32 | kesot

710 249 8
                                    

"Loh Jungwon tidur di kamar bang Heeseung?" tanya Jay ketika melihat Jungwon yang tengah berbaring dengan selimut menutupi tubuhnya sebatas dada.
 
 

Heeseung yang baru saja akan keluar dari kamarnya menganggukan kepala singkat.
 
 

"Emang kenapa?" tanya Jay bingung.

"Biasa, digangguin," ucap Heeseung.
 
 
 

Sebenarnya, bukan sekali dua kali Jungwon diganggu oleh sesuatu yang mereka tidak ketahui. Tapi sudah sering.

Bahkan salah satu penyebab sakitnya Jungwon adalah karena ia yang membuka pintu utama kontrakan ketika mendengar suara ketukan di tengah malam. Dimana ketika ia buka tak ada siapapun di depan pintu.

Paginya ia langsung mengalami demam tinggi.

Banyak yang menduga Jungwon sakit karena kelelahan mengerjakan tugas kuliahnya sebagai mahasiswa baru. Tapi hal itu dibantah oleh Sunoo, salah satu teman satu jurusan Jungwon, yang mengatakan bahwa belum ada tugas apapun dari dosen mata kuliah karena mereka masih di pertemuan pertama.

Pun, seharian itu adalah hari libur Jungwon. Dimana Jungwon menghabiskan waktunya seharian untuk berleha-leha di kamar. Jadi rasanya tak mungkin Jungwon sakit karena kelelahan.

Dan meski tak masuk akal, banyak dari penghuni kontrakan yang meyakini bahwa sakitnya Jungwon diakibatkan karena ia yang membuka pintu malam-malam akibat terdengar suara ketukan yang tak menampakan si tersangka pengtuk pintu.

Lalu terakhir, adalah kejadian barusan yang bukan hanya Jungwon, tapi Heeseung juga menjadi saksi akan kejadian tersebut.

Merasa kalau Jungwon akan berbahaya bila ditinggal sendirian, makanya Heeseung berinisiatif mengajak Jungwon untuk tidur di kamarnya.
 
 
 

"Oh," sahut Jay mengerti meski Heeseung tak menjelaskan lebih banyak kepadanya. Ia tahu apa maksud kalimat Heeseung barusan. "Ya udah, gua duluan ya, bang," pamit Jay yang hendak masuk ke kamarnya untuk tidur.

"Yo!" balas Heeseung dan langsung berjalan ke arah ruang tengah.
  
 
 

Malam ini, Heeseung berniat mengerjakan salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliahnya. Tugas itu baru diberikan hari ini dan Heeseung berniat untuk tak menunda-nunda pekerjaan supaya ia tak terbebani ketika deadline tiba.

Heeseung yang tadinya ingin mengerjakan tugasnya di kamar mengurungkan niatnya dan pindah ke ruang tengah. Ia takut cahaya dari layar laptopnya menganggu tidur Jungwon.

Lalu untuk apa Jungwon pindah ke kamar Heeseung kalau tetap ditinggal sendiri? Well, letak kamar Heeseung berhadapan dengan ruang tengah. Pun Heeseung memutuskan untuk membuka pintu kamarnya setengah agar bisa tetap mengawasi Jungwon.

Jadi kalau ada apa-apa dengan Jungwon, Heeseung bisa tahu dan langsung menghampirinya.

Jam menunjukan pukul 10 malam. Heeseung mulai membuka mesin penelusuran untuk mencari beberapa jurnal sebagai referensi dalam mengerjakan tugas.

Heeseung membagi layar laptopnya menjadi dua bagian. Satu untuk mesin penelusuran dan satu lagi untuk software pengolah kata yang ia gunakan untuk mengerjakan tugas.

Satu persatu hasil dari pencariannya ia buka dan periksa. Tak langsung diunduh, Heeseung terlebih dahulu melihat struktur dari jurnal yang dicari. Apakah lengkap atau tidak. Bila tidak ia akan langsung menutup laman tersebut, bila iya, ia akan  meungunduhnya dan memeriksa isi dari jurnal yang akan ia jadikan sebagai referensi dalam tugasnya.

Di tengah keasyikannya mengerjakan tugas, sayup-sayup telinganya menangkap suara pelan teratur yang bukan dari dirinya. Pun dengan benda elektronik di hadapannya.

Heeseung melirik ke arah pintu kamarnya yang terbuka dan menampilkan bagian bawah; tepatnya kaki Jungwon, yang tertutupi selimut. Jungwon masih aman. Tak ada apa-apa di sana.

Membuat pandangan Heeseung kembali pada layar di depannya.

Namun itu tak bertahan lama. Lagi-lagi indera pendengarannya menangkap suara yang sama. Namun kali ini lebih jelas dari sebelumnya.
 
 
SREEEEK!
 
 
SREEEEK!
 
 
SREEEEEEK!
 
 
 
 

Begitu bunyinya.

Membuat konsentrasi Heeseung kembali terganggu. Heeseung mencoba mengedarkan pandangan ke sekeliling. Depan, belakang, serta samping kiri; arah kemana pintu utama tertuju.

Tapi tak ada apapun di sana. Hanya kelengangan semata tanpa wujud yang bisa dilihat mata.

Heeseung menelan salivanya. Mulai merasa tak nyaman. Maka ia putuskan untuk membuka software pemutar musik dan menyalakan salah satu lagu ballad untuk menemani kegiatannya.

Keresahannya sedikit berkurang. Ia kembali melanjutkan kegiatannya mencari jurnal sembari mulutnya sibuk mengikuti lirik lagu yang terputar.
 
 
 
SREEEK!
 
 

Suara itu kembali terdengar. Pergerakan tangan Heeseung mendadak terhenti. Tangannya seperti melayang di udara meski jaraknya dengan keyboard sudah dekat.
 
 
SREEEEK!
 
 
Heeseung mencoba memfokuskan pendengarannya yang menangkap suara yang semakin jelas tersebut.
  
 
 

SREEEEK!
 
 
 
Ia langsung menoleh ke arah kamarnya.
 
 
 
Suara yang terdengar seperti langkah diseret itu berasal dari dalam kamarnya.

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang