PERNIKAHAN (2)

1.3K 126 7
                                    

"APA KAU PUAS TELAH MENGHANCURKAN MIMPI DAN JUGA HIDUPKU?" Chanyeol berteriak saat mobil yang dikendarainya mulai menjauh dari hotel tempat berlangsungnya acara yang tak lain adalah hotel milik orangtuanya sendiri.

"Maaf." Hanya satu kata itu yang mampu Baekhyun ucapkan, itupun dengan suara yang sangat pelan.

Chanyeol tidak lagi bersuara, tapi dari sorot matanya, ia terlihat begitu murka, bahkan ia juga mengendarai mobilnya dengan sangat gila seolah ia tidak takut jika hal itu akan membuat keduanya celaka.

Baekhyun pun tidak berani bersuara, untuk sesekali ia akan menutup kedua matanya rapat-rapat dan berpegangan erat pada sabuk pengaman yang ia pakai saat Chanyeol beberapa kali nyaris bertabrakan dengan pengguna jalan lainnya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya keduanya tiba di sebuah apartemen yang Chanyeol beli untuk sekedar berinvestasi.
Satu sisi Baekhyun sedikit lega karena ia tiba dengan selamat setelah melewati perjalanan yang cukup membuatnya was-was, tapi disisi lain, ia juga sedikit takut dengan apa yang akan terjadi padanya untuk kedepannya nanti. Apapun itu, Baekhyun sudah memutuskan untuk pasrah dan ikhlas karena memang dirinya lah yang menempatkan diri pada posisi seperti ini.
Dengan takut-takut Baekhyun mengekor di belakang Chanyeol yang mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam apartemen.

"Sekarang katakan, berapa banyak uang yang mamaku berikan untuk membayar jalang seperti mu?" Ucap Chanyeol setelah ia mendudukkan diri di sofa.

"Huh?" Baekhyun yang masih dalam posisi berdiri hanya bisa mematung karena pertanyaan itu.

Ya, Chanyeol tidak tau, atau mungkin lebih tepatnya tidak mau tau tentang alasan terjadinya pernikahan ini, tapi Chanyeol begitu yakin bahwa Baekhyun pasti dibayar dengan jumlah yang cukup banyak untuk dinikahkan dengannya, dan yang Chanyeol tau sang mama hanya memberikan 2 pilihan padanya 'menikah dengan Baekhyun atau melihat mama mati' sementara sang papa tidak mau ikut campur jika Baekhyun adalah orang yang telah mamanya pilih.

"Apa kau tidak punya mulut?"

Baekhyun gemetar, bahkan ia tidak memiliki keberanian untuk sekedar menatap suaminya itu, selain menyadari bahwa pernikahan ini terjadi karena salahnya, ia juga terlalu takut untuk mengakui kejadian yang sebenarnya, ia takut jika nanti Chanyeol akan mencaritahu keberadaan adik kembarnya, lalu nekat melakukan hal-hal yang Baekhyun sendiri tidak berani untuk sekedar membayangkannya.

"Ingat ini baik-baik." Chanyeol berdiri dari duduknya dan menjambak rambut Baekhyun hingga membuat kepalanya mendongak ke atas. "Jangan pernah mengharapkan apapun dari pernikahan ini, apalagi cinta dan bahagia." Ucapnya tepat di telinga Baekhyun. "Sepertinya kau masih harus bersyukur karena aku tidak berpikir untuk membunuhmu, setidaknya untuk sekarang." Tambahnya dengan nada penuh kebencian, dan mendorong tubuh Baekhyun hingga tersungkur di lantai, lalu ia pergi ke dalam kamar.

(Baekhyun pov) 
"Pernikahanku sudah berjalan hampir 2 minggu, tanpa senyuman atau sekedar sapaan 'selamat pagi' dari suamiku sendiri, dan tentu saja tanpa hubungan badan, bahkan aku dan Chanyeol pun tidur di kamar yang berbeda.
Sungguh, apartemen ini terasa begitu sunyi seperti kuburan yang tidak memiliki kehidupan, tapi tidak apa-apa, aku bisa menerimanya karena ini memang kesalahanku, selagi Chanyeol tidak berbuat kasar padaku, itu sudah cukup."

(Author pov)
Tapi ternyata pemikiran Baekhyun tentang hal itu sangatlah salah, suatu malam saat Baekhyun sudah terlelap dalam tidurnya, pria jangkung yang berstatus sebagai suaminya itu tiba-tiba menerobos masuk ke dalam kamarnya, lalu mengikat kedua tangan dan kakinya pada besi yang terdapat di setiap ujung tempat tidur.

"Apa yang kau lakukan?" Ucap Baekhyun dengan raut ketakutan dengan bayang-bayang adegan mengerikan yang terdapat dalam film kriminal.

"Bukankah mamaku sudah membayarmu dengan harga yang cukup mahal?" Chanyeol menyeringai.
"Setelah ku pikir-pikir, rasanya rugi sekali jika aku tidak memanfaatkan sesuatu yang telah mama beli untukku." Chanyeol menatap Baekhyun dengan remeh.
"Setidaknya aku harus menjadikanmu sebagai mainan agar keberadaanmu tidak sia-sia, 'kan?" Tangan Chanyeol bergerak merobek kaos yang Baekhyun kenakan, dan menurunkan celana pendek yang Baekhyun kenakan hingga mata kaki.
"Kau memiliki tubuh yang cukup indah, haruskah aku menyewakanmu pada teman-temanku? Sepertinya aku akan mendapatkan banyak uang dari mereka." Chanyeol membawa satu jarinya untuk menyentuh tengah kening Baekhyun dan membuat garis lurus ke bawah menggunakan jarinya itu hingga ujung jarinya menyentuh pusar milik Baekhyun. "Dasar jalang, sepertinya tubuhmu menyukai sentuhanku." Ucapnya sambil menatap ujung jari telunjuknya yang tengah mengorek pusar milik Baehyun dan otomatis membuat tubuh Baekhyun menggeliat tidak nyaman karena sensasi geli pada area tengah perutnya itu. "Apa kau ingin lebih?" Chanyeol berbisik, tidak terdengar sensual ataupun terdengar seperti sebuah godaan, tapi lebih terdengar seperti ia tengah menganggap Baekhyun seperti seorang jalang murahan.

Baekhyun tidak berani bersuara, hanya saja ia tidak mampu menahan air matanya agar tidak jatuh saat Chanyeol mulai menyentuh bibirnya dan memintanya untuk mengulum jari-jari Chanyeol dengan mulutnya.
"Apa kau tidak pernah bercinta? Bahkan mengulum jari-jariku saja kau tidak bisa." Ucap Chanyeol remeh, lalu memilih untuk menggerakkan ketiga jarinya keluar-masuk pada mulut Baekhyun dengan tusukan dalam dan tempo yang cepat hingga membuat Baekhyun nyaris muntah. "Aku penasaran di mana mamaku bertemu dengan jalang bodoh sepertimu." Chanyeol menghentikan aktivitasnya. "Lihat ini." Dan menunjukkan jari-jarinya yang basah oleh saliva milik Baekhyun.
"Aku jadi tidak sabar untuk memasukkan jari-jari ini ke lubang analmu."

Baekhyun menelan ludahnya dengan kasar saat mendengar ucapan Chanyeol itu.

"Kenapa? Apa kau tidak mau?" Ucap Chanyeol saat melihat wajah Baekhyun yang terlihat ketakutan.
"Sudah ku bilang bahwa aku akan menjadikanmu mainan agar keberadaanmu tidak sia-sia. Jadi kau harus menerimanya." Chanyeol membawa jari-jarinya yang masih basah oleh saliva itu pada area dada Baekyun, membuat gerakan memutar mengikuti pola areola, lalu memilin puting Baekhyun dengan keras dan sesekali mencubitnya hingga membuat Baekhyun melenguh karena rasa sakit dan nikmat yang bercampur jadi satu.
"Bagaimana? Apa kau menyukainya?"

Lagi-lagi Baekhyun tidak bisa berkata apa-apa, bahkan ia juga tidak bisa membuat perlawanan agar Chanyeol berhenti merangsang tubuhnya, karena semakin ia banyak bergerak, ikatan di tangan dan kakinya terasa semakin erat.

Chanyeol terus memainkan kedua sisi dada Baekhyun dengan kasar, alih-alih terdapat banyak tanda cinta di sana, yang terlihat justru memar kebiru-biruan.

Baekhyun mengerang frustasi, rasa nikmat yang sempat terasa, kini hanya rasa sakit yang menguasainya.

Seolah tak puas melihat Baekhyun tersiksa seperti itu, Chanyeol justru berencana untuk menambah siksaannya.
Ia berpindah posisi duduknya, jika sebelumnya ia duduk di tepi tempat tidur, kini dia duduk di tengah-tengah kedua kaki Baekhyun yang terbuka karena pergelangan kakinya terikat pada besi yang terdapat pada setiap sisi tempat tidur.

"Padahal aku sedang melecehkan tubuhmu dengan sangat kasar, tapi kenapa penismu berdiri, hm?" Lagi-lagi pertanyaan Chanyeol terdenger begitu meremehkan, lalu tangannya bergerak menggenggam batang penis Baekhyun itu dan mengocoknya dengan kasar pula.

Tangis Baekhyun semakin pecah, tapi ia memilih untuk menggigit bibir bawahnya sendiri hingga berdarah untuk meredam tangisnya, ia terlalu takut jika suara tangisnya akan membuat Chanyeol semakin murka.

Melihat batang penis Baekhyun yang semakin membesar dan mulai berkedut di telapak tangannya, Chanyeol memilih untuk menghentikan aktivitas mengocoknya.

"Tolong, s-sakit." Akhirnya Baekhyun berani bersuara.

Tapi alih-alih kembali mengocok batang penis Baekhyun agar membuatnya ejakulasi, Chanyeol justru mengabaikannya.
Ia sibuk memasukkan ketiga jarinya pada lubang anal Baekhyun yang tidak cukup basah dan menggerakkannya keluar-masuk dengan asal-asalan.
Batang penis Baekhyun kembali berkedut saat jari-jari Chanyeol terus menusuk prostatnya dengan cara yang sama gilanya. Ia nyaris menemui puncaknya yang sempat tertunda, tapi lagi-lagi Chanyeol memilih untuk menghentikan aktivitasnya.

"Lihat ini! Tubuh jalangmu merespon semua hal dengan cukup baik meskipun aku tidak melakukannya secara baik-baik." Ucap Chanyeol sambil menunjukkan lendir-lendir yang menempel pada jari-jarinya.

Raut kecewa jelas terlihat pada wajah Baekhyun, seperti ada sesuatu yang belum terselesaikan, karena Chanyeol memang selalu menghentikan permainannya sebelum Baekhyun sampai pada pelepasannya.

"Aku bilang jangan pernah berharap lebih. Apa menurutmu aku akan membiarkanmu merasakan 'kenikmatan' itu?" Chanyeol melepaskan ikatan pada tangan dan kaki Baekhyun. "Tidak, tidak akan pernah." Ucapnya, lalu kembali ke kamarnya tanpa merasa ada yang salah dari perbuatannya.

Baekhyun hanya bisa menumpahkan tangisnya, tubuhnya terasa begitu panas dan remuk, bahkan untuk sekedar bermasturbasi untuk mengeluarkan putihnya saja ia sudah tidak sanggup.

(To be continue...)

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang