unease; k-idols ✅

74 | kena santet

"Kena santet?"
 
 

Jeongwoo, mengerutkan kening ketika sang ibu menceritakan musibah yang menimpa keluarga dari sang ayahnya yang mengakibatkan semua anggota dari keluarga tersebut meninggal.

Setahu Jeongwoo memang akhir-akhir ini ayahnya seringkali bolak-balik ke kampung halaman untuk menengok saudaranya yang sedang sakit. Jeongwoo tak tahu kalau sakitnya itu karena ilmu Hitam, santet tepatnya.
   
 

"Iya, dek," jawab sang ibu pada Jeongwoo.
 
 

Sang ibu sebenarnya sudah tahu dari lama, namun baru kali ini membahasnya di depan Jeongwoo yang terus bertanya kenapa ayahnya selalu pulang kampung tanpa membawa mereka.
 
 

"Awalnya kakaknya ayah itu kepleset dan langsung nggak bisa jalan. Entah karena ada yang patah, sakit atau gimana. Sempat dibawa ke dokter tapi kata dokter nggak ada apa-apa. Tapi beliau tetep ngerasain sakit dan nggak bisa jalan. Akhirnya sama saudara ayah yang lain kakaknya ayah itu dibawa ke orang yang paham."

"Kenapa nggak dibawa ke dokter spesialis aja, bu?"

"Sudah, dek. Tapi sama aja hasilnya seperti sebelumnya. Dan karena curiga kalau ada penyebab lain yang bukan bisa dijelasin sama orang biasa, makanya dibawa ke orang yang paham. Dan disitu dibilangin lah kalau kakaknya ayah itu kena santet. Beberapa minggu kemudian kakaknya ayah itu meninggal."

"Ini kakaknya ayah yang keberapa, bu?"

"Yang pertama. Yang anaknya udah nikah itu," jawab sang ibu. "Sebelum almarhumah, yang kena pertama itu suaminya. Sama juga penyebabnya. Kepleset dan nggak lama meninggal. Dan setelah itu, selanjutnya yang kena itu anaknya. Menantunya pun kena tapi kenanya beda. Menantunya ini sering kesurupan. Setiap ada saudara dari ayah kamu yang mau meninggal, dia pasti kesurupan."

"Kesurupan gimana, bu?"

"Ya ngamuk. Terus sempet nyeletuk juga, 'enak banget dagingnya sih...,' begitu. Di situ setan yang masuk itu juga bilang kalau dia bakalan incer dan bunuh semua anggota keluarga kakaknya ayah yang pertama. Termasuk orang-orang yang coba bantu dengan ngerawat almarhumah."

"Kok serem, bu?"

"Banget, sayang. Makanya ibu sempat suruh ayah kamu bawa kakaknya itu ke sini. Biar nggak begitu lagi. Karena siapa tahu aja dibawa keluar daerah bisa sembuh. Tapi belum sempat dibawa, beliau keburu meninggal.

Anaknya yang udah nikah itu juga meninggal lebih dulu setelah sakit selama 8 bulan. Penyebabnya sama. Tapi dia lebih tersiksa dari ayah dan ibunya. Kasihan istrinya sampai kebingungan. Karena nggak cuma istrinya aja yang kesurupan tapi suaminya itu juga.

Dan beberapa minggu kemudian kakaknya ayah yang pertama itu meninggal.

Jadi urutannya, suaminya, anaknya, baru dianya.

Dan setelah itu, kakaknya ayah yang kedua jadi giliran selanjutnya. Itu juga karena almarhum sempat ngerawat kakaknya yang pertama itu.

Inget kan dek apa kata setan yang sempat masuk itu bilang sebelumnya?"
 
 

Jeongwoo menganggukkan kepala.
 
 

"Tapi sebelum kakaknya ayah yang kedua meninggal, adiknya ayah kamu sempat lihat ada orang yang mirip tetangganya itu nyapu di luar. Di deket pintu masuk ke dapur rumah kakaknya ayah yang pertama. Dan itu jam 2 malam. Dilihatin agak lama tapi setelahnya pergi juga. Mungkin karena dilihatin jadi nggak enak. Cuma ya nggak tahu persisnya karena apa.

Terus, karena bingung dan curiga kenapa tetangganya itu malam-malam nyapu, ditelfonlah dia. Ditanya, ngapain nyapu malam - malam di luar? nah tetangganya itu bilang kalau dia nggak pernah nyapu malam-malam, apalagi jam 2 pagi.

Dan besok malamnya, kakaknya ayah yang kedua meninggal."
 
 

Jeongwoo terkesiap, ia menelan salivanya karena bingung mau menanggapi kejadian yang menimpa keluarga ayahnya itu seperti apa.

Yang jelas cerita dari sang ibu membuat takut. Takut kalau ayahnya juga menjadi incaran dari sang pengirim santet tersebut.
 
 
 
 

"Mungkin nggak sih bu pelakunya itu tetangganya sendiri?"

"Bisa aja. Tapi gimana, nggak ada bukti. Diusut juga nggak bakal bisa, kalaupun dipaksa dicari tahu lewat jalur hitam juga nanti malah bahaya dan bisa jadi boomerang buat ayah dan keluarga ayah yang lain."