkan satu adik perempuan dan satu adik laki-laki." Tambahnya dan Baekhyun setuju. Meskipun keduanya sangat tau bahwa program bayi kembar bukanlah hal yang mudah, tapi keduanya sepakat untuk tetap mencobanya.

"Papa dan ayah akan berusaha, tapi itu butuh waktu yang cukup lama. Apakah tidak masalah?" Baekhyun bertanya pada kedua anaknya. "Apa kau masih ingat? Papa harus mengandung Seojun selama 9 bulan, lalu kau bisa melihatnya saat Seojun lahir." Baekhyun menambahkan pertanyaan khusus pada Naeun.

"Eung, tidak masalah, aku akan sabar menunggu." Naeun mengangguk mengerti, sementara Seojun hanya ikut mengangguk polos mengikuti sang kakak.

"Jadi... kapan aku akan memiliki adik laki-laki?" Seojun bertanya dengan polosnya, padahal sebelumnya ia turut mengangguk mengikuti sang kakak seolah ia sudah cukup paham dengan obrolan sebelumnya.

"Sabar ya, nak. Papa akan mengusahakannya dengan cepat." Kepala Seojun Baekhyun usap dengan sayang disertai senyuman yang mengembang. Ia tidak menyangka jika kedua anaknya itu akan kompak meminta adik disaat sebelumnya tidak menyetujui keinginannya untuk memiliki anak ke 3.

"Sepertinya kita harus rajin 'melakukannya'." Chanyeol berbisik sebelum mengantar anak-anak pergi ke sekolah, sekalian dirinya berangkat untuk pergi bekerja. "Tiga kali dalam sehari bila perlu." Bisiknya lagi.

"Itu membuat anak atau jadwal minum obat?" Baekhyun terkekeh, lalu mencium kening kedua anaknya dan mencium bibir Chanyeol sebelum suami dan anak-anaknya itu pergi meninggalkan rumah.

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang