40 | "boleh numpang?"

680 234 5
                                    

Berkebalikan dengan Kim Jimin atau yang biasa dipanggil Monday, Soeun adalah tipikal orang yang sangat mempercayai mitos dan berbagai perkataan nasehat orang-orang tertua atau terdahulu.

Seperti untuk selalu menutup semua pintu dan jendela ketika maghrib tiba, jangan bepergian ketika maghrib. Dan bahkan mitos seputar makanan yang harus dilangkahi sebanyak tujuh kali agar tidak terkena ilmu hitam pun dia percaya.

Termasuk mitos atau larangan soal jangan bepergian melewati hutan pinus pada malam hari.

Makanya ketika Monday nekat untuk tetap pulang ke rumahnya malam-malam begini, sebisa mungkin Soeun melarangnya.

"China udah ngirim benda ke luar angkasa, dan lo masih percaya sama hal begituan? Please deh, So."

Monday memutar bola matanya malas.

"Ini tuh bener tahu, Day. Bukan sekedar omong kosong. Kapan hari tuh anaknya Pak RT nekat lewat sana malam-malam terus kecelakaan."

"Ya itu kan karena lampu motornya mati terus dia jadi nggak bisa lihat jalan."

Soeun berdecak.

"Lo jangan terlalu percaya mitos-mitos ah. Nanti malah jadi parnoan sendiri!" ucap Monday sebelum akhirnya memakai helm dan menyalakan mesin motornya.

"Bae-bae ya lo di kosan, gue pergi dulu!" pamit Monday sembari menjalankan kendaraan bermotor roda dua kesayangannya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Semilirnya angin malam ini dirasa sama seperti malam-malam ketika ia berada di kosannya. Angin malam yang tak terlalu kencang namun dingin ketika alirannya menyentuh bulu roma Monday.

Padahal Monday sudah memakai pakaian super terbalnya, tapi nyatanya sapuan angin masih bisa membelai bagian wajahnya yang tak tertutupi oleh buff berwarna hitam kesayangannya.

Seperti biasa, jalanan di daerah pedesaan selalu sepi setiap habis maghrib. Sudah setahun Monday tinggal di sebuah kosan yang tak jauh dari kampusnya, jadi Monday sudah hapal bagaimana keadaan sekitar kampus dan kosannya sehari-hari.

Namun tidak dengan area jalanan beraspal yang membelah hutan pinus di kanan kirinya saat ini.

Jalanan ini adalah jalanan yang mengarah menuju timur. Ke arah rumahnya yang memang berada di daerah agak timur.

Monday hanya melewati jalanan ini dari dan menuju rumahnya. Dan biasanya ia melewatinya saat langit masih berwarna biru. Tidak hitam seperti sekarang ini.

Tak ada yang aneh.

Seharusnya.

Hingga ketika Monday melewati persimpangan tempat dimana plang yang bertuliskan hati-hati tikungan tajam, ada seorang wanita yang melambaikan tangan ke arahnya, meminta Monday untuk berhenti.

Tak bisa mengerem secara mendadak. Monday menghentikan kendaraannya secara perlahan, hingga posisinya berada lewat dari posisi wanita yang terus berdiri di pinggiran jalan tadi.

Monday melihat ke arah kaca spion kanannya. Wanita itu terus melambaikan tangan ke arah Monday.

"Mau numpang kali ya?" tanya Monday pada dirinya sendiri. Ia kemudian berniat untuk memutar arah dan menghampiri wanita tersebut untuk mengajak naik ke motornya hingga sebuah prasangka buruk tiba-tiba terbesit di kepalanya.

"Gimana kalau dia begal? Nanti kalau gua samperin dia terus komplotannya keluar? Lagian aneh banget nggak sih masa dia di tengah hutan begini?" ucap Monday bermonolog.

Monday lalu menoleh ke belakang, hendak melihat wanita itu lagi.

Sialnya wanita itu sudah tidak ada di posisi sebelumnya.

"Ih kan bener! Jangan-jangan dia mau manggil kawanannya!" gumam Monday yang membuatnya langsung kembali menarik pedal gas untuk melajukan roda duanya dengan cepat.

Monday menghela napas kasar. Rasa gugup dan khawatir sempat menyertainya karena kejadian barusan.

Dibandingan setan, Monday lebih takut dengan orang jahat. Setan tak akan bisa menyentuhnya, berbeda dengan orang jahat yang bisa berbuat apapun untuk melukai orang lain.

Belum ada lima menit Monday mengendarai motornya dari tempat tadi, ia kembali melihat sosok wanita yang tengah melambaikan tangan ke arahnya.

Seperti sebelumnya.

Monday merasa penasaran dan bingung di saat yang bersamaan. Gelisah antara ingin berhenti atau terus jalan. Mau berhenti takut ia dijahati, tidak berhenti tapi ia merasa kasian. Kasian karena tahu jarang ada kendaraan yang lewat di area perhutanan seperti ini.

Di tengah pemikirannya, tanpa sadar Monday telah melewati posisi dari wanita itu berdiri.

"Aih kelewat!" ucap Monday yang kemudian berhenti. Lalu menoleh ke belakang.

"Hah?"

Kembali hilang. Seperti wanita sebelumnya.

Monday menelan salivanya. Ia mengerjapkan mata beberapa kali. Tak lupa ia naikan visor helmnya supaya bisa melihat dengan jelas.

"Beneran ilang," ucapnya seraya kembali menurunkan visor helmnya.
 
 
 
SREEEEEET!
 
 
  
 
Monday hampir saja terjungkal ke belakang ketika secara tiba-tiba wanita yang dilihatnya tadi berada di depan motornya. Dimana setelah Monday perhatikan, sosok wanita di hadapannya ini sama dengan sosok wanita yang sudah dua kali ia lihat sebelumnya.

Seperti tercekat, lidah Monday terasa kelu dan sulit untuk digerakan. Makanya ia hanya diam sebelum akhirnya wanita di depannya membuka suara,
 
 

"Boleh numpang?"

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang