155 | perihal mati listrik

409 169 4
                                    

Yeonhee, berhasil membuka mata dan terbangun dari tidurnya ketika dirinya merasakan gelap yang amat sangat hingga membuat matanya yang terpejam merasa tak nyaman.

Ia membuka matanya.

Benar saja.

Gelap.

Hanya ada sedikit cahaya kecil yang masuk melalui celah-celah jendela kamar yang belum sempat ditutup gordennya.

Sinaran senja langit yang berwarna jingga kemerahan memberikan sedikit penerangan di rumah besar yang mendadak dalam keadaan gelap tersebut.

Dengan meraba-raba samping tempat tidurnya, Yeonhee berusaha mencari ponselnya. Tak sulit karena memang ia selalu meletakkan gaway pintar itu di sampingnya ketika tertidur. Termasuk ketika tidur siang yang berubah menjadi tidur hingga sore tiba.

Dilihatnya waktu yang menunjukkan pukul 5:45 sore. Ada beberapa chat masuk dari sang ibu yang mengabarkan bahwa beliau serta ayah dan adik Yeonhee akan kembali ke kediaman mereka sehabis maghrib.

Ada pula notifikasi yang memberitahu bahwa akan ada pemadaman sementara selama beberapa waktu karena ada kerusakan di salah satu gardu listrik yang tak jauh dari tempat tinggal Yeonhee.


KRIEEEEEEET


Yeonhee menoleh. Menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka ketika mendengar suara pintu utama rumahnya yang berada di depan terdengar seakan telah dibuka.

Tak lama, muncul sosok wanita berusia paruh baya yang tak jauh umurnya dari sang ibu. Itu adalah sang tante yang memang rumahnya berada di sebelah rumah Yeonhee.

"Kok nggak nyalain lilin atau senter? Kamu nggak takut gelap-gelapan begini?" tanya sang tante sembari masuk menghampiri Yeonhee.

Yeonhee yang masih belum benar-benar terkumpul nyawanya karena baru saja bangun tidur, hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

Meski gelap, cahaya kecil yang masuk melalui jendela kamarnya cukup untuk membuat Yeonhee melihat keberadaan tantenya. Ditambah dengan sebuah senter kecil yang berada di tangan beliau.

"Mau tante temenin di sini?"

"Nggak usah tan, aku berani kok sendiri."

"Yakin?"

"Iya tanteeee. Yakin," sahut Yeonhee penuh semangat.

"Ya udah kalau gitu, nih senternya kamu pegang. Tante balik ke rumah ya? Kalau ada apa-apa nanti telpon tante aja. Oh iya jendela semua udah tante tutup. Pintu depan nanti jangan lupa dikunci."

Yeonhee mengangguk. Kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya dan mengantar sang tante sampai pintu depan. Lalu menguncinya seperti yang diperintahkan oleh adik dari mamanya tersebut.

Tak ada hal lain yang bisa dilakukan, Yeonhee memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Sama sekali tak punya niatan untuk menyalakan lilin atau senter lainnya untuk diletakkan di tempat lain.

Yeonhee masih terlalu malas. Raganya masih terlalu lemas karena mendadak terbangun tadi.

Makanya ia memutuskan untuk diam di atas tempat tidur sambil memainkan ponselnya.

Hingga satu jam kemudian, anggota keluarga Yeonhee yang lain pulang setelah menghadiri acara pernikahan teman ibunya.

"Tadi mati listrik ya, kak?" tanya sang ibu ketika Yeonhee membukakan pintu.

Sang adik langsung masuk dan berlari ke dapur untuk mengambil air minum sementara sang ayah memutuskan duduk di teras untuk merokok sebentar.

"Iya, bu, pas maghrib."

"Kamu nggak nyalain lilin? Atau senter?" tanya sang ibu ketika tak melihat ada bekas lilin atau senter di atas meja atau tempat lainnya.

"Enggak, hehehe, males."

"Ck! Kebiasaan."

"Aku nggak tahu tempatnya dimana. Males nyari juga kan karena gelap."

"Nggak tahu gimana? Orang di atas kulkas kok. Di tempat biasa. Daripada gelap-gelapan begitu."

"Ya nggak apa-apa, bu. Toh tadi tante juga udah bawain aku senter, cuma senternya aku pake di kamar doang. Nggak di luar."

"Kok malah ngawur."

"Hah? Ngawur gimana, bu?" tanya Yeonhee yang bingung dengan tanggapan sang ibunda.

"Tantemu kan tadi ikut kondangan juga sama suami sama anaknya. Udah gitu pulangnya juga mau langsung ke rumah nenek. Mana mungkin dia kasih senter ke kamu. Ada-ada aja."

"Bu? Seriusan?"

"Loh ya serius."

"Ibu nggak bohong kan? Ibu cuma mau nakut-nakutin aku kan?"

"Ngapain ibu bohong? Nggak ada gunanya. Nakut-nakutin juga buat apa, toh, ya?"

"Tapi bu.... tadi Yeonhee dikasih senter sama tante. Senternya ada di kamar. Kalau ibu nggak percaya aku ambilin deh senternya," ucap Yeonhee yang langsung berlari ke kamar.

Dan ketika menemukan senter yang dimaksud, ia langsung berlari keluar untuk ditunjukkan kepada sang ibu.

"Lihat nih bu! Ini senternya!"

Membuat sang ibu mengerutkan kening.

"Loh itu kan senter yang ada di atas kulkas punya ibu."

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang