Jika bukan karena Chanyeol, mungkin sekarang Baekhyun sedang berada di neraka untuk menebus dosanya. Sebuah dosa besar karena ia berani mencoba untuk mengakhiri hidupnya sebelum waktunya tiba.
Sore itu langit sangat mendung, udara terasa begitu dingin saat menyentuh kulit, suara gemuruh petir pun mulai terdengar bersahutan, tanda bahwa sebentar lagi mungkin hujan akan segera turun.
Di sana, seorang pria bertubuh mungil memejamkan kedua matanya di tengah rel kereta api tanpa memperdulikan suara nyaring dari klakson kereta yang memberinya tanda agar ia beranjak dari sana.Suara dari mesin kereta api terdengar semakin mendekat, kedua mata Baekhyun semakin terpejam rapat, ia benar-benar telah siap untuk segera meninggalkan dunia yang selama ini tidak pernah berpihak padanya.
Tapi di detik berikutnya, bukan sebuah kereta yang menghempas tubuh mungilnya, melainkan sebuah tarikan dari pria asing dan mengunci pergerakan Baekhyun dengan pelukan yang erat, tentu saja agar pria mungil itu tidak nekat menabrakkan dirinya pada gerbong kereta api yang masih berjalan dengan cepat itu."Lepas. Lepaskan aku!" Baekhyun terus meronta, berusaha melepaskan dirinya dari pria asing yang telah berani membuatnya tetap hidup disaat dirinya benar-benar tidak ingin melanjutkan hidup.
"Apakah hidupmu sangat hancur? Apa tidak ada hal lain yang bisa kau lakukan selain memilih untuk mati?" Pelukan erat itu terlepas saat kereta api telah berjalan jauh dari keduanya.
"Ya! Hidupku memang sangat hancur. Dan apa urusannya denganmu jika aku ingin mati?" Baekhyun berucap marah dengan nada suara yang tak kalah tinggi dari pria asing yang tidak ia ketahui siapa namanya.
"Aku memang tidak memiliki hak atas hidupmu, tapi aku rasa 'anakmu memiliki hak untuk hidup'."
Baekhyun terdiam, kedua tangannya berusaha menutupi perutnya saat pria bertubuh jangkung itu menatap ke arah perutnya yang membesar.
"Setidaknya, tetaplah hidup demi anakmu."Baekhyun hanya mengatupkan bibirnya, kedua mata sabitnya telah dipenuhi oleh air mata yang perlahan turun membasahi pipinya
"Justru dialah alasan kenapa aku ingin mati." Ucap Baekhyun parau, tanpa menatap mata bulat yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Aku diperkosa oleh sekelompok pria, dan sekarang aku hamil tanpa tau siapa ayahnya." Satu tangan mungilnya Baekhyun gunakan untuk memukul pelan dadanya untuk mengurangi rasa sesak yang hanya ia sendiri yang tau bagaimana rasanya.
"Kedua orang tuaku mengusirku karena aku anak yang memalukan. Tidak satupun temanku yang percaya saat aku bercerita tentang kejadian mengerikan malam itu, dan mereka justru menyebutku pelacur saat tau aku tengah hamil. Lalu... Apa menurutmu aku bisa tetap hidup demi anakku disaat dialah yang menghancurkan hidupku?""Maaf... Maaf karena aku sempat membentakmu." Suara pria jangkung yang awalnya terdengar saat mengerikan itu, kini terdengar lebih lembut, tentu saja ia merasa bersalah karena tidak dapat menahan emosinya pada seseorang yang tengah putus asa atas hidupnya.
"Tapi aku tidak akan pernah meminta maaf karena membuatmu tetap hidup." Lanjutnya dengan menatap lekat mata sabit yang mulai membengkak di hadapannya.
"Mungkin dunia tidak berpihak padamu, tapi perlu kau tau bahwa di dunia ini masih ada yang peduli padamu, dan orang itu... Aku.""Jangan mengasihaniku, aku tidak butuh itu." Baekhyun menatap marah pada sosok yang masih asing untuknya.
"Kita tidak saling mengenal, tolong berhenti bersikap seolah kau peduli padaku dan berhenti seolah hidupku adalah tanggung jawabmu.""Aku Park Chanyeol. Kau bisa memanggilku Chanyeol." Akhirnya pria bertubuh jangkung itu memperkenalkan dirinya dengan tangan yang terulur, namun tidak mendapatkan sambutan dari Baekhyun.
"Istriku mencampakkanku dan menikah lagi dengan pria lain karena aku tidak bisa memberinya keturunan."Satu kalimat yang Chanyeol ucapkan itu membuat tatapan mata Baekhyun pada si jangkung mendadak berubah, 'kenapa dunia ini begitu konyol?' pikirnya. Disaat ia ingin mati karena akan memiliki seorang anak, ia justru dipertemukan dengan orang lain yang merasa frustasi karena tidak dapat memiliki keturunan.
"Jika kau tidak keberatan, tolong biarkan anak itu lahir dan biarkan aku memilikinya jika kau benar-benar tidak menginginkannya. Aku benar-benar ingin memiliki anak." Nada frustasi terdengar sangat jelas saat pria jangkung itu mengucapkannya.
"Kau harus melanjutkan hidupmu, begitu pula dengannya yang juga memiliki hak untuk hidup."Baekhyun terdiam sejenak untuk mencerna setiap kalimat yang Chanyeol ucapkan.
Di satu sisi calon bayi yang berada dalam kandungannya itu adalah hal yang menghancurkan hidupnya, tapi disisi lain bayi itu juga tidak berbuat salah apa-apa."Aku memang bukan pria yang baik, tapi setidaknya, tolong izinkan aku berbuat baik untuk sekali ini saja." Kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut Chanyeol terdengar semakin tulus.
"Disaat aku membiarkanmu mati, itu artinya aku juga harus mati karena membiarkanmu mati bersama seorang bayi yang seharusnya tidak kau salahkan." Chanyeol kembali mengulurkan tangannya.
"Tinggallah bersamaku. Kau boleh pergi kapanpun kau mau saat anak itu sudah lahir nanti."Baekhyun masih terdiam untuk berpikir, tapi kemudian ia meraih tangan Chanyeol meskipun masih dengan sedikit keraguan.
"Baiklah.... Aku akan memberikan bayi ini padamu asal kau janji tidak akan pernah memberitahunya bahwa akulah papanya saat dia tumbuh nanti." Chanyeol mengangguk menyetujui, tubuh yang terlihat ringkih itu ia dekap untuk sesaat. "Terima kasih... Aku janji akan menjadi ayah angkat yang baik untuk anakmu."Langkah kaki Keduanya berjalan beriringan dengan tangan yang masih bertautan, menuju sebuah mobil yang Chanyeol parkirkan dengar asal di pinggir rel kereta api untuk kemudian membawa Baekhyun pulang ke rumahnya yang tidak terlalu besar, namun sangat cukup jika untuk ditinggali berdua, untuk sementara waktu tentunya.
"Terima kasih, Tuhan." Chanyeol tak henti mengucap syukur dalam batinnya, ia lega, selain ia berhasil membuat pria mungil itu tak lagi berpikir untuk mengakhiri hidupnya, ia juga akan menjadi seorang 'ayah' sebentar lagi.
Dan saat tangan mungil itu kembali menggenggam tangannya saat turun dari mobil, tanpa sadar Chanyeol memiliki harapan lain dalam hatinya.
"Tuhan.... Maaf jika ini terdengar berlebihan dan aku terlihat seperti orang yang serakah, tapi.... bisakah Kau membuatku memilikinya juga?" Kedua tangan yang masih bertautan itu Chanyeol tatap dengan hati yang menghangat.
"Aku ingin memilikinya dan aku ingin melindunginya dari dunia yang mungkin akan menyakitinya kapan saja."To be continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)
Fanfiction*Kumpulan Short AU CHANBAEK. *BXB area ⚠⚠⚠ *Mature content 🔞🔞🔞 *Main Cast : Chanyeol - Baekhyun. *Panggilan 'Papa' untuk Baekhyun & 'Ayah' untuk Chanyeol *Semua cerita hanya fiksi & imajinasi penulis / tidak ada kaitannya dengan kehidupan prib...