77 | same voice

592 199 7
                                    

"Aduh sialan!" tutuk Vivi ketika menyadari bahwa ia tak membawa ponsel pintarnya ketika ia mengecek tas tangan di atas meja kerjanya.
 
 

Vivi tiba-tiba teringat bahwa terakhir kali ia meletakan ponsel itu di depan meja dekat tempat penyimpanan kunci yang ada di dekat pintu utama apartemen yang ia tinggali.
 
 

"Kenapa, Vi?" tanya Jiwoo yang merupakan teman sekantor Vivi. Kebetulan keduanya bersebelahan cubicle.

"Hape gue ketinggalan ih."

"Di rumah?"

"Iya."

"Terus gimana?"

"Mau gue coba telpon. Seinget gue Wonwoo masuk siang. Jadi dia pasti masih ada di rumah. Pengen minta anter atau go-send-in aja kayaknya," ucap Vivi sembari mengangkat telepon kantor untuk kemudian mengetikan nomor teleponnya.

"Oh ya udah coba aja."
 
 

Vivi menganggukkan kepala sembari menunggu sambungannya terangkat. Tak butuh waktu lama. Kurang dari 10 detik dan panggilan tersebut langsung diterima.
 
 

"Halo, Woo? Hape a-"

"Halo."
 
 
 
TAK!
 
 
 

Dengan cepat Vivi langsung menutup panggilan tersebut. Ia menoleh ke arah Jiwoo dengan pandangan yang sulit Jiwoo artikan.

Terkejut, takut, panik. Entahlah yang mana tepatnya.
 
 

"Kenapa? Kok langsung ditutup, Vi?"

"G-gue denger suara perempuan..."

"Hah?" Jiwoo membulatkan matanya lebar-lebar. "Wonwoo bawa perempuan lain ke rumah kalian? Pagi-pagi begini? Kok berani?"

Vivi tak menjawab pertanyaan Jiwoo. Ia memilih mengangkat pesawat telepon di hadapannya kembali dan mengetikan nomor telepon lainnya. Kali ini nomor Wonwoo, yang memang tinggal satu atap dengannya.

Lima detik. Sepuluh detik. Hingga di detik ke 13 panggilan tersebut diterima oleh Wonwoo.

"Ha-"

"Halo, Woo! Kamu dimana?" tanya Vivi ketika merasakan keramaian dari sambungan mereka berdua.

"Di jalan. Kenapa, yang?"

"Jalan? Jalan kemana? Bukannya kamu masuk siang?"

"Yee, kamu lupa. Kan tadi aku udah bilang kalau aku nggak jadi masuk siang. Dipanggil dadakan sama boss disuruh ke kantor jam 9. Setengah jam dari kamu berangkat kan aku juga berangkat."

"H-hah? T-terus di rumah ada siapa, Woo?"

"Rumah? Rumah kita?"

"Iya."

"Ya kosong. Emang mau ada yang mampir, yang? Apa gimana?"

"Enggak, Woo. Oke kalau gitu aku tutup ya teleponnya. Kamu fokus nyetirnya. Hati-hati."
 
 

Vivi langsung menutup teleponnya sebelum Wonwoo sempat menjawab kalimat terakhirnya.

Wajahnya berubah menjadi pucat pasi setelah sambungan tersebut.
 
 

"Kenapa sih, Vi?" tanya Jiwoo lagi.
 
 

Vivi memutar kursinya hingga menghadap Jiwoo. Memandang rekan di depannya tersebut dengan wajah piasnya.
  
 
"Yang ngangkat telepon pertama gue tadi perempuan."

"Terus?"

"Dan suaranya mirip suara gue, Ji."

"Vi?"

"Serius. Gue hapal sama suara sendiri karena gue biasa rekam suara gue buat latihan presentasi buat meeting. Dan itu beneran persis suara gue. Wonwoo juga nggak ada di rumah karena dia udah berangkat kerja. Dan di rumah gue nggak ada siapa-siapa, Ji."

"Jangan-jangan maling?"

"Enggak, Ji. Kalau itu bener maling pasti Wonwoo udah balik ke rumah. Dia pasang sensor di rumah yang bikin hapenya bakal dapet notifikasi kalau ada yang masuk unit gue secara illegal."

"Terus? Jangan bilang-"

"Nggak tahu, gue nggak tahu. Yang jelas gue jadi gemeteran pas denger suara gue sendiri di telepon tadi."

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang