115 | shift malam

477 170 4
                                    

"Astagfirullahaladzim, astaghfirullahaladzim, astaghfirullahaladzim."
 
 

Kim Sihyeon, langsung membuka matanya setelah berhasil keluar dari keadaan paralisis yang ia alami saat tidur.

Sihyeon sontak bangun dan memegangi dadanya yang terasa sesak ketika mengalami sleep paralysis tadi. Kakinya turut merasa sulit digerakan hingga akhirnya ia memutuskan untuk terus beristighfar dan membuatnya berhasil terbangun.
 
 
Mengalami paralisis ketika tidur bukanlah sebuah hal yang baru bagi Sihyeon, ia sering mengalaminya.

Tapi, baru kali ini ia mengalami kejadian tersebut saat tidur di tengah shift malamnya di rumah sakit.

Sudah berkali-kali ia mendapat shift malam, tapi tidak pernah ia mengalami kejadian seperti yang ia alami barusan.
 
 

Dikarenakan masih shock, Sihyeon memutuskan untuk terjaga dan tak langsung tidur kembali. Ia sengaja memutar playlist murotal sembari memainkan ponsel yang kini sudah berada dalam genggaman tangannya.

Mencoba menyibukkan diri agar pikirannya terdistraksi.

Namun, belum ada seperempat jam murotal terputar, indera pendengaran Sihyeon menangkap suara tangisan pelan dari salah satu tempat di ruangan ia berada saat ini, yaitu laboratorium.

Tubuh Sihyeon mendadak kaku. Ia terdiam. Menelan salivanya lalu melirik ke kanan dan ke kiri tanpa menoleh sama sekali. Mencoba menajamkan telinga supaya bisa memastikan bahwa suara yang ia dengar saat ini memang benar adanya dan bukan sekadar halusinasi.
 
 

Dan ya, suara tersebut tetap ada dan terdengar.
 
 

Semakin pelan.
 
 
 

Pelan.
 
 
 
 

Dan pelan.
 
 
 
 
 

Namun, terasa semakin menakutkan.
 
 
 

Membuat bulu kuduk Sihyeon meremang secara perlahan.
 
 
 

Merasa takut dan tak aman terus berada sendirian di laboratorium, Sihyeon memutuskan beranjak pergi menuju ruang IGD, tempat yang lebih ramai di mana banyak seniornya di sana.

Sihyeon mencoba menstabilkan deru napasnya. Mencoba tenang dan tak terburu-buru melangkah agar tidak semakin ditekan rasa takut yang menghampirinya.

Sembari keluar dari ruangan tersebut, ingatannya akan perkataan Onda yang melarang untuk tidur sendiri di laboratorium, muncul di kepala Sihyeon.

Setiap kebagian shift malam, Onda selalu memperingati Sihyeon. Yang tentunya tak Sihyeon dengar karena ia merasa aman-aman saja berada di laboratorium tersebut pada malam hari.

Hingga akhirnya malam ini ia kebagian shift malam dan berjaga seorang diri di sini.
 
 

Kalau sebelumnya Sihyeon hanya akan menanggapi perkataan dan cerita Onda soal paranormal activities yang terjadi di sekitaran laboratorium; dengan sebuah tanggapan "oh,"

Tapi tidak kali ini, tidak ketika ia mengalami gangguan itu sendiri.
 
 
 

Baru beberapa langkah Sihyeon ambil dari ambang pintu laboratorium, suara gedoran dengan sangat kencang tiba-tiba terdengar dari dalam.

Membuat langkahnya refleks terhenti. Sihyeon ketakutan, tubuhnya bergetar.

Suara gedoran tersebut terus terdengar.

Perlahan, Sihyeon mencoba menoleh ke belakang.
 
 

Sial.
 
 

Sihyeon melihat bayangan seseorang dari balik pintu kaca laboratorium yang terkunci tersebut.

Padahal, ia sendirian di dalam tadi.
 
 
 

Ingin lari, tapi seperti ada sesuatu yang menahan kakinya untuk berhenti.

unease; k-idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang