KELIRU

2.1K 163 15
                                    

Siapa sangka, jika kehadiran seorang Park Chanyeol berhasil membuat ruang hati Baekhyun yang semula kosong menjadi terasa begitu penuh.

Awalnya Baekhyun pun berpikir bahwa menjadi pasangan Chanyeol adalah hal yang tidak mungkin, selain dirinya hidup sebatang kara, ia juga tidak memiliki harta benda yang setara dengan milik pengusaha sukses itu.
Tapi, fakta bahwa Chanyeol kini berstatus sebagai suaminya adalah hal yang tidak bisa Baekhyun sangkal juga. Lebih tepatnya, ia merasa Bersyukur karena memiliki pria jangkung itu di hidupnya yang semula terasa hampa.

Kehidupan rumah tangga yang Baekhyun  jalani bersama dengan Chanyeol berjalan sangat baik, bahkan lebih harmonis jika di bandingkan dengan kehidupan rumah tangga kebanyakan orang pada umumnya.

Sejak awal menikah, Baekhyun sudah mencoba mengikuti program kehamilan, tapi sayangnya usahanya itu masih belum membuahkan hasil hingga sekarang.
Beruntung, Chanyeol memang tidak pernah menuntut apapun darinya. Ada atau tidaknya seorang anak, tidak akan mengubah rasa cinta yang Chanyeol miliki untuknya. Lagi-lagi Baekhyun merasa bersyukur atas hal itu.

*
Tas kerja milik Chanyeol Baekhyun raih dan ia letakkan di kursi yang berada di sebelahnya. Selain itu, ia juga membantu Chanyeol untuk melepaskan dasi serta membuka dua kancing teratas dari kemeja berwarna putih yang Chanyeol kenakan untuk pergi ke kantor pagi tadi. "Aku sangat merindukanmu." Baekhyun mengambil duduk di pangkuan Chanyeol, melingkarkan tangannya pada leher pria itu dan juga mencium bibirnya cukup lama.

"Padahal aku pulang lebih cepat dari biasanya." Chanyeol terkekeh dan mengusakkan hidungnya dengan hidung bangir milik si kecil kesayangan itu.

"Tapi aku tidak berbohong, aku benar-benar merindukanmu hingga rasanya aku ingin menyusulmu ke kantor dan membakar semua berkas-berkas yang membuatmu sibuk di sana." Ucap Baekhyun menggebu-gebu hingga membuat pria jangkung itu kembali terkekeh karena gemas.

"Iya sayang, iya. Terima kasih telah merindukanku sebanyak itu." Kali ini Chanyeol tersenyum dengan sangat teduh, sama halnya dengan Baekhyun, ia pun merasa begitu bersyukur karena memiliki pria mungil itu di hidupnya.

"Apa kau lelah?." Tangan Baekhyun bergerak membuka kancing kemeja Chanyeol yang tersisa.

"Kau tau? Semua lelahku akan hilang setiap kali aku bersamamu." Bibir tipis itu Chanyeol kecup.

"Benarkah?." Baekhyun tersipu dan mencium dada bidang Chanyeol yang terekspos. "Tapi sekarang aku berencana untuk membuatmu lelah." Bisiknya, lalu mengulum daun telinga Chanyeol dengan sensual.

"Aku jadi tidak sabar, ayo buat aku lelah!." Ucap Chanyeol menantang.

"Baiklah, aku akan membuatmu lelah hingga kau merengek karena kelelahan." Baekhyun menutup kedua mata Chanyeol dengan dasi yang sebelumnya ia buka.

Lagi-lagi Chanyeol dibuat terkekeh karena ucapan Baekhyun, karena biasanya, pria mungil itu lah yang akan merengek karena terlalu lelah melayaninya.

"Kau hanya perlu diam dan menikmati, aku yang akan mengambil alih kendali." Ucap Baekhyun setelah selesai mengikat dasi di belakang kepala Chanyeol.

"Biasanya kau tidak suka 'melakukannya' saat aku belum mandi." Ucap Chanyeol selagi Baekhyun menyingkirkan kain yang melekat pada tubuhnya, hingga membuat dirinya bertelanjang hanya dengan dasi yang menutup kedua matanya.

"Aku ingin melakukannya sekarang juga, jadi tidak masalah jika kau belum mandi."
Lagi-lagi Baekhyun berbisik dan mengulum daun telinga Chanyeol setelahnya. "Kau ingin yang bagaimana?."

"Bukankah kau ingin mengambil alih kendali? lakukan saja seperti yang kau mau." Chanyeol menyerahkan tubuhnya pada Baekhyun sepenuhnya.

Baekhyun tidak mengatakan apapun lagi, ia sibuk memanjakan setiap inci tubuh Chanyeol dengan menciumi titik-titik sensitifnya dan mengoral batang penisnya hingga terangsang dengan sempurna. Tanpa ragu, Baekhyun menuntun batang penis Chanyeol untuk masuk ke dalam lubang analnya, lalu ia menungganginya dengan saat gila, hingga ia menemuai puncaknya dan ia merasakan cairan hangat Chanyeol menyembur di dalamnya.

"Tunggu sebentar, oke? Aku perlu mengambil sesuatu." Baekhyun beranjak dan meninggalkan Chanyeol yang masih terengah karena pelepasannya.

Chanyeol hanya pasrah, ia sendiri yang menantang Baekhyun agar membuatnya lelah, jadi ia tidak akan merasa keberatan jika pria mungil itu akan meminta ronde tambahan, toh ia hanya perlu diam dan menikmatinya, 'kan?. Ia tidak akan merengek karena kelelahan meskipun nantinya akan menemui puncak yang kesekian.

Setelah beberapa saat, Baekhyun kembali menghampiri Chanyeol.
"Chanyeol-ah, apa kau mencintaiku?." Tanyanya tiba-tiba.

"Tentu saja aku mencintaimu, sangat sangat mencintaimu." Jawab Chanyeol dengan kedua matanya yang masih tertutup dasi.
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu? Hm?."

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin mendengarnya..." Baekhyun menjeda kalimatnya. "Untuk terakhir kalinya." Ucapnya lagi bersamaan dengan linangan air mata dan juga sebuah tembakan yang tepat mengenai tengah kepala Chanyeol.
"Aku mencintaimu, Chan. Sangat sangat mencintaimu, tapi hidup bahagia bersama orang yang telah membunuh kedua orangtuaku adalah hal yang keliru."

Ya, setelah sekian lama hidup bersama Chanyeol dan mencintai pria itu dengan teramat sinting, Baekhyun harus menelan pil pahit saat penyelidikan yang selama ini ia lakukan untuk mencari dalang dibalik pembunuhan kedua orangtuanya, berakhir dengan Chanyeol lah dalang dibalik semuanya.
Pria jangkung yang selama ini selalu ia puja, tak lebih dari manusia serakah yang tak segan menghabisi nyawa orang lain hanya demi kepentingan bisnisnya.

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang